KOMPAS.com - Dalam studi baru yang terbit Maret 2025 di basis data pracetak arXiv, para peneliti menemukan bahwa kecerdasan buatan (AI) dapat meyakinkan orang hingga mengira itu adalah manusia.
Hasil itu didapatkan ketika model bahasa besar (LLM) AI mengambil bagian dalam uji Turing tiga pihak, dan berhasil meyakinkan sebanyak 73 persen.
Dilansir dari laman Live Science, para peneliti menyebut LLM GPT-4.5 menjadi lebih baik dalam berpura-pura menjadi manusia, terutama setelah berhasil lulus uji Turing.
Baca juga: 10 Aplikasi Chatbot AI Ini Mengumpulkan Data Pengguna, Mana Terbanyak?
Uji Turing dilakukan dengan cara "interogator" manusia akan mengajukan pertanyaan kepada dua entitas yang tak terlihat, salah satunya manusia dan satunya komputer.
Dari berbagai pertanyaan dan jawaban, interogator akan memutuskan siapa yang manusia dan siapa yang bukan.
Komputer atau sistem AI dapat lulus ujian jika berhasil berpura-pura menjadi manusia dan meniru respons seperti manusia.
Baca juga: Bill Gates Prediksi Peran Dokter dan Guru Akan Diambil Alih AI 10 Tahun Lagi, Apa Katanya?
Bagaimana hasilnya?
Sebelumnya studi lain telah melaporkan bahwa GPT-4 lulus uji Turing dua pihak. Namun, ini pertama kalinya LLM lulus konfigurasi yang lebih menantang dan asli dari "uji peniruan" ilmuwan komputer Alan Turing.
Hasilnya, LLM GPT-4 (dengan perintah persona) lulus uji Turing yang dinilai sebagai manusia secara signifikan "lebih" sering daripada manusia sebenarnya.
Ujian Turing tiga pihak melibatkan pertukaran pertanyaan dan jawaban selama lima menit secara bersamaan dengan manusia dan LLM yang dipilih.
Baca juga: OpenAI Luncurkan GPT-4o secara Gratis di ChatGPT, Apa Itu?
Manusia dan model AI akan mencoba meyakinkan para peserta bahwa mereka adalah manusia.
LLM AI diberi prompt untuk melaksanakan uji Turing dan meyakinkan interogator bahwa ia adalah manusia.
Setelah menganalisis 1.023 permainan dengan panjang rata-rata 8 pesan selama 4,2 menit, para peneliti menemukan LLM tersebut dapat paling meyakinkan peserta bahwa mereka adalah manusia.
Baca juga: Mengenal GPT Zero, Aplikasi yang Bisa Mendeteksi Tulisan Buatan AI
Sementara LLM AI yang tidak diberi prompt atau arahan persona memiliki performa yang jauh lebih buruk.
Gagasan utama dari pengujian Turing bukanlah tentang pembuktian bahwa mesin dapat berpikir, melainkan tentang apakah mesin dapat meniru manusia.
Namun, keterbatasan GPT-4 dalam pengujian ini adalah, LLM AI tersebut membutuhkan petunjuk dan persona untuk membantu mencapai hasil yang mengesankan.
Baca juga: DeepSeek Vs ChatGPT dalam Perspektif Hubungan Internasional
Mengenal konsep kecerdasan buatan Alan Turing
Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan adalah kemampuan komputer atau robot yang untuk melakukan tugas-tugas yang biasanya dilakukan oleh manusia.
Dikutip dari laman Kompas.com (3/5/2023), pekerjaan substansial paling awal di bidang AI dilakukan pada pertengahan abad ke-20 oleh ahli logika dan perintis komputer Inggris, Alan Mathison Turing.
Pada tahun 1935 Turing mendeskripsikan mesin komputasi abstrak yang terdiri dari memori tak terbatas dan pemindai yang bergerak bolak-balik melalui memori, simbol demi simbol.
Baca juga: Kontroversi Artificial Intelligence dan Penegakan Hukum
Tindakan pemindaian tersebut ditentukan oleh program instruksi yang juga disimpan dalam memori dalam bentuk simbol.
Ini adalah konsep program tersimpan Turing yang memungkinkan mesin beroperasi, memodifikasi atau meningkatkan programnya sendiri.
Konsepsi Turing sekarang hanya dikenal sebagai universal Turing machine (mesin Turing universal). Semua komputer modern pada dasarnya adalah universal Turing machine.
Hingga saat ini, artificial intelligence telah berkembang secara paralel dengan perkembangan pemrosesan komputer.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.