Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Cepat Bisa Kurangi Risiko Gangguan Irama Jantung

Baca di App
Lihat Foto
dok. Shutterstock
Salah satu risiko kesehatan yang perlu diantisipasi pelari adalah serangan jantung mendadak.
|
Editor: Intan Maharani

KOMPAS.com - Aktivitas fisik sederhana seperti berjalan ternyata memiliki manfaat untuk kesehatan jantung.

Padatnya jadwal seseorang membuat mereka terkadang kekurangan waktu untuk sekadar bergerak. 

Baca juga: 10 Alasan Duduk Terlalu Lama Buruk bagi Kesehatan, Termasuk Merusak Jantung

Dengan tipisnya waktu luang, terutama pekerja di kota besar, mendorong seseorang untuk bergerak cepat termasuk saat berjalan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, berjalan cepat ternyata membantu seseorang menurunkan risiko terkena aritmia atau gangguan pada detak jantung. Salah satu risiko aritmia sendiri adalah kematian mendadak. 

Berdasarkan sebuah penelitian dari Universitas Glasglow, Inggris, kecepatan berjalan memberikan perbedaan signifikan pada kesehatan jantung.

Kecepatan berjalan berhubungan dengan risiko aritmia

Dilansir dari Science Alert, Rabu (30/4/2025), tim peneliti itu menemukan bahwa semakin cepat orang berjalan maka potensi mengalami irama jantung abnormal atau aritmia semakin menyempit. 

Mereka membandingkan antara pejalan kaki lambat (berjalan di kecepatan kurang dari 3 mil per jam) dengan pejalan kaki rata-rata (dengan kecepatan 3-4 mil per jam atau 5,5-7,4 kilometer per jam). 

Ditemukan bahwa pejalan kaki rata-rata memiliki kemungkinan mengalami aritmia lebih kecil 35 persen. 

Kemudian, untuk pejalan kaki lebih cepat (lebih dari 4 mil atau 7,4 kilometer per jam) terjadi penurunan risiko sebesar 43 persen jika dibanding pejalan kaki yang lambat. 

Untuk diketahui, aritmia yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup beberapa kondisi seperti:

"Studi ini adalah yang pertama kali mengeksplorasi jalur yang mendasari hubungan antara kecepatan berjalan dan aritmia serta memberikan bukti bahwa faktor metabolik dan inflamasi mungkin berperan," kata ilmuwan kesehatan masyarakat Jill Pell dari Universitas Glaslow.

Baca juga: Tanda-tanda Jantung Bermasalah Saat Pagi dan Malam Hari, Jangan Diabaikan

Bagaimana cara para peneliti membandingkan?

Dalam studi ini, Pell dkk mengumuplkan data dari UK Biobank tentang kecepatan berjalan rata-rata dari 420.925 orang setengah baya. 

Dari semuanya, kecepatan berjalan 81.956 diukur dengan waktu yang lebih tajam. 

Dengan menggunakan sebagian orang dengan data waktu yang tersedia, para peneliti menghitung bahwa lebih banyak waktu berjalan dengan kecepatan rata-rata berhubungan dengan berkurangnya risiko aritmia hingga 27 persen.

Mereka membandingkan sampel yang menghabiskan waktu paling banyak untuk bejalan dibanding yang lebih sedikit. 

Lebih lanjut, para peneliti memperhitungkan faktor-faktor lain yang behubungan dengan irama jantung.

Mereka memperkirakan bahwa sekitar sepertiga dari hubungan ini disebabkan oleh bangaimana cara berjalan bisa berpengaruh pada metabolisme dan peradangan tubuh.

Sehingga, cara bergerak ini membawa pengaruh pada tekanan darah dan masa tubuh. 

"Berjalan lebih cepat menurunkan risiko obesitas dan peradangan yang pada gilirannya mengurangi risiko aritmia," terang Pell.

Masih perlu studi lebih lanjut

Karena modelnya sebagai studi pengamatan, peneliti tidak bisa membuktikan hubungan sebab dan akibatnya secara langsung.

Akan tetapi, mereka bisa membagi kelompok populasi berdasarkan paparan berbeda seperti kecepatan jalan dan mengukur tingkat hasil berbeda seperti aritmia merupakan awal berharga bagi ahli epidemiologi untuk membuat prediksi berdasarkan bukti. 

Kemudian, studi ini menyoroti hubungan kuat antara kecepatan berjalan yang membuat tubuh bekerja lebih keras dan sedikit lebih tegang dengan perlindungan terhadap jantung. 

"Temuan ini masuk akal secara biologis karena studi epidemiologi kumulatif telah menunjukkan bahwa kecepatan berjalan berbanding terbalik dengan faktor metabolisme," papar Pell.

Baca juga: 9 Tanda Jantung Tidak Sehat yang Perlu Diwaspadai

Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan dalam Heart BMJ Journal ini, berjalan lebih cepat membawa manfaat bagi beberapa kelompok populasi. 

Pell dkk menemukan bahwa mereka yanhg menreima manfaat berjalan lebih cepat antara lain:

  • Para wanita 
  • Orang berusia di bawah 60 tahun
  • Orang dengan riwayat tekanan darah tingg
  • Mereka yang tidak mengalami obesitas
  • Orang dengan dua atau lebih masalah kesehatan. 

Saat ini, sudah banyak studi membuktikan bagaimana berjalan kaki membawa manfaat besar bagi kesehatan hingga memperlambat penuaan.  

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi