KOMPAS.com - Sejumlah kebiasaan yang dilakukan saat usia muda, ternyata dapat memicu kerusakan otak.
Padahal, otak merupakan aset berharga yang memiliki peran vital.
Mengenali kebiasaan atau aktivitas sehari-hari menjadi langkah penting untuk menjaga fungsi kognitif tetap optimal hingga usia senja.
Lantas, apa saja kebiasaan di usia muda yang memicu kerusakan otak?
Baca juga: Kronologi Lengkap Titiek Puspa Meninggal, Sempat Alami Pendarahan Otak Usai Syuting Acara TV
10 Kebiasaan yang merusak otak
Berikut adalah beberapa kebiasaan di usia muda yang berpotensi merusak otak:
1. Terlalu lama berada pada kegelapanDilansir dari Times of India, paparan cahaya redup dalam jangka waktu yang cukup lama dapat mengganggu ritme sirkadian alami tubuh.
Ritme sirkadian merupakan jam alami tubuh yang berlangsung selama 24 jam. Ini menjaga tubuh beroperasi pada siklus bangun dan tidur yang sehat.
Jika ritme sirkadian terganggu, hal itu dapat memengaruhi suasana hati, kognisi, dan fungsi otak secara keseluruhan.
Paparan cahaya alami yang memadai sangat penting untuk mengatur siklus tidur dan menjaga kesehatan otak secara optimal.
2. Terpapar banyak berita negatifPaparan berita negatif yang berlebihan ternyata dapat memicu respons stres pada otak. Jika otak mengalami stres, akan menyebabkan kecemasan, depresi, dan gangguan fungsi kognitif.
Mendorong pola konsumsi informasi di media secara seimbang dan membatasi paparan berita yang negatif dapat mendukung perkembangan otak yang lebih sehat pada anak-anak.
Baca juga: Apa Itu Pendarahan Otak yang Dialami Titiek Puspa Sebelum Meninggal Dunia?
3. Sering menggunakan headphoneMendengarkan musik atau konten audio lainnya menggunakan headphone dengan volume tinggi dapat merusak struktur halus telinga bagian dalam.
Jika struktur halus telinga rusak, dapat menyebabkan hilangnya pendengaran dan kesulitan memproses pendengaran.
Mendorong penggunaan headphone yang proporsional dan membatasi paparan terhadap suara keras dapat melindungi kesehatan pendengaran anak-anak, serta menjaga fungsi otak agar tetap berfungsi secara optimal.
4. Isolasi sosialKurangnya interaksi sosial dan keterasingan dapat berdampak buruk pada perkembangan otak. Jika saat usia muda kurang berinteraksi, dapat menyebabkan perasaan kesepian, depresi, dan gangguan fungsi kognitif.
Mendorong hubungan sosial yang bermakna, serta membina hubungan yang positif dapat mendukung perkembangan otak yang sehat dan kesejahteraan emosional pada anak-anak.
Baca juga: Terpapar Polusi Udara Jangka Panjang Bisa Rusak Kinerja Otak
5. Menghabiskan banyak waktu di depan layarMenghabiskan waktu lebih banyak di depan layar dapat berdampak negatif pada perkembangan otak dan mengganggu fungsi kognitif pada anak-anak.
Oleh karena itu, anak-anak perlu mendapat edukasi terkait batasan waktu di depan layar dan memberikan arahan agar melakukan kegiatan alternatif yang dapat mendukung kebiasaan otak yang sehat.
6. Mengonsumsi gula terlalu banyakKonsumsi gula terlalu banyak dapat menyebabkan fluktuasi kadar gula darah, peradangan, dan resistensi insulin. Semua itu akan berdampak pada kesehatan otak dan fungsi kognitif anak.
Untuk itu, orangtua perlu mendorong pola makan seimbang dengan kadar gula tambahan yang rendah, sehingga perkembangan dan fungsi otak pada anak berfungsi secara optimal.
7. Malas gerakMalas gerak atau kurangnya aktivitas fisik dapat mengganggu fungsi otak.
Untuk itu, meningkatkan aktivitas fisik secara teratur kepada anak bisa mendukung perkembangan otak yang lebih sehat.
Baca juga: Kisah Pria Denmark yang Tewas akibat Pembengkakan Otak Setelah Minum Air Kelapa Busuk
8. Kebiasaan tidur yang burukKurangnya kuantitas dan kualitas tidur dapat mengganggu fungsi otak. Kebiasaan tidur yang buruk juga dapat mengganggu kinerja kognitif, serta berdampak pada suasana hati, perilaku, dan kesehatan secara keseluruhan.
Menetapkan rutinitas waktu tidur yang konsisten dan menjaga kebersihan tempat tidur yang baik, dapat mendukung perkembangan dan fungsi otak yang optimal bagi anak-anak.
9. MerokokDilansir dari WebMD (5/7/2024), selain menjadi kebiasaan buruk, merokok dapat mengecilkan otak seseorang. Hal itu dapat memperburuk daya ingat dan membuat anak muda terkena demensia, termasuk alzheimer.
10. Banyak mengonsumsi makanan cepat sajiDalam sebuah penelitian, bagian fungsi otak yang berkaitan dengan pembelajaran, memori, dan kesehatan mental lebih kecil pada orang yang banyak mengonsumsi makanan cepat saji.
Sebaliknya, anak-anak yang banyak mengonsumsi buah, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan sayuran hijau dapat menjaga fungsi otak dan memperlambat penurunan mental.
Itulah informasi mengenai kebiasaan-kebiasaan di usia muda yang dapat memicu kerusakan otak.
Baca juga: Trump Angkat Anak 13 Tahun yang Idap Kanker Otak sebagai Agen Kehormatan Dinas Rahasia AS
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.