Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Viral Warganet Overdosis Anestesi Saat Operasi hingga Kejang dan Saraf Putus, Kok Bisa?

Baca di App
Lihat Foto
Cherries
Doctor is preparing anesthesia for surgery
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Media sosial Tiktok tengah ramai kasus seseorang yang diduga mengalami overdosis anestesi.

Salah seorang pemilik akun membagikan video yang menampilkan sosok dirinya yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit dengan tubuh kejang-kejang.

Dalam postingannya yang lain, pemilik akun tersebut menuliskan kronologi ceritanya. Berikut kutipan yang diambil dari postingan tersebut.

“Jadi aku ada operasi di sebuah rumah sakit di bulan Mei 2024, pada saat operasi berlangsung aku mendadak kejang-kejang. Setelah itu, obat bius pun ditambah hingga kejang-kejang itu berhenti. Namun, setelah operasi aku kejang-kejang lagi selama 12 jam namun ga ada satupun dokter dan perawat yang menangani. aku akhirnya koma selama hampir satu bulan. bayangkan selama 12 jam berapa ratus ribu saraf yang putus. setelah itu akhirnya aku dipindahkan ke Rumah Sakit yang lebih memadai, dan aku sampai detik ini sama sekali ga ada niat untuk menuntut rumah sakit sebelumnya, dan sekarang aku fokus untuk terapi.” - mem***ome

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Postingan itu ramai di media sosial dengan berbagai komentar dan simpati dari warganet.

Banyak dari mereka yang menyayangkan prosedur rumah sakit yang tidak bertanggung jawab mengurus hal tersebut.

Namun, apa sebenarnya overdosis anestesi itu? dan bagaimana itu bisa terjadi?

Baca juga: Alasan Kemenkes Setop Prodi Anestesi Undip Buntut Kasus Perundungan

Apa itu overdosis anestesi?

Menanggapi isu ini, Dokter Spesialis Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr. dr. Andi Ade Wijaya, Sp.An-KAP, memberikan penjelasan medis terkait overdosis anestesi.

Menurut Andi, overdosis obat anestesi terjadi ketika obat diberikan dalam dosis yang melebihi kebutuhan pasien, sehingga menimbulkan efek samping yang berbahaya.

Efek yang ditimbulkan bervariasi tergantung pada jenis obat yang digunakan, mulai dari hilangnya kesadaran hingga henti jantung.

“Untuk tindakan anestesi, kita menggunakan berbagai macam obat dengan cara kerja dan efek samping yang berbeda," jelas Andi.

"Karena saya tidak tahu jenis obat yang digunakan dalam kasus ini, saya tidak bisa menyatakan secara pasti apakah itu overdosis anestesi,” jelasnya.

Andi juga menambahkan bahwa jika terjadi overdosis, maka penanganan akan disesuaikan dengan gejala serta jenis obat yang digunakan.

Baca juga: Embrionya Tertukar di Klinik, Perempuan AS Melahirkan Bayi Orang Lain

Risiko di klinik kecantikan

Andi menjelaskan, di klinik kecantikan, anestesi yang digunakan umumnya adalah anestesi lokal, bukan obat sedatif atau psikotropika.

Hal itu disebabkan penggunaan obat golongan tersebut diatur ketat oleh undang-undang dan memerlukan izin khusus serta pengawasan dokter spesialis anestesi.

Andi menjelaskan bahwa anestesi lokal biasanya disuntikkan di area tindakan untuk menghilangkan rasa sakit. Meski demikian, obat ini tetap memiliki risiko.

“Overdosis bisa terjadi jika obat disuntikkan melebihi dosis maksimal yang dibutuhkan pasien. Obat anestesi lokal memang bisa menyebabkan kejang jika diberikan secara berlebihan," kata Andi.

"Tapi saya tidak bisa menyatakan apakah video yang beredar memang gejala overdosis anestesi lokal, karena ada juga obat-obatan lain yang bisa menyebabkan gejala serupa,” imbuhnya.

Ia menekankan pentingnya pemantauan kondisi pasien, seperti denyut jantung, saat tindakan anestesi dilakukan.

Hal ini penting karena overdosis anestesi lokal bisa menyebabkan gangguan irama jantung.

Mengenai kondisi pasien yang koma selama hampir satu bulan, Andi menjelaskan bahwa hal itu bisa menyebabkan dampak jangka panjang pada fungsi fisik dan sistem saraf pasien.

Namun, tanpa data medis lengkap, sulit menyimpulkan penyebab pasti koma tersebut.

Baca juga: Kisruh UNS Wajibkan Mahasiswa Pindah Faskes ke Klinik Kampus, Ini Kata BPJS Kesehatan

Contoh obat anestesi lokal

Sebagai tambahan informasi, Andi menyebutkan beberapa jenis obat anestesi lokal yang berisiko menyebabkan kejang bila diberikan dalam dosis berlebihan.

Obat-obatan tersebut termasuk:

  • Lidocaine
  • Bupivacaine
  • Procaine.

Obat-obatan tersebut masuk dalam golongan amida dan ester, dan harus digunakan dengan hati-hati serta sesuai indikasi medis.

Baca juga: Jet Tempur Israel Serang Klinik di Gaza, Runtuhkan Salah Satu Pilar Kesehatan Palestina

Pemantauan oleh tenaga medis profesional dan penggunaan obat sesuai dosis yang aman sangat krusial untuk mencegah risiko yang membahayakan nyawa pasien.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi