KOMPAS.com - Kerusakan ginjal tidak hanya disebabkan oleh makanan atau minuman, tetapi juga penggunaan obat-obatan tertentu.
Konsumsi obat-obatan perlu diperhatikan karena ginjal adalah organ vital yang berguna menyaring limbah dan menjaga keseimbangan tubuh.
Ginjal juga berfungsi untuk menyaring darah, mengatur cairan tubuh, dan memproduksi hormon yang mengatur tekanan darah.
Jika obat-obatan dikonsumsi tanpa pengawasan medis atau dosis tinggi, hal ini berpotensi menyebabkan mengganggu fungsi ginjal.
Lalu, apa saja obat yang bisa merusak ginjal?
Baca juga: 7 Suplemen yang Ampuh untuk Cegah Masalah Ginjal, Wajib Tahu!
1. Obat diuretik
Dilansir dari WebMD, salah satu obat yang berpotensi merusak ginjal adalah obat diuretik.
Jenis obat tersebut biasanya digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan beberapa jenis pembengkakan.
Dokter akan meresepkan obat diuretik untuk membantu tubuh membuang kelebihan cairan.
Namun, jenis obat yang satu ini dapat menyebabkan dehidrasi yang berdampak buruk pada ginjal.
Baca juga: 7 Tanda Awal Kanker Ginjal yang Jarang Disadari, Cegah Sebelum Terlambat
2. Penghambat pompa proton (PPI)
Obat yang termasuk PPI adalah Aciphex, Nexium, Prilosec, dan Prevacid.
Obat-obatan tersebut berguna untuk mengobati nyeri ulu hati, tukak lambung, dan refluks asam lambung.
PPI bekerja dengan menurunkan kadar asam dalam lambung.
Tetapi, konsumsi obat ini dalam jangka panjang berpotensi meningkatkan risiko masalah ginjal serius, bahkan gagal ginjal.
Baca juga: Tanda-tanda Ginjal Bermasalah yang Muncul di Dada dan Perut, Segera Cek
3. Obat pencahar
Obat yang dijual bebas atau yang diresepkan dokter dapat meninggalkan kristal di ginjal yang dapat merusaknya atau menyebabkan gagal ginjal.
Hal tersebut berlaku untuk obat yang mengandung natrium fosfat oral atau OSP.
Baca juga: 7 Teh Terbaik Untuk Membersihkan Ginjal, Apa Saja?
4. Antibiotik tertentu
Antibiotik dapat memengaruhi ginjal dengan cara yang berbeda.
Sebagai contoh, beberapa antibiotik dapat membentuk kristal yang tidak hancur dan dapat menghalangi aliran urine.
Sementara antibiotik lainnya memiliki zat yang dapat merusak sel-sel ginjal tertentu saat mencoba menyaringnya.
Beberapa orang juga memiliki reaksi alergi terhadap antibiotik yang dapat memengaruhi ginjal.
Risiko-risiko tersebut berpotensi terjadi jika mengonsumsi antibiotik dalam jangka waktu lama atau dosisnya sangat tinggi.
Baca juga: 6 Minuman Terbaik untuk Jaga Kesehatan Ginjal, Apa Saja?
5. Obat Antiinflamasi Nonsteroid (NSAID)
NSAID adalah obat resep dan OTC yang membantu mengobati demam, nyeri, dan peradangan (pembengkakan).
Obat-obatan tersebut meliputi:
- Advil atau Motrin (ibuprofen)
- Aleve (naproksen)
- Aspirin
- Mobic (meloksikam)
Meski begitu, NSAID dikaitkan dengan berbagai masalah ginjal, termasuk gagal ginjal akut dan penyakit ginjal kronis.
Mengonsumsi NSAID setiap hari dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ginjal kronis.
Selain itu, mengonsumsi NSAID dalam kombinasi dengan obat-obatan tertentu lainnya, seperti diuretik dan/atau ACE inhibitor atau ARB, dapat semakin meningkatkan risiko masalah ginjal.
Jika Anda mengonsumsi jenis obat-obatan yang sudah disebutkan, cobalah berkonsultasi dengan dokter untuk mencegah efek samping terhadap ginjal.
Baca juga: Tanda Gagal Ginjal Vs Nyeri Punggung, Seperti Apa Perbedaannya?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.