Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenang Paus Fransiskus, Menlu Vatikan Rasakan Kekosongan Besar

Baca di App
Lihat Foto
AFP/TIZIANA FABI
Paus Fransiskus saat menghadiri ibadah malam di Basilika Santo Petrus, Vatikan, 1 Februari 2025.
|
Editor: Intan Maharani

KOMPAS.com - Paus Fransiskus telah dimakamkan di Basiliksa Santa Maria Maggiore pada Sabtu, (26/4/2025).

Sejak Bapa Suci meninggal dunia pada Senin (21/4/2025), mata dunia tertuju pada Vatikan.

Baca juga: Alasan Paus Fransiskus Pilih Basilika Santa Maria Maggiore sebagai Peristirahatan Terakhirnya

Sebelum meninggal dunia, Bapa Suci kerap mendapat nasihat untuk mempertimbangkan langkah-langkahnya selama beberapa tahun terakhir.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akan tetapi di balik sikapnya yang lembut dan penuh kasih sayang, ia tetap bekerja keras hingga menentang nasihat orang-orang di sekitarnya.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Vatikan, Uskup Agung Paul Gallagher yang sempat tidak setuju pada sikap mendiang pada awalnya. 

"Satu hal yang selalu saya kagumi darinya – meskipun tidak selalu saya setujui pada awalnya – adalah bahwa ia tidak lari dari hal-hal yang sulit," ungkap Uskup Agung Gallagher dikutip dari BBC, Sabtu (26/4/2025). 

"Ia kan menghadapi masalah dan itu menunjukkan keberanian luar biasa," sambungnya. 

Kekosongan setelah Paus Fransiskus tiada 

Selama ini, Uskup Agung Gallagher telah mendampingi Paus Fransiskus dalam urusan-urusan kenegaraan. 

Tiadanya Bapa Suci ternyata meninggalkan kekosongan besar bagi Menteri Luar Negeri Vatikan tersebut. 

"Dia benar-benar menyuarakan mereka yang tidak bersuara dan sangat menyadari bahwa sebagian besar orang tidak berdaya dan tidak memiliki takdir di tangan mereka," ucap Uskup Agung.

"Saya pikir dia merasa bahwa dia dapat memberikan kontribusi untuk membuat keadaan sedikit lebih baik bagi mereka," tambahnya. 

Menjabat sejak 2014, Uskup Agung Gallagher telah mendampingi Paus Franskiskus dalam perjalanan-perjalanan kenegaraan. 

Baca juga: Setelah Cekcok Panas, Trump dan Zelensky Gelar Pertemuan di Roma Jelang Pemakaman Paus Fransiskus

Menurut kesaksian Uskup Agung, mendiang punya minat besar terhadap kemansuaiaan. 

Ketika melihat penderitaan para migran serta wanita dan anak-anak yang terjebak dalam konflik, mendiang turut bersusah hati. 

Uskup Agung menceritakan bahwa Paus Fransiskus ikut merasakan penderitaan mereka "dengan sangat nyata". 

Berdasarkan kesaksian Uskup Agung, mendiang terus menerus bekerja dengan kecepatan penuh dan hampir tidak ada waktu libur.

Bahkan Gallagher mengira bahwa Paus sudah 66 atau 67 tahun tidak merasakan liburan.

Paus Fransiksus sangat peduli pada migran

Sejak menjabat, Paus kerap mengunjungi negara-negara yang selalu diinginkan oleh mereka yang membantunya. 

Perjalanan pertama Paus setelah dilantik adalah bertemu dengan para migran di Pulau Lampedusa, Italia. 

Di antara 60 negara itu, Uskup Agung Gallagher mengingat bahwa kunjungan di Republik Afrika Tengah membuat banyak penasihat khawatir.

Berdasarkan penuturannya, para penasihat Paus Fransiksus berusaha mengingatkan bahwa perjalanan itu bisa jadi berbahaya. 

"Ia hanya berkata 'baiklah saya akan pergi dan jika tidak ada yang mau ikut, baiklah, saya akan pergi sendiri', yang tentu saja membuat kami malu," kenangnya. 

Baca juga: Sederet Tokoh Dunia yang Hadir di Pemakaman Paus Fransiskus, Siapa Saja?

Sesuai keinginannya, Paus Fransiskus mengunjungi Republik Afrika Tengah pada 2015 lalu. 

Selain itu, sosok-sosok yang ditemui Paus juga berhasil mengejutkan orang-orang di sekitarnya. 

"Ia selalu ingin mengejutkan kami dengan siapa saja yang bersedia ia temui dan ajak bicara. Terkadang lembaga ini (Vatikan) akan berkata seseorang harus sedikit lebih berhati-hati dan ia tidak mau mendengarkannya," paparnya. 

Kepedulian Paus terhadap migran termasuk mengingatkan para pejabat bahwa mereka adalah manusia, bukan sekadar "angka". 

Di sisi lain, Paus disebutkan pernah terlihat tertidur ketika menghadiri acara-acara resmi dengan para politisi dan kepala negara. Sehingga muncul dugaan bahwa mendiang tidak menikmati momen bertemu dengan nama-nama besar. 

Dalam wawancara ini, Uskup Agung Gallagher memberikan tanggapan tentang dugaan para pengamat soal ekspresi Paus. 

Ia mengakui bahwa Paus Fransiskus lebih suka bertemu dengan orang-orang biasa. 

Baca juga: Sederet Tokoh Dunia yang Hadir di Pemakaman Paus Fransiskus, Siapa Saja?

Pesan terakhir Paus Fransiskus untuk Uskup Agung Gallagher

Uskup Agung berpendapat bahwa Paus memiliki banyak dimensi, tetapi ia adalah sosok yang "sangat mudah didekati" dan "sangat normal". Padahal, ia menempati posisi tertinggi di Gereja Katolik Vatikan. 

Terakhir, Uskup Agung mengungkap kata-kata terakhir Paus padanya sebelum meninggal dunia. 

"Saya dulu suka menceritakan anekdot dan ia juga menyukai hal-hal semacam itu. Hal terakhir yang pernah ia katakan kepada saya, dua minggu lalu, adalah, 'jangan kehilangan selera humormu'," ucapnya. 

Sementara itu, pemakaman Paus Fransiskus telah digelar dan dihadiri oleh tokoh-tokoh penting dunia.

Nantinya, makam Bapa Suci mulai bisa dikunjungi oleh masyarakat umum pada Minggu (27/4/2025). 

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi