KOMPAS.com - Kanker serviks adalah jenis kanker yang ditemukan di bagian mana pun pada serviks, yakni bagian bawah rahim yang terhubung ke vagina.
Hampir semua kanker serviks disebabkan oleh infeksi jenis human papillomavirus (HPV) tertentu yang berisiko tinggi.
Seseorang dapat tertular HPV dari kontak kulit ke kulit di area genital, hubungan seksual (vaginal, anal, atau oral), dan penggunaan berbagi mainan seks.
Baca juga: Disebut Dapat Menyebabkan Kanker Serviks, Apa Itu HPV?
Kanker serviks terjadi ketika sel-sel sehat di serviks mengalami perubahan pada DNA-nya. Perubahan tersebut memberi tahu sel untuk berkembang biak dengan cepat.
Hal ini menyebabkan terlalu banyak sel yang berujung pada pembentukan tumor. Ini dapat menyerang dan menghancurkan jaringan tubuh yang sehat.
Seiring berjalannya waktu, sel-sel tersebut dapat pecah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Baca juga: 3 Gejala Kanker Serviks Stadium Awal yang Sebaiknya Jangan Disepelekan
Kelompok yang lebih mungkin terkena kanker serviks
Siapa pun yang memiliki serviks dapat terkena kanker ini. Kanker serviks sebagian besar menyerang wanita di bawah usia 45 tahun.
Seberapa serius kanker serviks bergantung pada beberapa faktor, seperti seberapa besar kankernya, apakah kanker telah menyebar, dan bagaimana kondisi kesehatan Anda secara umum.
Baca juga: 5 Cara Menurunkan Risiko Terkena Kanker Serviks
Menurut Layanan Kesehatan Nasional UK (NHS), seseorang lebih berisiko terkena kanker serviks jika:
- Berusia di bawah 45 tahun – kanker serviks lebih umum terjadi pada wanita yang lebih muda.
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya pada pengidap HIV atau AIDS.
- Telah melahirkan banyak anak atau memiliki anak di usia dini (di bawah 17 tahun).
- Anak yang ibunya mengonsumsi obat hormonal diethylstilbestrol (DES) saat hamil.
- Pernah menderita kanker vagina, vulva, ginjal, atau kandung kemih di masa lalu.
Anda tidak akan terkena kanker serviks jika Anda telah menjalani operasi pengangkatan rahim dan leher rahim (histerektomi total).
Baca juga: Ada Tes HPV DNA secara Mandiri, Bisakah untuk Deteksi Kanker Serviks?
Faktor risiko kanker serviks
Dikutip dari laman Mayo Clinic, faktor risiko kanker serviks meliputi:
- Merokok. Infeksi HPV pada perokok cenderung berlangsung lebih lama dan kecil kemungkinannya untuk sembuh.
- Meningkatnya jumlah pasangan seksual. Semakin banyak jumlah pasangan seksual, semakin besar pula peluang Anda untuk tertular HPV.
- Aktivitas seksual dini. Melakukan hubungan seksual di usia dini meningkatkan risiko terkena HPV.
- Infeksi menular seksual lainnya. Mengidap infeksi menular seksual (herpes, klamidia, gonore, sifilis, dan HIV / AIDS) meningkatkan risiko HPV.
- Sistem kekebalan tubuh yang melemah. Anda mungkin lebih mungkin terkena kanker serviks jika sistem kekebalan tubuh melemah akibat kondisi kesehatan lain dan Anda mengidap HPV.
Baca juga: Tes HPV DNA Gratis untuk Deteksi Kanker Serviks di Puskesmas Jakarta, Cek Syaratnya!
Anda mungkin tidak selalu dapat mencegah kanker serviks. Namun, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk menurunkan risiko terkena kanker serviks.
Skrining serviks dan vaksinasi HPV adalah cara terbaik untuk melindungi diri Anda dari kanker serviks.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.