KOMPAS.com - Banyak orang mungkin selama ini mengira hanya gula atau makanan manis yang menjadi makanan pemicu diabetes.
Padahal, faktanya tidak demikain. Terdapat jenis makanan lain yang juga bisa memicu terjadinya penyakit kronis tersebut.
Jadi, pola konsumsi makanan yang tidak manis perlu diatur pula demi terhindar dari penyakit diabetes.
Baca juga: Dianggap Bikin Gemuk, Ini Manfaat Kentang Bagi Penderita Diabetes
Dokter: waspadai juga makanan tinggi lemak dan garam
Selain faktor genetik dan riwayat diabetes dalam keluarga, dokter membenarkan bahwa gaya hidup dan obesitas yang tidak sehat juga dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit diabetes melitus tipe 2.
Diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah dalam tubuh akibat resistensi insulin atau produksi insulin yang tidak adekuat.
dr. Fatih Anfasa, MSc, PhD, Sp.PD pada Selasa (29/4/2024) menjelaskan, kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi bisa meningkatkan risiko terkena diabetes melitus tipe 2, jenis diabetes yang paling sering ditemukan.
Selain itu, kata dia, kebiasaan mengonsumsi makanan dengan kandungan lemak dan garam tinggi bisa memicu obesitas.
Fatih menyampaikan bahwa obesitas dapat memicu munculnya diabetes melitus tipe 2. Ini terjadi karena lemak tubuh yang berlebih dapat mengganggu kerja hormon insulin dalam tubuh.
Maka dari itu, dokter spesialis penyakit dalam lulusan Universitas Indonesia (UI) itu menyarankan pengukuran berat badan dan evaluasi peningkatan berat badan secara berkala untuk mencegah obesitas.
Pada akhirnya, masyarakat dianjurkan untuk mengendalikan konsumsi makanan cepat saji serta makanan dan minuman dalam kemasan yang memiliki kadar gula, lemak, dan garam tinggi agar terhindar dari risiko kena diabetes melitus tipe 2.
Baca juga: Malas Bergerak Berisiko Sebabkan 5 Penyakit Ini, Salah Satunya Diabetes
Hindari merokok dan pola hidup minim aktivitas
Di samping pola makan tidak sehat, kebiasaan merokok dan pola hidup minim aktivitas fisik juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami diabetes melitus tipe 2.
"Ada juga faktor turunan. Jadi kalau memang orang tuanya memiliki diabetes, si anak juga umumnya memiliki risiko lebih besar dibandingkan orang tua yang tidak memiliki diabetes," terang dokter yang sehari-hari praktik di Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre (MMC) Jakarta.
Terkait faktor risiko diabetes dari sisi keturunan, menurutnya, berlaku sama bagi anak laki-laki maupun perempuan.
"Faktor risiko itu tidak terpengaruh dengan jenis kelamin. Jadi maksudnya, apakah dari ayah ke anak perempuan atau dari ibu ke anak laki-laki jadi dari keduanya, sama saja," terang Fatih, sebagaimana dilansir Antara.
Fatih mengingatkan bahwa penyakit diabetes melitus dapat terjadi pada siapa saja dan penderitanya harus terus menjalani pengobatan untuk mengontrol kadar gula dalam darah.
"Selama gula darah terkontrol, maka penderita diabetes ini juga sebetulnya bisa hidup berdampingan dengan kualitas kehidupan yang baik tentunya," ucapnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.