Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Warga AS Bandingkan Sosok Trump dengan Paus Fransiskus...

Baca di App
Lihat Foto
AFP/FILIPPO MONTEFORTE
Paus Fransiskus meninggal dengan riwayat penyakit terakhir pneumonia ganda di usia ke 88 tahun. Penyakit ini sangat serius dan sulit diobati.
|
Editor: Irawan Sapto Adhi

KOMPAS.com - Sejumlah warga Amerika Serikat (AS) membandingkan Presiden Donald Trump dengan sosok Paus Fransiskus yang baru saja tutup usia.

Paus Fransiskus meninggal dunia di usia 88 tahun pada Senin (21/4/2025) pagi waktu Vatikan. Hal itu membuat warga AS terutama yang beragama Katolik berduka.

Di tengah keadaan berduka, warga di beberapa kota besar AS membandingkan sosok Paus Fransiskus yang mempunyai sifat teladan dengan Presiden Donald Trump.

Mereka menilai Trump mempunyai nilai-nilai yang bertolak belakang atau bertentangan dengan Paus Fransiskus.

Lantas, apa kata mereka?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Vatikan Ungkap Kondisi Medis yang Jadi Penyebab Paus Fransiskus Meninggal

Warga AS bandingkan Donald Trump dengan Paus Fransiskus

Seorang jemaat Katedral Santo Patrick di New York, Peter mengaku kehilangan Paus Fransiskus yang sangat baik.

Dia pun sempat membandingkan pendekatan lembut Paus Fransiskus dengan kekerasan yang ditunjukkan pemerintahan AS di bawah kepemipinan Trump.

“(Paus Fransiskus) peduli dengan (orang-orang) yang kebanyakan dari kita lupakan, yakni orang miskin, tertindas, terpinggirkan, dan beliau memiliki kekuatan pengampunan yang menyembuhkan,” ucap dia pada Senin (21/4/2025).

“Di sisi lai, kami sekarang memiliki Presiden dan pemerintahan yang mengubah negara ini ke arah yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut oleh Paus ini,” lanjutnya, dikutip dari AFP.

Patung Fransiskus berdiri di samping pintu masuk, sementara potret mendiang Paus dipajang di dekatnya.

Warga New York lainnya, Cathy Colecchi menggambarkan Paus Fransiskus sebagai “Paus untuk semua orang” dan memuji inklusivitasnya.

“Saya sebenarnya sudah sangat lama tidak ikut misa. Tapi hari ini, secara mengejutkan, saya merasa sangat, sangat sedih mengetahui kabar Paus Fransiskus telah tiada,” katanya.

Baca juga: Obituari Paus Fransiskus, Sederhana sampai Akhir Hayat

Sebagian warga Washington juga berkumpul di luar Katedral Nasional Washington untuk memberi penghormatan terakhir kepada Fransiskus.

Beberapa orang tampak terkejut dengan berita meninggalnya sang Paus yang tiba-tiba.

Salah seorang warga di Washington, Mark Smerkanich, jaga membandingkan sosok Paus Fransiskus dengan Donald Trump.

“Dia jauh lebih Kristiani dibanding... misalnya, orang-orang yang saat ini menjabat dan mengaku sebagai umat Kristiani, terutama presiden kita, yang namanya tidak ingin saya sebut,” kata pensiunan berusia 71 tahun.

Beberapa jemaat di Basilica of the National Shrine of the Immaculate Conception Washington berkomentar tentang posisi atau pendekatan Paus Fransiskus dalam hal imigrasi.

Mereka juga mengungkapkan bagaimana kebijakan Trump saat ini tampak bertentangan dengan sejarah negara yang dibangun di atas dan oleh para imigran.

“Ada yang terkejut dan juga sedih. Kami baru saja melihat Paus Fransiskus di layar televisi kami kemarin,” tutur pendeta di Universitas Katolik Amerika, Pastor Aquinas Guilbeau.

“Berita tentang meninggalnya Paus begitu cepat setelah melihatnya di depan umum, itu sedikit mengejutkan dan mengejutkan,” tambahnya.

Baca juga: 5 Warisan Pemikiran Paus Fransiskus untuk Dunia

Di luar Gereja Our Lady of Guadalupe di Miami, Hilda Palermo menyampaikan bahwa dia ingin Paus berikutnya “sangat tradisional”.

“Saya pikir kita membutuhkan orang yang memiliki nilai-nilai, untuk menjaga kekeluargaan - dan saya berharap dia akan menjadi orang yang dekat dengan Tuhan,” jelasnya.

Pamela Garcia menerangkan bahwa ia sebelumnya telah berdoa untuk kesembuhan Paus Fransiskus.

“Tetapi, Tuhan memanggilnya pulang,” imbuhnya.

Baca juga: Penjelasan The Art of the Deal, Prinsip Trump Naikkan Tarif Impor AS

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi