KOMPAS.com - India telah melancarkan serangan rudal ke beberapa wilayah di Pakistan pada Rabu (7/5/2025) dini hari waktu setempat.
Serangan itu dilakukan dua minggu setelah insiden mematikan menyasar wisatawan di Kashmir yang dikelola India.
Dilansir dari Washington Post, Rabu (7/5/2025), para pejabat mengatakan, ada delapan orang yang tewas, termasuk seorang anak dan dua remaja, sementara 35 orang terluka dalam serangan Rabu diini hari.
"India telah menyerang penduduk sipil tanpa malu-malu, dan serangan itu akan ditanggapi sebagaimana mestinya," kata Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif di televisi nasional.
Sementara itu, Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif mengatakan, negaranya memiliki hak penuh untuk memberikan balasan yang setimpal terhadap tindakan perang yang dipaksakan oleh India.
Lantas, apa alasan India menyerang Pakistan?
Baca juga: India Luncurkan Serangan ke Pakistan, PM Shehbaz Sharif Siapkan Balasan
Kenapa India serang Pakistan?
Serangan India ke Pakistan merupakan bagian dari Operasi Sindoor yang dilakukan sebagai upaya pembalasan atas aksi teror di Pahalgam, Jammu Kashmir, pada 22 April 2025.
Ada 26 orang yang tewas dalam insiden tersebut, dan menjadikannya sebagai serangan paling mematikan terhadap warga sipil India sejak serangan 2008 di Mumbai.
Pemerintah India mengatakan, serangan tersebut memiliki “hubungan” dengan Pakistan. Namun, hal itu dibantah oleh Islamabad.
Militer India mengatakan, ada sembilan lokasi yang menjadi sasaran serangan. Namun, mereka menekankan tidak akan menyerang fasilitas militer Pakistan mana pun, dikutip dari BBC, Rabu.
Adapun lokasi yang diserang termasuk kantor pusat Lashkar-e-Taiba (LeT) di Muridke dan kantor pusat Jaish-e-Mohammad (JeT) di Bahawalpur.
Baca juga: Konflik India Pakistan Makin Memanas, Mungkinkah Perang Nuklir Terjadi?
”Secara keseluruhan, ada sembilan lokasi sasaran. Tindakan kami terfokus, terukur, dan tidak bertujuan meningkatkan ketegangan. Tidak ada fasilitas militer Pakistan yang jadi sasaran," kata militer India.
"India telah berusaha menahan diri dalam memilih target dan mengeksekusinya,” tambahnya.
Di sisi lain, Khwaja Asif menyangkal lokasi serangan India merupakan tempat teroris. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa India menyerang fasilitas sipil.
Militer Pakistan melaporkan 24 “dampak” di enam lokasi, yaitu Ahmedpur Timur, Muridke dan Sialkot di Pakistan, dan Kotli, Bagh dan Muzaffarabad di Kashmir yang dikelola Pakistan.
Sebagai balasan atas serangan India, Pakistan menembakkan artileri medan ke sejumlah sasaran di Jammu Kashmir.
Selain itu, Pakistan juga mengeklaim telah menghancurkan salah satu bagian dari markas brigade Angkatan Darat India di Jammu Kashmir.
Tak hanya itu, sejumlah tangsi India di Jammu Kashmir juga menjadi sasaran serangan Pakistan.
Media Pakistan menyebutkan setidaknya tiga jet tempur dan satu pesawat nirawak India ditembak jatuh di atas Jammu Kashmir.
Baca juga: Kisah Roshni Devi, Perempuan India 70 Tahun Sembuh dari Radang Sendi dengan Angkat Besi
Sejarah konflik India-Pakistan
Ketegangan antara India dan Pakistan telah meningkat setelah serangan 22 April 2025 oleh para militan di sebuah kawasan wisata populer di Kashmir yang dikelola India.
Pada 2019, setelah serangan lainnya di Kashmir, India melakukan serangan di Pakistan, diikuti oleh pertempuran udara singkat di sepanjang Garis Kontrol, yang memisahkan Kashmir yang dikelola oleh India dan Pakistan.
Kedua negara mengeklaim kepemilikan atas wilayah yang mayoritas penduduknya beragama Islam ini. Perselisihan telah menyebabkan peperangan di antara dua negara.
Adapun gencatan senjata yang rapuh dicapai pada 2021 dan telah bertahan sampai sekarang.
Kedutaan Besar India di Washington mengatakan, penasihat keamanan nasional India, Ajit Doval telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Marco Rubio usai serangan tersebut.
“Tidak ada target sipil, ekonomi atau militer Pakistan yang terkena serangan. Hanya kamp-kamp teror yang diketahui menjadi sasaran," kata kedutaan dalam sebuah pernyataan.
Selama seminggu terakhir, pemerintahan Trump telah mendesak kedua negara untuk meredakan situasi, tetapi New Delhi menegaskan bahwa mereka akan melakukan pembalasan.
Baca juga: Siapa Pelaku Penembakan yang Menewaskan 26 Orang di India?
Dalam sebuah panggilan telepon pada 30 April 2025, Menteri Luar Negeri India, S. Jaishankar, mengatakan kepada Rubio bahwa Pakistan “harus membayar harga mahal” dan India akan segera menyerang tetangganya itu.
Jaishankar mengatakan kepada Pakistan untuk memutuskan apakah akan menanggapi serangan balasan India atau membiarkan hal itu berakhir.
Di sisi lain, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce mengatakan, Rubio mendorong Jaishankar bekerja sama untuk meredakan ketegangan dan menjaga perdamaian.
Pada hari yang sama, para pejabat Pakistan mengatakan, mereka tidak mengarahkan serangan di Kashmir dan mendesak AS untuk memimpin penyelidikan internasional atas insiden tersebut.
Departemen Luar Negeri AS tidak mengatakan apakah mereka akan mendukung penyelidikan semacam itu, tetapi para ahli mengeklaim hal itu tidak mungkin terjadi, terutama setelah serangan India.
Sementara itu, China, pendukung utama Pakistan telah menegaskan kembali dukungannya kepada pemerintah di Islamabad dalam beberapa hari terakhir.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.