Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Perusahaan yang Batal Berinvestasi di Indonesia Sepanjang 2022 hingga 2025

Baca di App
Lihat Foto
businessinsider.com
LG Energy Solution (LGES) resmi menyatakan batal melanjutkan investasi baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia. Keputusan ini sekaligus menandai mundurnya konsorsium Korea Selatan dari proyek rantai pasok baterai EV terintegrasi di Tanah Air. Media Asing Soroti Keputusan LG Batal Investasi di Indonesia, Apa Kata Mereka?
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Investasi perusahaan memberikan dampak positif bagi suatu negara.

Dampak positif itu berupa pertumbuhan ekonomi, peningkatan infrastruktur, hingga penciptaan lapangan kerja.

Dikutip dari KOMPAS.com, Kamis (24/4/2025), Menteri Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Roslan Roeslani mengatakan realisasi investasi kuartal I 2025 yang terdiri dari penanaman modal asing mencapai nominal sebesar Rp 230,4 triliun.

Persentase penanaman modal asing di Indonesia mencapai hingga 49,5 persen, berbeda tipis dengan penanaman modal dalam negeri yang mencapai 50,5 persen.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan-perusahaan asing yang menanamkan modalnya di Indonesia contohnya seperti Samsung, Unilever, Toyota, dan lainnya.

Namun, ada juga beberapa kasus pembatalan atau penundaan investasi perusahaan besar yang terjadi di Indonesia.

Apa sajakah perusahaan-perusahaan tersebut? Simak penjelasan berikut.

Baca juga: Ketika Batalnya Investasi LG di Indonesia Jadi Pembicaraan Media Asing...

Daftar Perusahaan yang Membatalkan Investasinya di Indonesia

Berikut daftar perusahaan yang membatalkan investasinya di Indonesia pada periode tahun 2022-2025.

1. LG

Dikutip dari KOMPAS.com, Rabu (23/4/2025), perusahaan LG asal Korea Selatan batal melakukan investasi di Indonesia pada Selasa, (22/04/2025) lalu. 

Konsorsium Korea Selatan yakni LG Energy Solution, LG Chem, dan LX International Corp sebelumnya mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik (EV).

Nilai investasi yang dibatalkan mencapai nilai 7,7 miliar dollar AS atau Rp 129,8 triliun.

Pembatalan investasi ini disebabkan karena adanya perubahan kondisi pasar global dan potensi perubahan lingkungan investasi di Indonesia.

2. BASF dan Eramet

Dikutip dari siaran pers Kementerian Investasi dan Hilirisasi (BPKM), (27/06/2024), perusahaan asal Jerman, BASF, dan perusahaan asal Perancis, Eramet, batal berinvestasi pada tahun 2024 lalu.

BASF dan Eramet sebelumnya melakukan kerjasama dengan PT Eramet Halmahera Nikel (PT EHN) dalam proyek pemurnian nikel di Sonic Bay, Maluku Utara.

Nilai Investasi yang dibatalkan senilai 2,6 miliar dollar AS atau Rp 43,7 triliun (kurs hari Jumat, (25/04/2025)).

Pembatalan investasi ini diduga karena adanya perubahan signifikan pada kondisi pasar nikel global.

BASF juga merasa tidak ada lagi kebutuhan akan investasi suplai material baterai EV di Indonesia.

Baca juga: Kata Media Asing soal LG Batal Investasi di Indonesia, Singgung Kondisi Pasar

3. Foxconn

Foxconn merupakan perusahaan asal Taiwan yang berencana melakukan investasi di Indonesia.

Sektor investasi yang direncanakan perusahaan ini meliputi manufaktur dan teknologi, termasuk ekosistem kendaraan listrik, energy storage system, daur ulang, R&D, dan pelatihan.

Dikutip dari KOMPAS.com, Jumat (29/04/2024), nota kesepahaman kerjasama dengan Foxconn telah ditandatangani pada Januari 2022 lalu.

Peletakan batu pertama juga sempat dijadwalkan pada awal 2023, namun hingga April 2025 belum ada informasi lebih lanjut mengenai hal itu.

Potensi nilai yang diinvestasikan pun belum diumumkan secara spesifik.

4. SoftBank

Dikutip dari KOMPAS.com, (12/03/2022), perusahaan asal Jepang, SoftBank, mundur dari Investasi IKN pada Maret 2022 lalu.

Sektor Investasi yang direncanakan sebelumnya adalah pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Disebutkan bahwa nilai potensi awal investasinya memiliki nominal hingga 100 miliar dollar AS.

Perusahaan ini mundur dari investasi IKN dikarenakan pendiri dan CEO SoftBank, Masayoshi Son, tidak lagi menjadi bagian dari Dewan Pengarah Pembangunan IKN.

Selain itu, terjadi penurunan kinerja saham dan perubahan sumber pendanaan.

Namun, SoftBank dikatakan tetap berinvestasi di Indonesia melalui perusahaan portofolio seperti GoTo dan Grab.

Baca juga: Saham Vs Emas, Mana Investasi yang Lebih Baik Saat Ini?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi