Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Dilanda Kebakaran Hutan Terparah, Nyatakan Darurat Nasional-Minta Bantuan Negara Lain

Baca di App
Lihat Foto
X/@AdameMedia
PM Israel Benjamin Netanyahu menyatakan darurat militer setelah negaranya dilanda kebakaran hutan dalam beberapa dekade terakhir.
|
Editor: Yefta Christopherus Asia Sanjaya

KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel menyatakan darurat nasional setelah negaranya dilanda kebakaran hutan terparah dalam satu dekade atau sepuluh tahun terakhir.

Ia memperingatkan bahwa kebakaran Israel dapat menyebar secara cepat dan mendekat ke Yerusalem.

Dilansir dari The Guardian, Kamis (1/5/2025), kebakaran di Israel saat ini menyebabkan jalan raya di dekat Yerusalem dikepung asap tebal sejak Rau (30/4/2025).

Baca juga: Video Detik-detik Ambulans di Gaza Ditembaki Israel, Ditemukan di HP Pekerja Bantuan yang Tewas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Otoritas setempat langsung mengerahkan tim ke titik panas untuk mengendalikan api yang telah melukai beberapa orang.

Militer Israel juga diterjunkan untuk membantu pemadaman api yang membakar kawasan hutan.

“Badan penyelamat Magen David Adom (MDA) Israel melaporkan bahwa ratusan warga sipil terancam kebakaran terburuk dalam beberapa tahun terakhir,” tulis The Guardian dalam pemberitaannya.

Baca juga: Hotel di Jepang Tuntut Turis Israel Menyatakan Tidak Terlibat Kejahatan Perang

Korban luka kebakaran Israel mencapai 23 orang

MDA melaporkan bahwa pihaknya telah memberikan perawatan kepada 23 korban luka, termasuk 13 orang yang dirujuk ke rumah sakit (RS) akibat kebakaran Israel.

Di antara korban luka tersebut, dua korban adalah ibu hamil dan dua bayi yang masih berusia di bawah satu tahun.

Sebagian korban membutuhkan pertolongan setelah menderita luka bakar dan menghirup asap.

The Guardian melaporkan, otoritas Israel telah menetapkan tingkat kewaspadaan sampai level tertinggi menyusul kebakan hutan yang hampir mencapai Yerusalem.

Baca juga: Alasan Israel Serang Hamas Saat Gencatan Senjata

Netanyahu menyampaikan, angin barat dengan mudah mendorong api ke pinggiran Yerusalem dan berpotensi masuk ke kota ini.

"Kita perlu mendatangkan sebanyak mungkin mobil pemadam kebakaran dan membuat sekat api jauh melampaui garis api saat ini,” ujar Netanyahu.

“Kita sekarang berada dalam keadaan darurat nasional, bukan hanya keadaan darurat lokal. Prioritas saat ini adalah mempertahankan Yerusalem," tambahnya.

Baca juga: Sempat Diculik Israel, Sutradara Palestina Peraih Oscar Hamdan Ballal Dibebaskan

Israel minta bantuan negara lain

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Sa'ar mengadakan pembicaraan maraton dengan negara-negara lain untuk mendatangkan pesawat pemadam kebakaran.

Menurutnya, tiga pesawat dari Italia dan Makedonia akan tiba secepatnya untuk mengatasi kebakaran di Israel hari ini.

Menteri Pertahanan Israel Katz juga menyatakan, seluruh kekuatan di negaranya harus dikerahkan untuk menyelamatkan nyawa penduduk dan mengendalikan kebakaran.

Merujuk laporan CNN, Kamis (1/5/2025), Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Israel telah menerjunkan sekitar 120 tim untuk memadamkan api.

Baca juga: Tarik Ulur Pembahasan Gencatan Senjata Tahap Kedua antara Israel dan Hamas

Pihaknya juga mengerahkan 12 pesawat dan helikopter untuk mempercepat proses pemakaman.

Meski begitu, upaya memadamkan api belum membuahkan hasil, bahkan beberapa rumah sakit mulai kewalahan menerima pasien.

“Pusat Medis Hadassah di pinggiran Yerusalem meminta masyarakat untuk tidak datang ke rumah sakit kecuali benar-benar diperlukan,” tulis CNN dalam pemberitaannya.

“Rumah sakit tersebut telah mulai mengevakuasi pasien yang tidak perlu dirawat di rumah sakit, bahkan saat bersiap menerima pasien baru yang mungkin mengalami cedera akibat kebakaran,” tambah media tersebut.

Baca juga: Turis Israel Sering Buat Onar, Tempat Bisnis di Thailand Serukan Penolakan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi