Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Sebut Indonesia mulai Alami Suhu Tinggi dan Cuaca Terik, Kapan Berakhir?

Baca di App
Lihat Foto
Instagram/@infobmkg
Wilayah Indonesia mulai alami suhu tinggi dan cuaca panas saat peralihan dari musim hujan ke kemarau 2025.
|
Editor: Yefta Christopherus Asia Sanjaya

KOMPAS.com - Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia sedang mengalami transisi dari musim hujan ke kemarau.

Deputi Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengatakan, kondisi tersebut ditandai dengan suhu udara yang terik sejak pagi hingga siang hari.

Cuaca terik dapat diikuti dengan potensi hujan lokal pada sore hingga malam hari.

Baca juga: 20 Wilayah di Indonesia Alami Suhu Tertinggi Saat Kemarau 2025, Mana Saja?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Selain itu suhu (cuaca) panas juga dipengaruhi oleh posisi semu Matahari yang berada di dekat ekuator dan terus bergeser ke arah utara dengan posisi deklinasi terakhir tercatat di sekitar 11,2 derajat lintang utara,” ujar Andri kepada Kompas.com, Rabu (30/4/2025).

“Posisi ini menyebabkan intensitas penyinaran Matahari di wilayah Indonesia menjadi lebih optimal,” tambahnya.

Lalu, kapan suhu tinggi dan cuaca terik yang melanda Indonesia berakhir?

Baca juga: Ramai soal Pulau Jawa Terasa Panas dan Pengap Tanpa Awan, Berikut Penjelasan BMKG

Kapan suhu tinggi dan cuaca terik di Indonesia berakhir?

Andri menerangkan, gerak semu Matahari akan mencapai titik balik utara pada akhir Juni 2025.

Seiring pergeseran tersebut, suhu tinggi dan cuaca terik yang dirasakan saat ini akan mulai mereda menjelang Juni 2025.

Andri menambahkan, berdasarkan analisis BMKG terhadap data suhu maksimum harian selama 2024 hingga awal 2025, suhu udara pada kisaran 35-36 derajat Celsius sebenarnya masih termasuk kategori normal untuk wilayah Indonesia.

Hal tersebut dikatakan BMKG setelah beberapa wilayah di Indonesia mencatatkan suhu maksimum.

Baca juga: 20 Wilayah DIY Akan Masuk Musim Kemarau mulai Mei 2025, Simak Daftarnya

Di antaranya, Boven Digoel, Papua sebesar 35,5 derajat Celsius dan Surabaya, Jawa Timur 34,6 derajat Celsius pada Rabu (30/4/2025).

Andri menjelaskan, peningkatan suhu biasanya terjadi pada periode transisi musim, yaitu pada Maret hingga Mei dan September hingga November.

“Saat posisi semu Matahari relatif lebih dekat ke ekuator,” jelas Andri.

Menurut Andri, saat Maret hingga Mei dan September hingga November, intensitas penyinaran Matahari bakal meningkat.

Baca juga: Kenapa Indonesia Masih Diguyur Hujan Saat Awal Musim Kemarau 2025? Ini Penjelasan BMKG

Kondisi tersebut diperkuat oleh cuaca yang cenderung cerah pada siang hari.

“Kombinasi ini menyebabkan suhu maksimum harian naik, meskipun tidak menunjukkan anomali ekstrem dibandingkan catatan historis BMKG,” imbuh Andri.

Sebagai perbandingan, suhu maksimum yang tercatat di beberapa wilayah di Indonesia pada 2023 mencapai 37 derajat Celsius.

Saat itu, kondisi El Nino turut berperan dalam memperkuat atmosfer yang lebih kering dan cuaca lebih cerah sehingga suhu siang hari terasa jauh lebih panas.

Baca juga: Kenapa Bibit Siklon Tropis Terus Bermunculan Saat Musim Kemarau? Ini Penjelasan BMKG

El Nino adalah fenomena memanasnya suhu muka laut di Samudra Pasifik bagian tengah hingga timur.

Fenomena tersebut dapat menurunkan curah hujan di wilayah Indonesia sehingga berpotensi menimbulkan kekeringan maupun kebakaran hutan dan lahan.

“Untuk tahun ini potensi suhu maksimum di atas 35 derajat Celsius masih bisa terjadi secara periodik, terutama pada pertengahan tahun, meskipun sejauh ini masih dalam kategori normal,” pungkas Andri.

Baca juga: 28 Wilayah di Jawa Tengah Akan Alami Musim Kemarau pada Mei 2025, Berikut Daftarnya!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi