KOMPAS.com - Kaki kiri seorang pria di Hong Kong berusia 47 tahun terpaksa diamputasi usai menjalani akupuntur.
Kaki kirinya diamputasi setelah mengalami infeksi bakteri yang parah beberapa hari setelah menjalani akupuntur di dua klinik pengobatan tradisional China.
“Selama penyelidikan, tim menduga bahwa praktisi pengobatan Tiongkok tersebut tidak secara ketat mengikuti prosedur pengendalian infeksi ketika melakukan akupunktur,” kata juru bicara Pusat Perlindungan Kesehatan (CHP), dikutip dari MalayMail, Rabu (30/4/2025).
Baca juga: Pria di India Menyamar Jadi Dokter Bedah Jantung, Diduga Tewaskan 7 Pasien
Kronologi kaki diamputasi setelah akupuntur
Kronologi bermula ketika pria yang tak disebutkan identitasnya itu mengalami cedera pada punggungnya serta mati rasa pada tungkai dan kakinya.
Setelah itu, pria tersebut memutuskan untuk menjalani akupuntur pada 7, 9, 10 April 2025 di dua klinik pengobatan tradisional China berbeda.
Dia kemudian mengalami demam dan nyeri paha pada 11 April 2025. Dia menjalani perawatan di salah satu rumah swasta di Hong Kong.
Pria tersebut kemudian didiagnosis dengan syok septik serta fasitis nekrotikans yang juga dikenal sebagai “infeksi pemakan daging”.
Ia pun dipindahkan ke Rumah Sakit Queen mary pada 12 April 2025, dan menjalani amputasi kaki pada hari berikutnya atau 13 April 2025.
Pihak berwenang memastikan bahwa dia tidak bepergian ke luar negeri, menderita luka kulit, atau melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi selama masa inkubasi.
Baca juga: Pria di China Menjalani Operasi karena Gemar Mengupil hingga Arterinya Pecah
Pengujian lingkungan di salah satu klinik yang didatangi korban yakni klinik Causeway Bay menemukan sampel yang terkontaminasi Streptococcus A.
Bakteri itu secara genetik cocok dengan infeksi korban, sementara pengujian lebih lanjut masih berlanjut.
Departemen Kesehatan mengatakan. mereka mungkin akan merujuk kasus ini ke Dewan Pengobatan China Hong Kong untuk kemungkinan tindakan disipliner jika ada kesalahan yang dikonfirmasi.
Kepala Serikat Praktisi pengobatan Tiongkok, Sung Chuk-kei mendesak masyarakat untuk tidak menggeneralisasi kasus ini.
Meski demikian, dia mengakui perlunya protokol kebersihan yang lebih kuat dan pengawasan di sektor ini.
Dilansir dari SCMP, Selasa (29/4/2025), CHP mengatakan, korban memiliki penyakit yang mendasari, dengan kini tetap dirawat di rumah sakit dalam kondisi stabil.
Baca juga: Dokter di China Keliru Cabut Gigi dan Memasukkannya Kembali secara Paksa
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.