KOMPAS.com - Bagi sebagian orang, tekanan darah bisa tetap tinggi, meski sudah mengonsumsi banyak obat, bisa 3-4 macam.
Menurut Dr. R.A. Adaninggar Primadia Nariswari, Sp.PD, dokter spesialis penyakit dalam, kondisi ini disebut sebagai hipertensi resisten.
Hipertensi resisten adalah kondisi medis yang mengharuskan penderita untuk berjuang lebih keras menurunkan tekanan darah, meskipun sudah mengonsumsi berbagai obat dalam dosis maksimal.
Baca terus artikel ini yang akan mengulas lebih lanjut tentang hipertensi resisten.
Baca juga: Sudah Minum Obat Hipertensi, tapi Tekanan Darah Tetap Tinggi? Ini Penjelasan Dokter…
Apa itu hipertensi resisten?
Hipertensi resisten adalah suatu kondisi di mana tekanan darah tidak merespons obat medis sampai tiga macam, sehingga tetap tinggi.
Mengutip Hopkins Medicine, hipertensi dianggap resisten, jika semua hal berikut ini benar:
- Mengonsumsi tiga jenis obat tekanan darah tinggi yang berbeda pada dosis maksimal yang bisa ditoleransi
- Salah satu obat hipertensi adalah diuretik, yang mendorong pengeluaran cairan dan garam dari tubuh
- Tekanan darah tetap tinggi melebihi target normal
- Bisa mengendalikan hipertensi dengan empat atau lebih jenis obat.
Kondisi ini tergolong berbahaya, karena jika tidak ditangani dengan tepat, rentan mengalami serangan jantung, stroke, gagal ginjal, hingga kematian.
Adaninggar yang akrab disapa Ningz mengatakan bahwa hipertensi resisten sangat sering ditemukan pada pasien yang tidak konsisten mengonsumsi obat atau tidak berkomitmen untuk mengubah gaya hidup yang lebih sehat.
"Banyak kasus hipertensi resisten yang terjadi utamanya karena ketidakpatuhan minum obat atau tidak adanya perubahan gaya hidup," ujar Ningz kepada Kompas.com.
Baca juga: Daun Kelor dan 7 Bahan Alami Lainnya untuk Menurunkan Hipertensi
Penyebab hipertensi resisten
Beberapa faktor dapat menyebabkan seseorang mengalami hipertensi resisten, antara lain faktor gaya hidup, obat-obatan, dan kondisi medis lainnya.
Faktor gaya hidupMengutip Cleveland Clinic, salah satu penyebab utama hipertensi resisten adalah gaya hidup yang kurang sehat.
Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi sulit turun meliputi:
- Indeks massa tubuh (BMI) lebih dari 25 yang tergolong sebagai obesitas
- Kurangnya aktivitas fisik
- Konsumsi garam yang berlebihan
- Konsumsi alkohol yang tinggi
Obesitas menjadi faktor yang sangat mempengaruhi kesulitan dalam mengontrol tekanan darah.
"Obesitas selalu berhubungan erat dengan kesulitan dalam mengendalikan tekanan darah. Ini berhubungan dengan pola makan yang tidak terkontrol dan kurangnya aktivitas fisik," ungkap Ningz.
Obat-obatanSelain gaya hidup, penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat menjadi penyebab hipertensi resisten.
Obat-obatan yang perlu diwaspadai antara lain:
- NSAID (Obat antiinflamasi nonsteroid), seperti ibuprofen dan naproxen, yang dapat meningkatkan tekanan darah
- Dekongestan hidung
- Pil KB (kontrasepsi oral)
- Suplemen herbal, seperti ginseng dan akar manis
Baca juga: Benarkah Semua Penderita Hipertensi Wajib Kurangi Garam? Ini Kata Dokter...
Penyebab sekunderTerkadang, penyebab hipertensi sekunder adalah kondisi medis lain yang mendasarinya.
Beberapa kondisi medis yang bisa memicu tekanan darah tinggi sulit turun meliputi:
- Hiperaldosteronisme primer (produksi hormon berlebihan oleh kelenjar adrenal)
- Feokromositoma (tumor pada kelenjar adrenal)
- Stenosis arteri renalis (penyempitan arteri ke ginjal)
- Gagal ginjal kronis
Ningz menegaskan bahwa jika hipertensi resisten disebabkan oleh penyakit sekunder, maka penyakit tersebut harus diobati terlebih dahulu.
Jika tidak, tekanan darah akan tetap sulit dikendalikan.
Baca juga: Apakah Mengurangi Garam Saja Cukup untuk Menurunkan Hipertensi? Ini Penjelasan Dokter…
Cara mengobati hipertensi resisten
Pengobatan hipertensi resisten melibatkan kombinasi perubahan gaya hidup dan penggunaan obat-obatan.
Namun, tidak semua kasus membutuhkan banyak obat.
Perubahan gaya hidupBeberapa perubahan gaya hidup bisa dilakukan untuk membantu mengendalikan hipertensi, meliputi:
- Membatasi konsumsi garam hingga kurang dari 2.400 mg per hari
- Mengurangi konsumsi alkohol
- Menghindari penggunaan NSAID dan memilih asetaminofen untuk mengatasi nyeri
- Berolahraga secara rutin, minimal 30 menit sehari, beberapa hari dalam seminggu
Sekitar 40 persen kasus hipertensi resisten disebabkan oleh ketidakpatuhan pasien dalam mengonsumsi obat dengan benar.
Agar obat-obatan efektif, pasien harus mematuhi jadwal dan dosis yang telah diresepkan dokter.
Jika merasa kesulitan untuk mengonsumsi obat secara teratur atau mengalami efek samping, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.
Penting untuk tidak menghentikan pengobatan tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan tenaga medis.
Hipertensi resisten adalah kondisi serius yang membutuhkan perhatian ekstra.
Dengan mematuhi pengobatan dan melakukan perubahan gaya hidup, penderita bisa mengontrol tekanan darah lebih baik dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Baca juga: Sudah Kena Stroke, Haruskah Obat Hipertensi Diminum Seumur Hidup? Ini Penjelasan Dokter…
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.