Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Narasi Batas Usia Aman Kehamilan adalah 35 Tahun, Bagaimana Penjelasan Dokter?

Baca di App
Lihat Foto
Freepik/freepic.diller
Ilustrasi ibu hamil.
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Lini masa media sosial X (sebelumnya Twitter) ramai membicarakan batas usia aman untuk kehamilan, yaitu usia 35 tahun.

Warganet memperdebatkan apakah usia 35 tahun benar-benar batas usia yang aman untuk kehamilan.

Sebab pada beberapa kasus, banyak kehamilan pada usia tersebut yang dinilai berhasil.

Sebagian warganet pun tidak setuju dengan penetapan batas usia itu, salah satunya akun
@tw***eh**** pada Selasa (22/4/2025).

"Gue kemaren liat reels, aslinya cewe tuh masih subur banget sampe usia 40an sedangkan cowo itu max 35. Cmiiw. Jadi kalo cewe susah hamil pas tua bukan karena dirinya sendiri ya, tp karena cowonya. Apalagi gaya hidup merokok, makan tdk sehat dan alkohol bikin itu," tulisnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena itu, warganet juga mempertanyakan anggapan bahwa batas usia aman tersebut menyebabkan kehamilan menjadi lebih berisiko.

Akun @ba****im**** pun menolak pernyataan tersebut dengan menuliskan, "Org bilang hamil di atas 35th beresiko. Tapi aku hamil di umur 20an juga pendarahan. Kalo ga mau beresiko ga usah hamil sekalian. Takdir tuhan ga ada yg tau" pada Rabu (23/4/2025).

Beberapa warganet juga turut mengaitkan kecanggihan inovasi medis di luar negeri sehingga dokter di sana menyarankan untuk tidak perlu risau menghadapi kehamilan di atas usia 35 tahun.

Lantas, bagaimana dokter spesialis kandungan menanggapi perbincangan lini masa tersebut?

Baca juga: Jangan Salah Kaprah, Ini Kata Dokter Terkait Mitos Seputar Kehamilan

Benarkah 35 tahun batas usia aman untuk kehamilan?

Dokter Spesialis Obestetri dan Ginekologi (SpOG) di Rumah Sakit Pondok Indah, Yassin Yanuar Mohammad meluruskan mengenai penggunaan istilah aman dan tidak aman untuk menggambarkan kondisi kehamilan di atas usia 35 tahun tidaklah tepat.

"Sebenarnya itu tidak tepat sepenuhnya, ya. Yang sebenarnya adalah pada usia 35 tahun ke atas, ada peningkatan risiko terhadap kondisi yg bisa dialami oleh janin maupun oleh ibu pada saat kehamilan," terang Yassin saat dihubungi Kompas.com, Kamis (24/4/2025).

Yassin mengatakan bahwa peningkatan risiko yang dimaksud meliputi kemungkinan kelainan terhadap janin, komplikasi kehamilan misalnya hipertensi, dan lain sebagainya.

Dia pun menegaskan bahwa peningkatan risiko ini terjadi di semua negara, tidak terbatas di Indonesia saja.

"Yang membedakan adalah persepsi masyarakat," kata Yassin.

"Tidak serta merta orang tidak boleh hamil di usia 35 tahun. Namun, yang harus dilakukan adalah mengantisipasi risiko secara medis," lanjutnya.

Untuk mengantisipasi risiko tersebut, Yassin menjelaskan sejumlah perawatan medis yang dapat dilakukan selama program kehamilan.

"Itulah tujuannya program hamil, persiapan kehamilan, antinatal care, kontrol rutin dengan dokter. Tujuannya adalah untuk membuat kehamilah di atas 35 lebih aman, dalam artian minim risiko minim komplikasi," jelas dia.

Baca juga: Ramai soal Lingkar Lengan Atas (Lila) Disebut Pengaruhi Kehamilan dan Stunting, Benarkah?

Yassin mengatakan bahwa peningkatan risiko kehamilan berhubungan dengan penurunan cadangan sel telur seiring dengan peningkatan usia.

"Penurunan yang paling drastis adalah pada usia 35 tahun. Dengan begitu, jumlah dan kualitas sel telur menurun sehingga peluang kehamilan menurun dan potensi keguguran meningkat," kata dia.

Yassin juga mengatakan bahwa pada saat ini terjadi peningkatan orang-orang yang memilih hamil atau menikah setelah usia 30 tahun sehingga takjarang ditemui kehamilan di atas 35 tahun.

"Masak orang-orang tidak boleh hamil," tuturnya.

Terakhir, Yassin menambahkan bahwa gaya hidup juga mempengaruhi kualitas sel telur dan kesehatan secara umum.

"Kesehatan reproduksi berkaitan dengan kesehatan secara umum," tutupnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi