Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Obesitas Sentral Diukur dari Lingkar Perut? Ini Kata Dokter

Baca di App
Lihat Foto
freepik.com
Ilustrasi mengukur lingkar pinggang
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Sebuah video reels menarik perhatian warganet karena membahas mengenai obesitas sentral atau obesitas abdominal.

Dilansir dari akun Instagram @vin****.li**** pada Selasa (25/3/2025), terlihat perempuan dan laki-laki saling mengukur lingkar perut sembari mengatakan, "Kalau lingkar perut kalian di atas 90 cm untuk laki-laki dan di atas 80 cm untuk perempuan, artinya kalian obesitas sentral". 

Keduanya kemudian meneruskan, "maka dari itu kalian harus  kurangin makan dan jangan maruk!"

Sebagian warganet menanggapi video tersebut dengan mengungkapkan bahwa mereka baru mengetahui bahwa dirinya menderita obesitas sentral.

DIlansir dari Kompas.com, obesitas sentral adalah istilah medis untuk menyebutkan perut buncit yang berlebihan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, benarkan obesitas sentral diukur menggunakan lingkar perut?

Baca juga: Hindari Obesitas dengan Tidak Lakukan Emotional Eating, Apa Itu?

Benarkah lingkar pinggang tentukan obesitas sentral?

Health Management Specialist Kompas Gramedia, dokter Susanti Helena menyebut parameter yang dipakai untuk mengukur obesitas sentral, yakni lingkar pinggang di atas 90 cm untuk laki-laki dan di atas 80 cm untuk perempuan.

Santi menegaskan bahwa istilah yang dipakai seharusnya lingkar pinggang dan bukan lingkar perut.

Sebab, keduanya merupakan bagian yang berbeda.

"Terminologi yang harus dipakai adalah lingkar pinggang," kata Santi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (23/4/2025).

"Satuan yang ditulis untuk pria 90 cm dan perempuan 80 itu satuan untuk waist, pinggang, bukan perut," lanjutnya.

Santi pun menjelaskan perbedaan cara mengukur lingkar pinggang dan lingkar perut.

"Cara mengukurnya (lingkar perut maupun lingkar pinggang), berdiri tegak, lalu pengukuran dilakukan pada saat berakhirnya hembusan napas," kata dia.

Santi menjelaskan, perbedaannya adalah lingkar perut diukur dari bagian yang paling luas dari perut dan biasanya titiknya berada di area pusar.

Sementara itu, lingkar pinggang didapatkan dari meraba tulang iga yang paling bawah, kemudian meraba tulang panggul yang paling atas.

Daerah yang paling sempit di antara keduanyalah yang disebut sebagai lingkar pinggang.

Dia menambahkan bahwa letak lingkar pinggang biasanya di atas pusar.

Baca juga: Berapa Batas Berat Badan Seekor Kucing Dikatakan Obesitas? Ini Kata Dokter Hewan

Beberapa parameter kesehatan selain lingkar pinggang

"Orang yang mempunyai lingkar pinggang tersebut memang dapat meningkatkan risiko penyakit, misalnya risiko penyakit jantung, pembuluh darah, diabetes, sindrom metabolik," terang Santi.

Walaupun begitu, Santi mengatakan bahwa ukuran lingkar pinggang bukanlah satu-satunya prediktor kesehatan.

"Jadi kita tidak bisa menilai dengan satu nilai saja, misalnya Body Mass Index (BMI). Semakin banyak parameter yang digunakan untuk memperkirakan risiko kesehatan, maka semakin baik," jelas dia.

Santi melanjutkan bahwa perhitungan BMI harus didampingi dengan perhitungan lingkar pinggang tadi. Sebab, bisa jadi seseorang memiliki BMI yang normal tetapi memiliki lingkar pinggang yang tidak.

Walaupun begitu, pengukuran dengan lingkar pinggang saja juga tidak cukup karena terdapat pengukuran yang perlu dilakukan pula, yaitu rasio pinggang : pinggul dan rasio pinggang: tinggi.

Baca juga: Seorang Pria Korsel Menaikkan Berat Badan hingga Obesitas agar Terhindar dari Wamil

Cara mengecilkan lingkar pinggang

Selanjutnya, untuk mengatasi obesitas sentral, Santi mengatakan bahwa mengurangi makan tidak semata-mata menjadi solusi yang tepat.

"Sebetulnya kalau kurangin makan tergantung maksudnya. Kalau kurangin makan dalam hal kuantitas, misalnya dia biasa makan sepiring. Tapi habis itu diganti 3 suap kue tar, sepiring kecil tapi penuh gula," kata Santi.

Karena itu, Santi menyarankan untuk lebih menjaga kualitas makanan dibandingkan menekan kuantitasnya.

"Bisa jadi dia makan sepiring penuh, tapi yang dimakan brokoli dan ayam rebus, kan?" lanjutnya.

Santi menyarankan untuk tidak berpaku pada kalori, tetapi tetap mempertimbangkan bahwa  makanan adalah sumber energi dan bahan pembangun (misalnya protein).

"Untuk mengurangi lingkar pinggang, protein harus cukup, karbohidrat, lemak baik, serat juga harus cukup," ujarnya.

Santi menambahkan bahwa seseorang juga harus berolahraga, cukup tidur, dan tidak stres untuk mendapat lingkar pinggang yang normal.

Baca juga: Jadi Tanda Kesehatan, Berapa Lingkar Perut Normal Orang Indonesia?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi