KOMPAS.com - Penunjukkan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) sebagai utusan khusus Presiden Prabowo Subianto di upacara pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan disebut memiliki makna khusus.
Menurut pengamat hubungan Internasional Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Lukman Fahmi Djarwono, Prabowo sengaja memilih Jokowi karena ia ingin menunjuk orang tertinggi yang pernah bertemu, dekat, dan berdialog dengan Paus Fransiskus.
Jokowi memang pernah menjamu dan mengadakan pertemuan bilateral dengan Paus Fransiskus di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (4/9/2024) lalu.
Pertemuan tersebut terjadi ketika Paus Fransiskus mengunjungi Indonesia dalam rangka kunjungan apostolik ke kawasan Asia Tenggara.
Baca juga: Obituari untuk Sri Paus Fransiskus
Lukman juga menilai, Prabowo memilih Jokowi supaya Indonesia bisa menggandeng negara-negara yang menjadi korban kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) di bawah pemerintahan Donald Trump.
Pasalnya, Trump juga akan menghadiri pemakaman Paus sehingga momen ini dapat dimanfaatkan untuk melobi AS supaya tarif yang dibebankan kepada Indonesia bisa diturunkan.
“Prabowo ingin memanfaatkan momen tersebut yang rencananya akan dihadiri para pemimpin dari berbagai penjuru dunia agar bisa mendekatkan diri kepada pemimpin-pemimpin negara lain untuk menggandeng kawan dari negara-negara yang bernasib serupa, yakni (yang) mendapat kenaikan biaya tarif ekspor ke Amerika Serikat,” jelas Lukman kepada Kompas.com, Kamis (24/3/2025).
“Hal ini disebabkan Jokowi sudah memiliki jaringan dengan para pemimpin negara-negara tersebut untuk bisa menginisiasi lobi pasca-prosesi (pemakaman Paus Fransiskus),” tambahnya.
Baca juga: Apa Itu Novemdiales, Sembilan Hari Masa Berkabung Wafatnya Paus Fransiskus?
Jokowi berpotensi lakukan pendekatan dan lobi
Lukman menambahkan, Jokowi berpotensi melakukan pendekatan dan inisiasi lobi dengan Trump setelah pemakaman Paus Fransiskus selesai digelar.
Menurut Lukman, Jokowi bukanlah orang yang asing bagi Trump karena keduanya pernah bertemu di beberapa kesempatan.
Jokowi dan Trump pernah mengadakan pertemuan bilateral di sela-sela KTT G20 di Jerman pada 2017 dan konferensi yang sama pada 2019 di Jepang.
“Ini juga diperkuat dengan penunjukan Bapak Wamenkeu Thomas Djiwandono sebagai delegasi Indonesia dalam prosesi di Vatikan tersebut agar dapat memperkuat inisiasi lobi (penurunan tarif untuk Indonesia),” jelas Lukman.
Baca juga: Profil Kardinal Kevin Farrell, Pemimpin Sementara Vatikan Usai Paus Fransiskus Meninggal
Lukman menambahkan, keputusan Prabowo menunjuk Jokowi sebagai utusan khusus merupakan hak prerogatif presiden.
Ia juga menilai, penunjukan mantan presiden oleh presiden yang sedang menjabat untuk menjadi utusan atau delegasi perwakilan negara merupakan hal yang lumrah.
“Di negara Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa dan Asia juga sudah pernah hal serupa,” kata Lukman.
“Hal ini sering disebabkan karena pengaruh presiden terdahulu masih cukup berpotensi untuk menjaga jejaring dan stabilitas hubungan internasional bagi negaranya,” tambahnya.
Baca juga: Paus Fransiskus Wafat, Jumlah Penonton Film Conclave Tiba-tiba Melonjak 283 Persen
Alasan Prabowo tunjuk Jokowi sebagai utusan khusus
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menjelaskan, Prabowo memilih Jokowi sebagai utusan khusus karena eks Gubernur DKI Jakarta 2012-2014 ini pernah bertemu Paus Fransiskus pada 2024.
Ia juga menyampaikan, Prabowo tidak menunjuk Menteri Agama Nasaruddin Umar sebagai utusan khusus karena Paus Fransiskus merupakan tamu kehormatan Jokowi saat Kepala Negara Vatikan ini mengunjungi Indonesia.
“Pak Jokowi adalah presiden ketika itu yang bertemu langsung ketika Paus Fransiskus berkunjung ke Jakarta sehingga Pak Prabowo merasa tingkatnya adalah tingkat kepala negara ketika itu,” jelas Muzani di Kompleks Parlemen, Jakarta dikutip dari Antara, Jumat (25/4/2025).
“Itu sebabnya yang diminta adalah Pak Jokowi untuk menghadiri dan mewakili pemerintah dan rakyat, serta bangsa Indonesia di Vatikan, tapi didampingi oleh beberapa kawan-kawan lain,” tambahnya.
Baca juga: Mengenang Pesan Terakhir Paus Fransiskus Sebelum Wafat: Perdamaian di Gaza
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.