KOMPAS.com - Belakangan ini, konten seorang wanita yang berhenti mencuci mukanya tengah viral di media sosial TikTok.
Untuk diketahui, seorang Tiktoker wanita bernama Tia Zakher memopulerkan "caveman method" atau "metode manusia gua" sebagai perawatan kulit.
Baca juga: 5 Kandungan Skincare yang Tidak Boleh Digabung
Pada intinya, metode ini menekankan untuk berhenti mencuci muka yang berlawanan dengan konsep "merawat wajah".
Metode ini percaya bahwa produk skincare bisa menghilangkan minyak alami kulit, mengganggu keseimbangan pH, dan mengubah mikrobioma alami.
Teori ini berharap untuk mengembalikan kulit ke dalam keadaan sehat "alaminya".
Apakah metode "manusia gua" baik untuk kulit?
Dilansir dari TIME, Rabu (30/4/2025), dokter kulit NYU Grossman Long Island School of Medicine dr. Nicole M. Gobari ternyata punya pendapat berseberangan.
Ia berpendapat bahwa setiap wajah memiliki mikrobioma yang unik dan beragam.
Meskipun kesannya seperti tidak higenis, keberadaan mereka membuat kulit berfungsi dengan baik.
"Kita semua memiliki bakteri, jamur, dan bahkan tungau mikroskopis kecil di wajah kita," kata Golbari.
"Meskipun itu mungkin terdengar mengkhawatirkan, mikroba ini adalah bagian dari kulit normal kita, dan agar kulit kita berfungsi dengan baik, mikrobioma kulit membutuhkan keseimbangan mikroba yang baik," lanjutnya.
Baca juga: Ramai soal Skincare Etiket Biru, Apa Itu? Ini Penjelasan BPOM
Dengan tidak mencuci muka, pertumbuhan ragi berlebihan dan bakteri dikhawatirkan akan menyebabkan masalah kulit lainnya.
Salah satu masalah kulit yang disebabkan tidak mencuci wajah adalah dermatitis seboroik dan infeksi jerawat.
Sebagai penjelasan, dermatitis seboroik merupakan pertumbuhan jamur Malassezia berlebihan yang dapat menyebabkan kerak kuning dan peradangan di wajah.
Kondisi ini menyerang sekitar pelipis, alis, dan hidung.
Pembersihan yang kurang menyeluruh bisa menyebabkan sel kulit mati dan penyumbatan minyak pada pori-pori.
"Bakteri kulit berkembang biak dari pori-pori yang tersumbat, yang menyebabkan jerawat, pustula, dan kista yang meradang," tambah Golbari.
Apa risiko tidak mencuci wajah?
Daripada manfaat, dokter kulit dr. Asmi Berry dari Los Angeles menjelaskan bahwa tidak mencuci wajah lebih banyak mengundang risiko.
"Minimalisme kulit bisa jadi bagus, tetapi melewatkan semua bentuk pembersihan bukanlah jawabannya," ujar Berry.
Menurut dia, mengeliminasi sabun dari rutinitas cuci muka bisa saja dilakukan beberapa orang dengan kulit kering atau sensitif. Namun, membilas wajah dengan air masih harus dilakukan.
Tidak membilas wajah dengan air menyebabkan penumpukan yang dapat menyumbat pori-pori, memperparah jerawat, atau memicu dermatitis.
Bukan hanya masalah kesehatan, kulit yang tidak dicuci tidak akan terlihat baik.
Tidak mencuci muka akan menyebabkan penumpukan sel kulit mati di permukaan kulit. Akibatnya, kulit jadi kusam dan warnanya tidak merata. Selain itu, kulit akan terasa kasar jika disentuh.
Baca juga: Wajah Nur Tya Gosong Usai Pakai Krim Wajah, Ini Ciri-ciri Skincare Mengandung Merkuri
Ketika tidak dibersihkan, pori-pori akan tersumbat dan membesar dan semakin dari waktu ke waktu.
Dengan wajah yang tidak dibersihkan dari polutan, radikal bebas dapat menyebabkan penuaan dini.
Maka dari itu, dokter tersebut menyarankan pembersih kulit yang lembuat untuk wajah.
"Sebenarnya, satu-satunya manfaat mungkin adalah berkurangnya gangguan pada lapisan kulit, tetapi Anda bisa mendapatkannya dengan menggunakan pembersih yang lembut," sambung Berry.
Saran dokter untuk menjaga kebersihan kulit
Untuk menjaga kebersihan kulit, dokter menyarankan pendekatan seimbang yakni dengan mencuci wajah dan menggunakan produk sesuai kebutuhan.
Golbari berpendapat bahwa mendengarkan kebutuhan kulit akan menjaganya tetap sehat dalam jangka panjang.
Sebelum menggunakan produk skincare, baiknya mengujinya terlebih dulu ke satu area kecil pada kulit.
Langkah ini bisa digunakan untuk mengetahui efeknya pada kulit. Pemilik kulit sensitif juga dapat mengikuti cara ini untuk mengecek apakah produk cocok untuk kulit atau tidak.
Selain itu, membersihkan kuas dan spons rias secara teratur juga bisa mencegah penumpukan bakteri.
Berikutnya untuk menjaga pH kulit, Golbari merekomendasikan pembersih wajah lembut yang sesuai dengan jenis kulit. Cara yang lebih cepat dengan memilih produk dengan label "lembut", "pH seimbang", "bebas pewangi", dan "nonkomedogenik".
Baca juga: Amankah Pakai Kosmetik dan Skincare Kedaluwarsa? Ini Kata Dokter Kulit
Terakhir, dokter tersebut juga menyarankan untuk menjaga asupan makanan dan kadar air dalam tubuh.
Konsumsi banyak buah dan sayur dapat membantu untuk mempertahankan rona kulit sehat.
Menurut dia, satu-satunya yang tidak akan berhasil adalah dengan tidak melakukan apa pun.
"Bagi sebagian besar orang, sama sekali tidak membersihkan kulit, terutama membersihkan wajah, akan menyebabkan penuaan dini, pori-pori tersumbat, kulit kusam, dan timbulnya jerawat," ujar Golbari.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.