KOMPAS.com - Lini masa X belum lama ini diramaikan dengan pembahasan soal kantor polisi di Indonesia ternyata tak bisa diulas di Google Review.
"Di usia berapa kalian, kalau tak bisa dikasih Google Review?" tanya pengguna akun X @Jateng*** pada Senin (5/5/2025), seraya mengunggah foto markas Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya.
Kondisi itu berbeda dengan tempat-tempat atau destinasi lainnya, di mana masyarakat bisa dengan leluasa memberikan penilaian dan memberikan komentar atau ulasan di Google Review.
Unggahan tersebut lantas memicu beragam komentar dari warganet yang mempertanyakan alasan kantor polisi tak bisa diulas di Google Review.
"Kira-kira kenape bisa begitu," tulis pengguna akun @mikaas***.
Berdasarkan pengamatan Kompas.com pada Rabu (8/5/2025), fitur ulasan untuk sejumlah kantor atau markas Polsek, Polres, Polda, maupun Markas Besar Polri di Google telah dinonaktifkan.
Lantas, apa alasan kantor polisi di Indonesia tidak dapat diberikan ulasan di Google Review?
Baca juga: Polisi Tembak Remaja hingga Tewas di Belawan, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Alasan kantor polisi tidak bisa diulas di Google Review
Saat dimintai informasi, seorang pejabat Perwakilan Google Indonesia membenarkan, seluruh kantor polisi di Indonesia memang tidak bisa diberi ulasan atau penilaian di Google Review.
Menurut dia, kebijakan tersebut diberlakukan untuk menghindari ulasan palsu mengenai institusi kepolisian.
"Ulasan di Google Maps harus berdasarkan pengalaman langsung seseorang dengan suatu tempat," ujar pejabat Perwakilan Google Indonesia tersebut saat dihubungi Kompas.com pada Rabu.
Ia menuturkan, selama beberapa tahun terakhir kantor polisi secara konsisten menjadi sasaran ulasan palsu. Dikatakan, tempat-tempat tersebut telah menerima banyak konten yang tidak relevan.
"Berbeda dengan restoran atau tempat wisata, orang umumnya tidak memiliki pilihan untuk mengunjungi kantor kepolisian," imbuhnya.
Baca juga: Pelat Nomor Hilang Satu, Perlukah Bikin Baru di Samsat? Ini Jawaban Polisi
Upaya Google melindungi tempat-tempat yang menjadi sasaran ulasan palsu
Hingga saat ini, terdapat lebih dari 300 juta kontributor berbagi pengalaman mereka di Google Maps setiap tahun.
Kontribusi tersebut membantu orang mendapatkan informasi terbaru untuk lebih dari 250 juta tempat di seluruh dunia.
"Dengan lebih dari 20 juta ulasan, foto, informasi jam operasional, dan kontribusi lain yang ditambahkan ke Maps setiap hari, kami akan terus berupaya memastikan informasi tersaji akurat. Sedangkan konten yang tidak bermanfaat, dihapus," jelas pejabat Perwakilan Google Indonesia itu.
Google telah menggunakan teknologi otomatis dan tim ahli untuk mendeteksi ulasan palsu.
Baca juga: Kondisi Terkini Massa Aksi Demo Hari Buruh 2025 di Semarang yang Ditahan Polisi
Hingga kini, pihak Google juga telah menghentikan pengiriman konten yang melanggar kebijakan.
Langkah-langkah ini mencakup penghapusan konten yang melanggar kebijakan.
"Misalnya, pada awal tahun ini terjadi ulasan bintang satu secara tiba-tiba terhadap sebuah bar lokal di Missouri. Untuk mencegah dampak yang lebih buruk, kami menonaktifkan sementara fitur Google Review di lokasi tersebut agar sistem penilaian tidak terganggu," terang pejabat itu.
Dalam kasus lainnya, seperti menjelang waktu pemilu di Amerika Serikat, tempat-tempat pemungutan suara sering menerima ulasan yang tidak berhubungan langsung dengan kejadian yang sebenarnya di lokasi tersebut.
"Sehingga diperlukan perlindungan jangka panjang terutama pada lokasi yang berpotensi menjadi sasaran ulasan yang tidak relevan, berbahaya, dan di luar konteks, seperti kantor polisi dan lembaga masyarakat," tandas Google.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, Google juga telah menutup akses ulasan terhadap kantor institusi kepolisian di negara lain.
Google Review di Kantor Polisi Damansara Kuala Lumpur Malaysia misalnya, juga telah dinonaktifkan oleh Google.
Beberapa warganet dalam mengomentari unggahan soal kantor polisi di Indonesia tidak bisa diulas di Google Review, juga telah memberikan informasi kejadian di luar negeri.
"Ngga cuma di indonesia. Seluruh dunia. Coba cek aja di gmap," cuit pengguna akun @98hello*** misalnya.
Baca juga: Kondisi Terkini Massa Aksi Demo Hari Buruh 2025 di Semarang yang Ditahan Polisi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.