KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat akan melakukan reaktivasi jalur kereta api nonaktif.
Saat ini, ada beberapa jalur nonaktif yang masuk ke dalam fokus Pemprov bersama dengan PT Kereta Api (Persero).
Baca juga: KRL Jabodetabek Uji Coba Kereta Baru Buatan Dalam Negeri
Di Jawa Barat sendiri ada lima jalur nonaktif yang rencananya akan dihidupkan kembali, salah satunya adalah Banjar-Padalarang.
Kini, jalur-jalur non-aktif itu berada di bawah pengelolaan KAI, yang mendukung rencana reaktivasi ini.
"KAI menyambut baik inisiatif Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam menghidupkan kembali jalur-jalur kereta api yang telah lama tidak beroperasi. KAI siap mendukung dengan mengembalikan aset-aset yang dikelola KAI untuk kepentingan reaktivasi ini," kata Vice President Public Relations KAI, Anne Purba dalam rilis pers yang diterima Kompas.com pada Juma (25/4/2025).
Pembangunan kembali jalur kereta api sendiri berada di bawah kewenangan pemerintah yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.
Persiapan KAI untuk reaktivasi jalur di Jawa Barat
Sebelum jalur-jalur tersebut direaktivasi, pihak KAI telah melakukan persiapan dengan investasi dengan peremajaan unit kereta.
Salah satu upaya mereka adalah menambah 29 trainset Kereta Rel Listrik (KRL), untuk berjaga-jaga jika beberapa pemerintah memilih elektrifikasi jalur tersebut.
Pihak KAI menambahkan 16 set kereta baru dan 2 set kereta retrofit dari PT INKA. Selain itu, 11 set kereta dari China juga akan didatangkan setelah uji dinamis selesai.
Dengan penambahan ini, nantinya kereta-kereta itu bisa langsung digunakan ketika reaktivasi jalur di Jawa Barat benar-benar terlaksana.
"Sehingga apabila jalur-jalur kereta api itu sudah berhasil direaktivasi, sarana KAI telah siap untuk melayani penumpang," tutur Anne Purba.
Baca juga: Daftar Tarsus Tiket Kereta Api dari Stasiun Semarang Poncol, Mulai Rp 25.000
Reaktivasi jalur kereta ini diharapkan bisa mengurai kemacetan dan meningkatkan efisiensi anggaran perawatan jalan raya.
Seperti diketahui, kereta api dan KRL memiliki daya tampung besar yang bisa menjadi moda transportasi alternatif bagi masyarakat.
"KAI siap mendukung rencana reaktivasi jalur kereta api yang diinisiasi oleh pemerintah provinsi Jawa Barat. KAI percaya bahwa kereta api, dengan segala keunggulannya, dapat memberikan kontribusi besar bagi mobilitas masyarakat dan pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat," tutup Anne.
Besar anggaran reaktivasi jalur kereta Jawa Barat
Menurut Pemprov Jawa Barat, relasi Banjar-Pangadaran merupakan opsi paling realistis dalam tahap awal reaktivasi jalur kereta api nonaktif.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bahkan sudah menyampaikan angka anggaran yang sekiranya dibutuhkan Pemprov.
Setidaknya, pemerintah membutuhkan Rp3 triliun untuk jalur Banjar-Pangandaran sendiri.
Sedangkan total biaya reaktivasi seluruh jalur non-aktif akan memakan biaya sebesar Rp20 triliun.
"Yang paling mungkin dan realistis adalah yang jalur Banjar–Pangandaran," kata Dedi Mulyadi pada Rabu (23/4/2025), seperit yang dilansir dari Kompas.com.
Baca juga: KAI Gelar Diskon Tarif Kereta Api 20 Persen untuk Keberangkatan dan Tujuan Stasiun Ini
Alasan Pemprov Jawa Barat menghidupkan relasi Banjar dan Pangadaran yaitu untuk menghubungkan kawasan wisata kedua tempat.
Adapun jalur-jalur yang rencananya diaktifkan kembali yakni:
- Bandung–Ciwidey (37,8 km)
- Garut–Cikajang (28,2 km)
- Rancaekek–Tanjungsari (11,5 km)
- Cipatat–Padalarang (17 km)
- Banjar–Cijulang (82 km).
Di antara jalur-jalur non-aktif tersebut, ada sejumlah stasiun yang sudah tidak beroperasi lagi. Sehingga untuk melakukan reaktivasi, perlu kembali menghidupkan stasiun-stasiun tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.