KOMPAS.com – Banyak orang mungkin merasa malu saat ketahuan ngiler saat tidur. Padahal, kondisi ini cukup umum, terutama saat tidur dalam posisi miring.
Namun, apakah ngiler hanya tanda tidur nyenyak, atau bisa menjadi gejala penyakit tertentu?
Menurut dr. Rizki Azaria, MMR, ngiler terjadi akibat terganggunya koordinasi mekanisme menelan. Saat tidur, otot-otot tubuh, termasuk otot wajah dan mulut, akan melemas.
Sementara itu, otak tetap menginstruksikan kelenjar saliva untuk memproduksi air liur. Karena refleks menelan menurun drastis saat tidur, air liur bisa menumpuk dan keluar dari mulut, terutama jika posisi tidur miring dan mulut terbuka.
“Ditambah dengan mulut yang cenderung terbuka, ngiler saat tidur menjadi hal yang cukup umum terjadi,” kata Rizki kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Baca juga: Sering Alami Ngiler Saat Tidur? Dokter Ungkap Penyebabnya
Apa penyebab utama ngiler saat tidur?
Penelitian dalam Journal of Clinical Sleep Medicine menunjukkan bahwa posisi tidur miring memengaruhi gravitasi air liur yang terkumpul di mulut.
Produksi air liur dikendalikan oleh sistem saraf otonom yang tetap aktif selama tidur, meski refleks menelan melemah pada fase tidur nyenyak (non-REM).
Kombinasi dua faktor ini, menurunnya kemampuan menelan dan posisi tidur, membuat air liur lebih mudah keluar.
Namun, ngiler yang berlebihan sebaiknya tidak diabaikan. Dalam beberapa kasus, hal ini bisa menjadi tanda kondisi medis tertentu.
Baca juga: Tips Mencegah Ngiler Saat Tidur
Kapan harus waspada?
Menurut Rizki, jika seseorang mengalami ngiler secara berlebihan hingga membasahi bantal hampir setiap malam, apalagi disertai gejala lain, perlu waspada. Beberapa kondisi yang bisa memicu hipersalivasi (produksi air liur berlebih) antara lain:
- GERD (gastroesophageal reflux disease)
Asam lambung yang naik ke kerongkongan dapat merangsang produksi air liur sebagai respons perlindungan.
- Infeksi saluran pernapasan atas
Tonsilitis atau sinusitis bisa meningkatkan produksi lendir dan air liur.
- Alergi
Alergi kronis bisa menyebabkan mulut terbuka saat tidur karena hidung tersumbat, memicu ngiler.
- Sleep apnea
Gangguan tidur ini sering kali membuat penderita bernapas melalui mulut, memperparah kondisi ngiler.
Rizki juga menyebutkan bahwa gangguan pernapasan tidur bisa menyebabkan disfungsi otot orofasial, yang membuat kontrol terhadap air liur selama tidur menurun.
Baca juga: Mengapa Orang Bisa Ngiler Saat Tidur? Ini Penjelasannya
Cara mengurangi ngiler saat tidur
Jika Anda merasa terganggu dengan kebiasaan ngiler saat tidur, beberapa langkah ini bisa dicoba:
- Ubah posisi tidur
Tidur telentang dapat membantu menjaga air liur tetap di dalam rongga mulut.
- Periksa saluran napas
Pastikan tak ada gangguan seperti sinusitis atau alergi yang menyebabkan pernapasan lewat mulut.
- Hindari makanan pemicu refluks
Makanan berlemak, asam, atau pedas sebelum tidur bisa memperparah produksi air liur.
- Konsultasi ke dokter
Jika ngiler disertai gangguan tidur, napas tersendat, atau gejala GERD, segera periksa ke profesional kesehatan.
Baca juga: Tidur Tak Nyenyak dan Sering Keram Jadi Sinyal Tubuh Kekurangan Magnesium
Ngiler mungkin bukan hal serius, tapi bisa menjadi "alarm halus" dari tubuh untuk memperhatikan kondisi kesehatan secara lebih menyeluruh. Jika mulai terasa mengganggu, jangan ragu untuk mencari tahu penyebab pastinya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.