Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paus Fransiskus Sempat Alami Pneumonia Bilateral Sebelum Wafat, Penyakit Apa?

Baca di App
Lihat Foto
AFP/TIZIANA FABI
Paus Fransiskus saat menghadiri ibadah malam di Basilika Santo Petrus, Vatikan, 1 Februari 2025.
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Paus Fransiskus dikabarkan meninggal dunia pada hari ini, Senin (21/4/2025), di Vatikan, Roma.

Dikutip dari KOMPAS.com, Senin (21/04/2025), Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Gereja Romawi Suci menyampaikan bahwa Paus Fransiskus sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Gemelli, Roma.

Bapa Suci diketahui menderita pneumonia bilateral dan telah dirawat selama 38 hari di rumah sakit.

Setelah kondisinya membaik, Paus Fransiskus kembali ke Casa Santa Marta, Vatikan, untuk melanjutkan pemulihan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paus Fransiskus wafat di usianya yang kee-88 tahun. Sebelum itu, ia masih sempat tampil di hadapan puluhan ribu umat Katolik pada perayaan Paskah, Minggu (20/4/2025).

Penyakit pneumonia bilateral yang diderita Paus Fransiskus sering kali memang ditemukan pada seseorang yang sudah lanjut usia.

Penyakit ini merupakan penyakit yang menyerang paru-paru dan dapat menyebabkan gangguan pernapasan serius.

Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai penyakit pneumonia bilateral yang sempat menyerang Paus Fransiskus sebelum tutup usia.

Baca juga: Kronologi Paus Fransiskus Jalani Perawatan Pneumonia Sebelum Meninggal


Apa itu pneumonia bilateral?

Dikutip dari Healthline, pneumonia ganda atau disebut juga bilateral pneumonia adalah infeksi paru-paru yang mengenai kedua sisi paru.

Infeksi ini menyebabkan kantung udara (alveoli) terisi cairan atau nanah sehingga dapat mengganggu pernapasan.

Meskipun bukan istilah medis yang resmi, kondisi ini menunjukkan infeksi dengan jangkauann yang lebih luas dibandingkan dengan pneumonia yang hanya ada di satu sisi.

Dikutip dari Verywell Health, pneumonia bilateral cenderung lebih berbahaya dibandingkan pneumonia unilateral (satu sisi).

Hal itu disebabkan jika pneumonia hanya terjadi pada satu sisi paru, maka sisi lainnya dapat berfungsi sebagai pengganti sementara selama masa pemulihan.

Hal itu tidak berlaku pada pneumonia bilateral yang terkena infeksi pada kedua sisi paru.

Baca juga: Paus Fransiskus Meninggal Dunia, Apa yang Akan Terjadi Setelahnya?

Penyebab pneumonia bilateral

Dikutip dari Verywell Health, infeksi pneumonia bilateral dapat disebabkan oleh jamur, bakteri (Streptococcus pneumoniae dan Mycoplasma pneumoniae), serta virus (influenza dan coronavirus).

Terdapat juga faktor lain yang membuat pneumonia lebih berisiko terjangkit oleh pasien, yaitu usia yang ekstrem (di bawah 2 tahun atau di atas 65 tahun), dan penyakit kronis seperti diabetes, asma, serta jantung.

Kemudian, imunitas rendah, kebiasaan buruk seperti merokok, serta malnutrisi juga dapat memperkuat risiko penyakit pneumonia.

Gejala pneumonia bilateral

Dikutip dari Healthline, berikut gejala-gejala penyakit pneumonia bilateral yang dirasakann tubuh.

  • Batuk berdahak
  • Sesak napas atau napas yang terlalu cepat
  • Demam tinggi, bahkan hingga menggigil
  • Nyeri dada saat bernapas atau batuk
  • Bibir/kuku berwarna kebiruan
  • Kelelahan yang ekstrem
  • Detak jantung yang cepat
  • Perubahan kemampuan berpikir dan kebingungan, terutama pada lansia.

Baca juga: 5 Warisan Pemikiran Paus Fransiskus untuk Dunia

Sementara itu, pada kasus pneumonia berjenis interstisial bilateral, penurunan fungsi paru dapat terjadi lebih parah dari pneumonia bilateral.

Pneumonia interstisial bilateral adalah pneumonia yang lebih parah dari pneumonia biasa.

Hal itu disebabkan pneumonia ini mempengaruhi hingga ke jaringan yang ada di sekitar alveoli.

Gejala pneumonia interstisial bilateral hampir sama dengan pneumonia bilateral, namun dapat melibatkan sesak napas yang lebih parah, serta tanda-tanda peradangan seperti penurunan fungsi paru-paru.

Baca juga: Kronologi Paus Fransiskus Jalani Perawatan Pneumonia Sebelum Meninggal

Pencegahan yang dapat dilakukan

Berikut pencegahan yang dapat Anda lakukan agar dapat mengurangi potensi menderita pneumonia.

Vaksinasi (pneumokokus dan influenza)

Vaksin pneumokokus melindungi tubuh dari Streptococcus pneumoniae.

Vaksin influenza membantu mencegah flu berat yang dapat berkembang menjadi pneumonia, terutama pada orang dengan daya tahan tubuh rendah.

Hindari kebiasaan merokok

Rokok dapat merusak silia, yaitu rambut halus di saluran napas yang bertugas membersihkan kotoran dan mikroba dari paru-paru.

Merokok juga melemahkan sistem kekebalan tubuh yang dapat mempermudah terkena infeksi.

Baca juga: Paus Fransiskus Meninggal Dunia di Usia 88 Tahun

Mencuci tangan sebelum makan

Jika tidak mencuci tangan, kuman bisa masuk ke tubuh melalui mulut, hidung, atau mata, lalu menjangkau saluran napas.

Hindari kontak dengan orang sakit

Pneumonia sering ditularkan melalui droplet atau percikan air liur saat seseorang batuk, bersin, atau berbicara.

Kontak dekat dengan orang yang sakit (terutama di ruang tertutup) meningkatkan risiko tertular kuman penyebab pneumonia.

Sistem imun seseorang yang sehat pun bisa kewalahan jika terpapar kuman dalam jumlah besar secara langsung.

Baca juga: Profil Paus Fransiskus, Pemimpin Umat Katolik yang Wafat Hari Ini

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi