Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warganet Mengeluh Suhu di Semarang Terasa Sangat Panas-Gerah, Ini Penjelasan BMKG

Baca di App
Lihat Foto
Instagram/@infobmkg
Warganet mengeluh suhu di Semarang terasa sangat panas.
|
Editor: Yefta Christopherus Asia Sanjaya

KOMPAS.com - Beberapa warganet di media sosial X mengeluhkan cuaca di Semarang, Jawa Tengah yang terasa "mendidih" karena cuaca panas dan terik dalam beberapa hari terakhir.

Menurut akun @in****, Rabu (30/4/2025), Semarang sedang mengalami “mode gurun” karena angin terasa panas dan kering.

Warganet lainnya juga berkelakar bahwa Semarang cocok disebut sebagai “summer-ang” karena panasnya terlalu ekstrem.

Baca juga: 20 Wilayah di Indonesia Alami Suhu Tertinggi Saat Kemarau 2025, Mana Saja?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“pusing ih semarang panas bgt, gabisa mikir,” cuit akun @mae****, Rabu (30/4/2025).

“SEMARANG PANAS BANGETTTTTTT,” tulis akun @nasi*****, Rabu (30/4/2025).

“Semarang panas dari dulu nder kayaknya dulu sekitar 2018-an pernah nyentuh angka 35/36, beneran sepanas ituuu stress,” twit akun @anu****. Selasa (29/4/2025).

Terkait cuitan warganet, benarkah Semarang mengalami suhu sangat panas saat musim kemarau 2025?

Baca juga: BMKG Ungkap Wilayah Paling Panas di Indonesia Saat Kemarau 2025, Suhu Tembus 37 Derajat Celsius

Benarkah Semarang dilanda suhu sangat panas?

Analis Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah Zauyik mengatakan, secara umum suhu udara di Semarang tidak mengalami perubahan secara iklim.

Ia menjelaskan, suhu udara rata-rata maksimum harian di wilayah tersebut berada di kisaran 33-34 derajat Celsius.

“Suhu seperti umumnya dan tidak ekstrem-ekstrem,” jelas Zauyik kepada Kompas.com, Kamis (1/5/2025).

Ia menambahkan, kelembapan udara di Semarang juga berada di kisaran 50-70 persen dari cukup kering hingga lebih lembap.

Meski begitu, ada beberapa faktor yang menyebabkan suhu di Semarang seakan-akan terasa sangat panas.

Baca juga: 28 Wilayah di Jawa Tengah Akan Alami Musim Kemarau pada Mei 2025, Berikut Daftarnya!

Pertama, hujan tidak terlalu sering terjadi di wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir.

Tutupan awan juga tidak begitu banyak sehingga paparan sinar Matahari menjadi lebih intens.

Faktor lain yang menyebabkan kondisi di Semarang terasa begitu panas adalah kondisi ini terjadi saat peralihan musim hujan ke kemarau.

“Dari unsur-unsur cuaca tersebut maka disimpulkan karena cuaca harian yang cukup terik dan kelembapan yang cukup tinggi sehingga menimbulkan ketidaknyaman yang dirasakan oleh masyarakat,” kata Zauyik.

“Kalau dalam bahasa Jawa terasa lebih sumuk dibanding biasanya. Nah, itu sebagai tanda juga dari peralihan musim,” pungkasnya.

Baca juga: Ramai soal Pulau Jawa Terasa Panas dan Pengap Tanpa Awan, Berikut Penjelasan BMKG

Suhu yang dirasakan di kulit tidak bisa dijadikan acuan

Terkait suhu tinggi yang terjadi di Semarang beberapa hari terakhir, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto pernah menjelaskan bahwa mengukur cuaca gerah atau tidak bukan didasarkan pada penilaian pribadi atau perasaan di kulit.

Ia menegaskan, pengukuran cuaca harus didasarkan pada alat ukur termometer.

"Istilah feels like itu tidak real. Karena kulit manusia sebagai sensor menggambarkan sensasi tubuh yang dirasakan tubuh, terutama suhu udara karena kelembapan, faktor angin, dan lain sebagainya," jelas Guswanto kepada Kompas.com, Sabtu (17/2/2024).

Baca juga: BMKG Sebut 40 Persen Wilayah Indonesia Alami Musim Kemarau 2025 di Atas dan Bawah Normal, Mana Saja?

Guswanto menambahkan, suhu rata-rata di Indonesia berada di kisaran 30-31 derajat Celsius.

Sementara itu, suhu rata-rata maksimum di Indonesia dapat mencapai 34-36 derajat Celsius.

Menurut Guswanto, suhu rata-rata tersebut masih dalam batas wajar.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Deputi Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani.

Baca juga: Kenapa Bibit Siklon Tropis Terus Bermunculan Saat Musim Kemarau? Ini Penjelasan BMKG

Ia mengatakan, suhu udara yang mencapai 35–36 derajat Celsius masih termasuk kategori normal untuk wilayah Indonesia.

Hal tersebut didasarkan Andri pada analisis BMKG terhadap data suhu maksimum harian selama 2024 hingga awal 2025.

“Saat ini sebagian besar wilayah Indonesia berada dalam periode transisi dari musim hujan ke musim kemarau,” ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (30/4/2025).

“Kondisi ini ditandai dengan suhu udara yang terik sejak pagi hingga siang hari, kemudian diikuti oleh potensi hujan lokal pada sore hingga malam hari,” tambahnya.

Baca juga: Wilayah DIY yang Berpotensi Alami Kekeringan Saat Musim Kemarau 2025, Mana Saja?

Rekap suhu udara di Semarang dalam beberapa hari terakhir

Merujuk laporan BMKG melalui akun Instagram @infobmkg, suhu di Semarang dalam beberapa hari terakhir berada di kisaran 33-35 derajat Celsius.

Berikut rekap suhu udara di Semarang dalam beberapa hari terakhir merujuk pengamatan Stasiun Meteorologi Ahmad Yani:

  • Rabu (30/4/2025) hingga Kamis (1/5/2025): 33,5 derajat Celsius
  • Selasa (29/4/2025) hingga Rabu (30/4/2025): 33,4 derajat Celsius
  • Senin (28/4/2025) hingga Selasa (29/4/2025): 33,9 derajat Celsius
  • Minggu (27/4/2025) hingga Senin (28/4/2025): 34,0 derajat Celcius.

Baca juga: BMKG Deteksi Bibit Siklon 99W Saat Musim Kemarau, Waspadai Hujan Ekstrem

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi