Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Diderita Mbok Yem, Apa Saja Gejala Pneumonia pada Lansia?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/SUKOCO
Legenda Gunung Lawu Wakiyem (82) atau lebih dikenal Mbok Yem, meninggal dunia hari ini di kediamannya, Dusun Dagung, Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Magetan pukul 13:30 WIB. Mbok Yem sebelumnya turun gunung karena menderita pneumonia dan dirawat di RSU Aisyiyah Ponorogo.
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

 

KOMPAS.com - Legenda pemilik warung di Gunung Waru, Mbok Yem, tutup usia pada Rabu (23/4/2025).

Diberitakan Kompas.com (23/4/2025), sosok Wakiyem yang akrab dipanggil Mbok Yem tersebut meninggal dunia di tempat tinggalnya di dusun Dagung, Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Magetan, Jawa Timur.

Pada Maret lalu, Mbok Yem sempat menderita pneumonia yang menyebabkannya harus turun gunung untuk mendapatkan perawatan medis di RSI Aisyah Ponorogo, Jawa Timur.

Humas RSU Aisyiyah Ponorogo, Muh Arbain, mengatakan bahwa Mbok Yem pada awalnya mengeluhkan sakit gigi dan gigi taring yang goyang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal tersebut membuatnya enggan makan hingga tubuhnya melemah dan sempat jatuh tiga kali.

Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang dapat menimbulkan gejala batuk dan sesak napas.

Namun, pada kelompok lansia, pneumonia memang dapat menimbulkan gejala tak khas, seperti melemahnya badan dan penurunan nafsu makan.

Lantas, apa saja gejala pneumonia pada usia lansia selengkapnya?

Baca juga: Paus Fransiskus Sempat Alami Pneumonia Bilateral Sebelum Wafat, Penyakit Apa?

Gejala pneumonia pada lansia

Dilansir dari Healthline, pneumonia dapat menimbulkan gejala yang lebih serius pada lansia disebabkan oleh melemahnya imun tubuh seiring dengan berjalannya usia.

Berikut gejala pneumonia pada kelompok lanjut usia.

Tanda-tanda pneumonia pada lansia ini sedikit berbeda dengan indikasi yang terjadi pada kelompok usia anak-anak hingga dewasa.

Hal tersebut berpotensi menyebabkan keterlambatan diagnosis dan pengobatan.

Sementara itu, pada kelompok usia sebelum lansia, pneumonia lebih ditunjukkan dengan gangguan di saluran pernapasan.

Berikut gejala-gejala yang umum terjadi.

Baca juga: Kronologi Paus Fransiskus Jalani Perawatan Pneumonia Sebelum Meninggal

Penyebab dan pencegahan penumonia menurut dokter 

Dilansir dari Antara, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi Imunologi RSCM, Suzy Maria menyebutkan bahwa angka kematian pada lansia yang menderita pneumonia adalah sekitar 15-25 persen.

Walaupun begitu, Suzy mengatakan bahwa pneumonia dapat dialami oleh semua rentang usia.

Dia pun menjelaskan penyebab pneumonia.

"Kuman masuk dari saluran napas atas dan mulut ke saluran napas. Seharusnya sistem pertahanan tubuh bisa menangkal sehingga tidak jadi sakit," jelas Suzy.

"Tetapi ada kondisi pertahanan tubuh turun atau kuman kuat, lalu masuk ke paru dan menyebabkan radang baru," tambahnya.

Lebih lanjut, dIa menerangkan bahwa pneumonia dapat disebabkan olehy virus, bakteri, dan jamur.

Namun, virus menjadi penyebab yang paling sering dialami. Sementara dalam kelompok bakteri, Streptococcus pneumoniae merupakan bakteri penyebab yang paling umum.

Baca juga: Benarkah Kamar Lembap dan Pengharum Ruangan Semprot Sebabkan Pneumonia?

Dia mengatakan bahwa terdapat beberapa cara untuk mencegah pneumonia.

Pertama, dengan tidak merokok karena merokok dapat merusak selaput lendir saluran pernapasan.

Kedua, dengan rajin mencuci tangan agar penyebab penyakit tidak masuk ke paru-paru.

Ketiga, mengobati penyakit kronik yang diderita, serta menjaga kebersihan gigi dan mulut karena kuman dapat masuk dari mulut.

Tetakhir, Suzy mengingatkan untuk menerapkan gaya hidup sehat.

Dia juga menambahkan bahwa vaksinasi merupakan salah satu langkah pencegahan pneumonia, walaupun tidak menjamin secara 100 persen.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi