KOMPAS.com - Serangan jantung merupakan kondisi medis yang sangat serius dan bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat.
Serangan ini terjadi ketika aliran darah ke jantung terhambat, biasanya akibat penyumbatan di arteri koroner.
Kondisi itu menyebabkan otot jantung tidak mendapatkan pasokan oksigen yang cukup sehingga bagian dari jantung bisa rusak secara permanen.
Deteksi dan penanganan yang cepat dapat meningkatkan peluang bertahan hidup seseorang secara signifikan.
Namun sayangnya, banyak orang yang belum mengetahui gejala atau tanda serangan jantung dengan tepat. Bahkan, kebanyakan orang masih mengira tanda serangan jantung sebagai penyakit lain.
Hal ini seperti keramaian di media sosial X, di mana warganet menceritakan pengalaman kerabatnya yang disangka masuk angin, ternyata serangan jantung yang akhirnya fatal.
"Ini kayak ibu dulu, beliau abis pulang workshop di luar kota terus balik ke hotel badannya pegel pegel dan sepertinya masuk angin. akhirnya minta temennya pijitin setelah dipijit ibu sempet mandi, setelah itu ga sadar dibawa ke rs udah gaada," tulis akun @hrtja***.
Baca juga: Apa Saja Penyebab Serangan Jantung? Ini Kata Dokter
Lalu, apa saja gejala serangan jantung yang wajib diwaspadai?
Apa saja tanda serangan jantung?
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di Rumah Sakit Jantung Binawaluya Jakarta, dr. Dian Larasati Munawar SpJP(K) mengatakan, gejala khas serangan jantung yang wajib diwaspadai adalah munculnya sakit di dada yang terkadang menjalar ke bagian tubuh lain.
"Sakit dada khas jantung. Biasanya dirasakan di dada, kadang menjalar ke rahang, ulu hati, dan punggung," ujar Dian kepada Kompas.com, Rabu (7/5/2025).
"Kondisi tersebut bisa muncul hilang, terutama jika dipicu aktivitas," lanjut dia.
Dian menambahkan, gejala umum serangan jantung juga bisa berupa nyeri terus-menerus, muncul keringat dingin, dan muntah.
Pada kasus tertentu, orang dengan serangan jantung bisa pingsan secara mendadak atau tidak sadarkan diri.
Selain itu, Dian juga menjelaskan gejala serangan jantung pada penderita diabetes, yang justru sangat perlu diperhatikan.
Sebab, gejala itu muncul seperti seseorang yang tidak menderita sakit kronis atau yang mematikan.
"Pada pasien dengan diabetes, lebih tidak khas, bisa seperti masuk angin, tapi disertai keringat dingin, dan setelahnya menjadi mudah capek," jelas dia.
Baca juga: Meriam Bellina Alami Serangan Jantung walau Hidup Sehat, Apa Kata Dokter?
Kebiasaan yang memicu serangan jantung
Dian mengatakan, ada beberapa kebiasaan yang dapat memicu serangan jantung.
"Kebiasaan merokok dan genetik tinggi di keluarga (ada beberapa anggota keluarga yang sakit jantung atau meninggal mendadak), juga bisa menjadi faktor penyebab," ucap Dian.
Meski begitu, Dian menyarankan bagi laki-laki berusia 40-an tahun dan wanita berusia 50-an tahun dengan kondisi hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi untuk rutin melakukan pemeriksaan jantung.
Menurut dia, pemeriksaan seperti Multislice Computed Tomography (MSCT) koroner dapat membantu menentukan ada atau tidaknya potensi serangan jantung pada seseorang.
Baca juga: Belajar dari Meriam Bellina, Bagaimana Beda Gejala GERD dan Serangan Jantung?
Pencegahan dan pertolongan pertama serangan jantung
Menilik bahayanya serangan jantung, Dian memberikan beberapa langkah pencegahan dan pertolongan pertama jika menemukan seseorang dengan gejala serangan jantung.
"Kenali keluhannya. Ada nyeri yang terus-menerus dan tidak hilang. Ada yang bilang 'seperti diinjak gajah'," ucap Dian.
Jika sudah begitu, Dian menganjurkan untuk membawa orang tersebut ke RS yang tepat.
"Pastikan adanya gejala serangan jantung dengan pergi ke RS yang memiliki fasilitas pemeriksaan EKG, laboratorium enzim jantung, dan CT Scan koroner," lanjut dia.
Tujuannya agar memudahkan dalam menegakkan diagnosis pada pasien.
Selain itu, orang yang sudah memiliki gejala serangan jantung wajib melakukan pengobatan yang tepat.
Dian menjelaskan, ada dua cara untuk mengobati serangan jantung, yakni:
- Pemberian pengencer darah yang kuat/thrombolisis. Tujuannya supaya bekuan darah yang menyumbat dapat menjadi lumer, sehingga aliran darah menjadi lancar kembali
- Tindakan kateterisasi/primary PCI di RS yang memiliki fasilitas dan komitmen tinggi dari staf, sehingga dapat melakukan evaluasi pembuluh darah jantung dalam waktu 24 jam dan pemasangan ring bila diperlukan.
"Dengan pengobatan yang cepat dan tepat, risiko perburukan fungsi jantung bisa diminalisir, efek buruk yang dirasakan pasien lebih sedikit," ujar Dian.
Baca juga: Gejala Serangan Jantung pada Laki-laki dan Wanita, Kenali Bedanya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.