Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penembakan di Kashmir Tewaskan 26 Turis, Berikut 5 Faktanya

Baca di App
Lihat Foto
GETTY IMAGES via BBC INDONESIA
Tentara Pakistan menjaga pos pemeriksaan di Kashmir.
|
Editor: Intan Maharani

KOMPAS.com - Peristiwa penembakan massal menewaskan 26 orang di Kashmir, yang kini tengah dikuasi India.

Pada Selasa (22/4/2025), orang-orang bersenjata menembaki sekelompok wisatawan di Pahalgam, yang menjadi destinasi favorit para pelancong. 

Baca juga: Siapa Pelaku Penembakan yang Menewaskan 26 Orang di India?

Dilansir dari AP News, Rabu (23/4/2025) polisi setempat menuduh pemberontak sebagai dalang dari serangan tersebut. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelumnya, otoritas setempat belum menentukan siapa yang bertanggung jawab terkait peristiwa ini. Namun hingga saat ini, pelaku sebenarnya masih dicari oleh pihak berwajib. 

Berikut fakta-fakta dari peristiwa penembakan di Kashmir yang menewaskan puluhan wisatawan tersebut.

Terjadi di destinasi wisata favorit

Sering disebut sebagai "mini Swiss", Pahalgam terletak di padang rumput Baisaran yang menjadi tujuan wisata.

Tempat ini disenangi wisatawan karena memiliki padang rumput, hutan pinus, lereng tertutup salju, dan rute pendakian yang menantang. 

Selain itu, kota tersebut berada di rute ziarah tahunan umat Hindu, Amarnath Yatra yang berfungsi sebagai salah satu base camp terbesar. Setiap tahunnya, ratusan peziarah melewati kota itu. 

Pada tahun ini, puncak wisata religi di kota itu mulai pada 3 Juli hingga 9 Agustus. 

Invansi India di Kashmir semakin meluas sejak pemerintahan Modi mempromosikan kota itu sebagai destinasi wisata kepada masyarakat global. 

Tanggapan pemerintah India dan Pakistan

Kashmir sendiri menjadi rebutan antara India dan Pakistan. Kedua negara itu mengklaim kawasan ini sejak perang pecah setelah India lepas dari Inggris pada 1947. 

Sejak saat itu, pertempuran di perbatasan India dan Pakistan ini memicu ketidakstabilan di wilayah tersebut. 

Sebagai negara yang berkaitan dengan Kashmir, kedua negara memberikan tanggapan. 

Perdana Menteri India, Narendra Modi mengecam peristiwa tersebut sebagai "tindakan keji". Ia berharap agar para pelakunya "akan diadili" segera.

Baca juga: Malaysia Ungkap Fakta Baru terkait Penembakan WNI di Selangor

Di sisi lain, pemerintah Pakistan menepis tuduhan bahwa negaranya terlibat serangan itu. 

Mengenai India menuduh negara tetangganya itu sebagai dalang dari penembakan, Islamabad menganggapnya sebagai hal yang sepela. 

Melansir Kompas.com, Jumat (25/4/2025), mereka mengklaim bahwa setiap tindakan yang mengancam Pakistan akan dihadapi dengan tindakan tegas. 

Sebagai tindak lanjutnya, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif memimpin pertemuan Komite Kemanan Nasional dengan para panglima militer. Selama ini, pertemuan antara mereka jarang dilakukan. 

Serangan terburuk sejak India dan Pakistan berkonflik 

Dalam serangan ini, 25 korban merupakan orang India. Sedangkan satu orang merupakan warga Nepal. 

Apabila sebelumnya pemberontak menargetkan anggota militer India, kini warga sipil menjadi korban. Hal ini menandai perubahan taktik pemberontak. 

Sebagai respons dari kejadian ini, Modi mengecam tindakan pelaku dan berniat "menghancurkan teroris sampai jadi debu". 

Pada saat serangan terjadi, para wisatawan tengah menikmati pemandangan pegunungan Pahalgam.

Menurut kesaksian, para penyerang keluar dari hutan dan menyerang kerumuman wisatawan dengan menggunakan senjata otomatis. 

Baca juga: 5 Fakta Pembajakan Kereta di Pakistan yang Diwarnai Baku Tembak

Korban selamat memberikan kesaksian bahwa penyerang menargetkan mereka yang bisa memberikan pernyataan iman Islam. 

Seiring dengan pencarian pelaku, serangan ini memicu kemarahan kelompok nasionalis Hindu di India. 

Buntutnya, mahasiswa asal Kashmir yang tersebar di berbagai kampus di India melaporkan pelecehan dan intimidasi. 

Kedua negara ambil langkah diplomatik di tengah situasi yang memanas

Setelah terjadi serangan di Pahalgam, kedua negara saling menunjukkan langkah diplomatis. 

Karenanya, India mengumumkan penghentikan perjanjian pembagian air dan penutupan perbatasan darat utama dengan Pakistan. 

Sebagai tanda penurunan hubungan diplomatik mereka, India mencabut visa bagi warga negara Pakistan.

Sebagai balasan, Pakistan membalasnya dengan pengusiran diplomat India. Mereka juga membatalkan visa warga negara India selain peziarah Sikh.

Islamabad juga memutuskan untuk menutup perbatasan utama dengan India. 

Selain itu, Pakistan memperingatkan upaya India dalam menghentikan pasokan air Sungai Indus sebagai "tindakan perang". 

Baca juga: Ledakan Bom Bunuh Diri di Stasiun Kereta Pakistan, 25 Orang Tewas

Kejadian bertepatan dengan kunjungan Wapres AS ke India

Ketika serangan di Kashmir terjadi, wakil presiden Amerika Serikat JD Vance ke India.

Setelah bertemu dengan Modi di New Delhi sehari sebelumnya, Vance dalam perjalanan ke kota Jaipur ketika serangan itu meletus. 

Sebagai tanggapan, Vance mengutuk peristiwa itu dengan keras. 

"Selama beberapa hari terakhir, kami telah diliputi keindahan negara ini dan rakyatnya. Pikiran dan doa kami bersama mereka saat mereka berduka atas serangan yang mengerikan ini," ungkapnya. 

Setelah Jaipur, Vance juga mengunjungi Agra pada Rabu (23/4/2025). Ia bermaksud mengunjungi monumen Taj Mahal yang jaraknya 1.000 kilometer dari lokasi serangan.

Lebih lanjut, Presiden AS Donald Trump juga mengecam serangan di Kashmir. 

Menurut otoritas India, Trump telah mengubungi Modi untuk menyampaikan simpati dan menatakan solidaritas untuk "melawan terorisme". 

(Sumber: Kompas.com/Albertus Adit | Editor: Albertus Adit)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi