KOMPAS.com - Raden Ajeng (RA) Kartini menjadi wajah perjuangan kaum perempuan dalam memperjuangkan hak untuk kehidupan lebih baik.
Selain RA Kartini yang hari lahirnya diperingati sebagai Hari Kartini setiap 21 April, Indonesia juga tak kehabisan tokoh pejuang wanita.
Baca juga: Siapa Nyonya Abendanon yang Dipanggil Ibu dalam Surat Kartini?
Beberapa di antaranya memang tak dibicarakan sebanyak putri asal Jepara tersebut, tetapi mereka telah diangkat sebagai Pahlawan Nasional karena perjuangannya.
Jika RA Kartini dikenang karena perjuangannya agar perempuan mendapatkan hak pendidikan setara, pahlawan-pahlawan wanita ini juga punya nilai serupa.
Mereka juga memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan hak wanita dalam mengenyam pendidikan.
Melansir dari Kompas.com, Jumat (18/8/2023), berikut kisah pahlawan wanita yang jarang diketahui.
Laksamana Malahayati atau Keumalahayati
Melansir dari laman resmi indonesia.go.id, Keumalahayati merupakan laksamana pertama di dunia.
Meskipun namanya mendunia, kiprah Keumalahayati masih belum banyak dibicarakan oleh masyarakat luas.
Dalam buku Wanita Utama Nusantara dalam Lintasan Sejarah (1994) karya Ismail Sofyan, ia merupakan cucu raja kedua Kesultanan Aceh Sultan Salahuddin Syah dan anak Laksamana Mahmud Syah yang menjabat sebagai panglima.
Lahir pada 1 Januari 1550, sosok yang juga disebut Laksamana Malahayti telah memimpin dua ribu Inong Balee (janda pejuang yang syahid dalam pertempuran) melakukan perlawanan terhadap Belanda.
Dalam perang itu, ia berhasil membunuh Cornelius de Houtman dalam pertarungan satu lawan satu.
Nyi Ageng Serang
Melansir laman resmi Dinas Kebudayaan DIY, Nyi Ageng Serang bernama asli Raden Ajeng (RA) Kustiyah Wulaningsih Retno Edhi.
Selain keturunan dari Sunan Kalijaga, Nyi Ageng juga merupakan nenek dari R.M. Soewardi Surjaningrat atau Ki Hajar Dewantara.
Semasa hidupnya, Nyi Ageng yang juga seorang Panglima Perang Sultan Hamengku Buwono I itu membantu Pangeran Diponegoro dalam perang tahun 1825.
Karena perjuangannya semasa hidup hingga wafat pada usia 86 tahun, Nyi Ageng Serang diangkat menjadi Pahlawan Nasional dan makam di Kabupaten Kulonprogo DIY itu kini menjadi tempat wisata religi.
Baca juga: 34 Kalimat Inspiratif RA Kartini, Cocok Jadi Ucapan Hari Kartini 2025
Siti Manggopoh
Dari buku Khazanah Ulama Perempuan Nusantara (2023) karya Nur Hasan, Siti Manggopoh melakukan perlawanan terhadap kebijakan ekonomi belasting pada awal abad ke-20.
Perempuan berdarah Minangkabau itu mengetahui bahwa kebijakan berupa pajak uang dari Belanda sangat membebani masyarakat.
Sehingga, satu-satunya anak perempuan dalam keluarganya itu melakukan perlawanan dengan menyerang Belanda demi membela hak rakyat.
Maria Walanda Maramis
Berdasarkan laman resmi Dinas Kebudayaan DIY, Maria Walanda Maramis berjasa dalam mengembangkan taraf hidup perempuan di Indonesia pada awal abad ke-20.
Perempuan yang lahir di Kema, Minahasa Utara, Sulawesi Utara itu berjasa dalam pendirian PIKAT (Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya).
Ketika pada saat itu perempuan Minahasa tidak diizinkan sekolah lebih tinggi daripada Sekolah Dasar, Maria berusaha untuk meningkatkan pendidikan mereka.
Karena semangatnya hingga akhir hayat memajukan pendidikan perempuan daerahnya, Maria diangkat menjadi Pahlawan Pergerakan Nasional.
Baca juga: Daftar 10 Tokoh yang Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Ada Gus Dur dan Soeharto
Opu Daeng Risadju
Diambil dari laman Dinas Kebudayaan DIY, Opu Daeng Risajdu lahir dengan nama asli Famajjah dari Muhammad Abdullah To Bareseng dan Opu Daeng Mawellu.
Sebagai orang Luwu, ia mendapatkan gelar "Opu" karena menduduki jabatan tinggi di kerajaan.
Opu Daeng Risadju aktif di organisasi Partai Syarekat Islam Indonesia (PSSI) di kita Pare-pare. Ia pun menjadi perempuan Indonesia pertama yang punya jabatan tinggi di partai politik.
Karena aktif melawan Belanda, ia bersama pengikutnya ditangkap dan mengalami masa penahanan.
Mengabaikan tekanan yang diberikan penjajah, Opu Daeng bahkan sampai mengalami ketulian seumur hidup setelah sebuah senapan diletuskan di samping telinganya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.