Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alami Stroke Saat Tidur, Apa yang Dirasakan Tubuh Ketika Bangun?

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Istimewa
Ilustrasi gejala stroke saat bangun tidur.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Tidak banyak yang menyadari bahwa seseorang bisa saja terserang stroke saat tertidur lelap.

Kondisi ini dinamakan dengan wake up stroke, yaitu stroke saat tidur yang gejalanya baru dirasakan saat bangun tidur. 

Dilansir dari Irish Heart Foundation (31/10/2018), kondisi ini didefinisikan sebagai situasi di mana seseorang terbangun dengan gejala stroke yang tidak dirasakannya sebelum berangkat tidur.

Sekitar 20 persen, atau satu dari lima kasus stroke, dapat mengalami gejala ini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, saat mengalami stroke ketika tertidur, apa saja gejala yang dirasakan kala bangun tidur?

Baca juga: 11 Tanda Stroke yang Bisa Dilihat di Pagi Hari, Apa Saja?

Gejala stroke saat bangun tidur

Departemen Kedokteran Darurat dan Penelitian Ilmu Kesehatan di Klinik Mayo, Fernanda Bellolio menjelaskan, tidak ada perbedaan signifikan antara wake up stroke dengan stroke pada umumnya.

"Gejala yang dapat dirasakan saat seseorang mengalami wake up stroke di antaranya sulit berbicara dengan jelas, kelemahan atau kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh, dan wajah terkulai," papar Bellolio.

Dari segi tingkat keparahan dan karakteristik lainnya, stroke saat tidur juga tidak berbeda dengan stroke pada umumnya.

Dilansir dari American Heart Association Journal, sebuah penelitian terhadap sejumlah pasien menunjukkan apa yang diarasakan ketika mengalami stroke saat tertidur lelap.

Baca juga: Sudah Kena Stroke, Haruskah Obat Hipertensi Diminum Seumur Hidup? Ini Penjelasan Dokter…

Seorang pasien wanita berusia 64 tahun mengalami gejala stroke saat bangun tidur. Pada malam hari, pasien tiba-tiba terbangun dari tidurnya sekitar pukul 04.00 dini hari.

Berdasarkan keterangan anggota keluarganya, pasien tidak dapat berbicara. Namun selang 1 jam kemudian, kondisinya kembali normal.

Saat dirawat di rumah sakit, pasien tersebut juga menunjukkan apnea tidur seperti mendengkur cukup keras.

Kasus lainnya dialami juga oleh seorang wanita berusia 59 tahun yang mengeluhkan sakit kepala parah di pagi hari dengan rasa kantuk yang berlebihan.

Enam bulan sebelumnya, pasien tersebut terbangun dari tidur dengan mati rasa ringan. Tepatnya pada sisi kanan wajah, lengan, dan tangan kanannya.

Baca juga: Ada 3 Jenis Penyakit Stroke, Bagaimana Cara Mencegahnya?

Apa penyebab wake up stroke?

Bellolio mengungkapkan, stroke yang terjadi saat tidur berkaitan dengan ritme sirkadian (siklus tidur-bangun).

Stroke ini juga dipengaruhi oleh perubahan pembekuan darah, kadar hormon, dan fungsi sistem saraf selama malam hari.

Faktor lain yang mungkin berkontribusi terhadap stroke saat tidur antara lain gangguan pernapasan saat tidur, termasuk apnea tidur (mengorok) yang tidak teratasi.

Apnea tidur yang tidak teratasi dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen ke otak secara berulang. 

Kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya hambatan dalam pasokan darah ke otot jantung, sehingga otot jantung tidak mendapatkan cukup oksigen (iskemia jantung) dan berpotensi mengalami serangan jantung.

Selain itu, irama denyut jantung yang terganggu menjadi lebih cepat dan tidak beraturan atau fibrilasi atrium, juga dapat menghambat aliran darah ke otak. 

"Hal ini sangat penting diperhatikan pada pasien yang memiliki plak kolesterol di arteri leher, yang berperan membawa darah dari jantung ke otak," jelas Bellolio.

Baca juga: Benarkah Mencium Aroma Roti Panggang Gosong Pertanda Stroke? Ini Kata Dokter

Pengobatan stroke saat tidur

Bellolio menjelaskan, penanganan stroke yang terjadi saat tidur sedikit berbeda dibandingkan dengan jenis stroke pada umumnya.

Pengobatan menggunakan obat penghancur bekuan darah seperti alteplase belum disetujui untuk kasus stroke jenis ini.

“Pada kasus stroke yang gejalanya terjadi saat bangun tidur, kita tidak mengetahui secara pasti kapan gejalanya mulai muncul, dan pasien-pasien ini sebelumnya tidak dilibatkan dalam sebagian besar uji klinis awal,” jelasnya. 

Namun, sebuah penelitian di Eropa menunjukkan bahwa sebagian pasien dengan jenis stroke ini mungkin memenuhi kriteria untuk menjalani prosedur trombektomi, yaitu mengeluarkan pembekuan darah secara mekanis. 

Artinya, dalam kondisi tertentu, dokter dapat menggunakan alat khusus untuk menghilangkan sumbatan dan memulihkan aliran darah ke otak.

Cara ini mirip dengan prosedur yang dilakukan oleh ahli jantung untuk membuka arteri yang tersumbat setelah serangan jantung.

Bellolio juga mengungkapkan, stroke saat tidur harus ditangani dengan cara yang sama seperti stroke akut lainnya. 

"Tes sinar-X khusus pada otak dapat membantu menentukan tindakan medis yang paling tepat," tandasnya.

Baca juga: 3 Cara Atur Asupan Makanan untuk Hindari Stroke Secara Bertahap

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi