KOMPAS.com - Media sosial X belum lama ini diramaikan oleh pembahasan mengapa efek kantuk dari obat ternyata tidak mempan pada beberapa orang.
Seperti diketahui, beberapa obat akan memberikan efek samping mengantuk setelah dikonsumsi. Hal itu membuat pengonsumsi akan tertidur.
Namun, sejumlah warganet mengaku tidak merasakan efek mengantuk setelah minum obat yang disebut memiliki efek kantuk.
Berikut ungkapan beberapa warganet X mengenai hal itu:
“Aku udah minum obat yang katanya bikin ngantuk, tapi kenapa aku tidak kunjung ngantuk?????” tulis pengguna akun @moo*****.
“Dikasih obat yang bikin ngantuk aja tetep engga bikin bisa tidur bjir,” tulis @peppermin******.
Lantas, mengapa efek kantuk dari obat tidak mempan seperti itu?
Baca juga: Obat Bipolar Disebut Bisa Menaikkan Berat Badan, Ini Kata Dokter dan Ahli Farmasi
Penjelasan pakar farmasi
Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Zullies Ikawati, membenarkan bahwa memang tidak semua orang akan mengantuk usai minum obat yang memiliki efek kantuk.
Menurut dia, ada beberapa faktor yang menyebabkan orang tidak merasakan efek kantuk dari obat.
“Salah satunya adalah toleransi, yaitu kondisi ketika tubuh sudah terbiasa dengan obat tersebut sehingga efeknya, termasuk kantuk, menjadi berkurang,” kata Zullies kepada Kompas.com, Selasa (6/5/2025).
Selain itu, perbedaan genetik dalam metabolisme obat juga berpengaruh terhadap efek kantuk.
Artinya, orang dengan metabolisme cepat, mungkin bisa “mengeliminasi” obat dari tubuh sebelum efek kantuknya muncul.
“Interaksi dengan zat lain seperti kafein, serta kondisi psikologis seperti stres atau kecemasan, juga dapat mengurangi efek mengantuk dari obat,” tutur Zullies.
Baca juga: Orang yang Tengah Minum 12 Obat Ini Sebaiknya Menghindari Kopi
Selanjutnya, dosis obat juga berpengaruh terhadap timbulnya rasa kantuk, tetapi efek ini bisa berbeda-beda pada setiap orang.
Pada sebagian orang, dosis rendah sudah cukup menimbulkan kantuk, sementara pada orang lain efeknya mungkin ringan atau tidak terasa sama sekali.
Sementara mereka yang sudah terbiasa mengonsumsi obat tertentu juga bisa mengalami toleransi, sehingga membutuhkan dosis lebih tinggi untuk merasakan efeknya.
“Karena itu, dosis obat biasanya disesuaikan secara individual agar manfaatnya optimal tanpa menimbulkan efek samping berlebihan,” ungkap Zullies.
Jadi dia menilai, respons terhadap obat sangat bersifat individual dan dipengaruhi oleh berbagai faktor biologis serta lingkungan.
Baca juga: Bisa Picu Efek Samping, Ini Jenis Obat yang Tidak Boleh Dikonsumsi dengan Pisang
Mengapa obat bisa memicu kantuk?
Zullies menyampaikan, beberapa obat bisa menyebabkan kantuk karena cara kerjanya memengaruhi sistem saraf pusat.
Obat-obatan tersebut dapat memperlambat aktivitas otak atau menenangkan sistem saraf.
“Atau meniru zat alami seperti GABA (Asam aminobutirat gamma), yaitu neurotransmiter yang berfungsi menenangkan pikiran,” ucap Zullies.
Obat yang meniru GABA tersebut seperti benzodiazepin, termasuk diazepam dan lorazepam.
Selain itu, obat antihistamin tertentu juga menyebabkan kantuk karena menghambat histamin di otak. Histamin ini sebenarnya berperan penting agar seseorang tetap terjaga dan waspada.
Baca juga: Sudah Minum Obat Hipertensi, tapi Tekanan Darah Tetap Tinggi? Ini Penjelasan Dokter…
Histamin diketahui bekerja sebagai neurotransmiter dalam sistem saraf pusat dan membantu mengatur siklus tidur-bangun.
“Oleh karena itu, ketika histamin dihambat, otak menjadi kurang aktif dan kita merasa mengantuk,” ujar Zullies.
Dia menyebut, efek ini sering dimanfaatkan secara terapeutik, misalnya pada obat tidur, penenang, atau obat alergi tertentu.
Adapun obat yang menyebabkan kantuk dengan bekerja sebagai antihistamin, seperti klorfeniramin dan difenhidramin. Obat-obat itu umum digunakan sebagai pereda alergi.
Selain itu, opioid seperti tramadol atau morfin yang digunakan sebagai pereda nyeri, dapat menyebabkan kantuk karena menekan fungsi otak dan pernapasan.
Baca juga: Sudah Kena Stroke, Haruskah Obat Hipertensi Diminum Seumur Hidup? Ini Penjelasan Dokter…
Bahkan beberapa obat tidur yang memang dirancang khusus untuk membantu tidur seperti zolpidem, bekerja langsung pada pusat tidur di otak.
“Oleh karena itu, penting untuk mewaspadai efek mengantuk ini, terutama jika seseorang tetap harus menjalankan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan seperti mengemudi atau mengoperasikan mesin,” terang Zullies.
Baca juga: Waktu Terbaik Minum Obat Hipertensi, Haruskah di Malam Hari?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.