Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesawat Antariksa Kosmos 482 Berpotensi Menghantam Indonesia pada 10 Mei 2025

Baca di App
Lihat Foto
Badan Antariksa Eropa
Ilustrasi pesawat antariksa Kosmos 482 yang akan jatuh ke Indonesia.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Sebuah pesawat antariksa yang diluncurkan pada era Uni Soviet, Kosmos 482 diperkirakan akan jatuh ke Bumi pada Sabtu (10/5/2025).

Para ahli memperkirakan, wahana antariksa yang diluncurkan pada 1972 itu jatuh ke Bumi dengan kecepatan sekitar 242 km per jam, atau secepat meteor.

Diberitakan BBC, Kosmos 482 diluncurkan sebagai bagian dari misi ke Venus, tapi tidak pernah sampai di planet tersebut.

Wahana Kosmos 482 dilaporkan terperangkap dalam orbit Bumi karena roket pendorongnya mengalami kerusakan hingga hanya menyala selama waktu yang dibutuhkan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analis Senior Mitigasi Puing Luar Angkasa di Badan Antariksa Eropa Stijn Lemmens menyampaikan, wahana antariksa itu akan mendarat menyerupai obyek bentuk bulat dan kuat. Lebarnya sekitar satu meter dan berat hampir setengah ton.

Pesawat antariksa ini dilengkapi dengan sistem parasut yang difungsikan untuk memperlambat penurunan wahana saat mendarat di Venus. Namun, parasut tersebut kemungkinan sudah lama rusak setelah lebih dari 50 tahun Kosmos 482 terperangkap di luar angkasa.

Saat ini, Kosmos 482 masih dipantau ketat oleh berbagai badan antariksa internasional.

Baca juga: Ledakan Nova di Antariksa Akan Terjadi Jelang September 2024, Apa Itu?

Diperkirakan mendarat di Indonesia

Astronom amatir Indonesia Marufin Sudibyo mengonfirmasi kabar sebuah pesawat antariksa yang bakal jatuh ke Bumi pada 10 Mei 2025.

Dia mengatakan, pesawat antariksa itu adalah Kosmos 482 yang merupakan kembaran Venera-8. Pesawat antariksa tersebut diluncurkan oleh Uni Soviet pada 31 Maret 1972 menuju ke Venus.

"Sesuai praktik di Uni Soviet saat itu, untuk misi antariksa non-orbit Bumi dan Bulan, mereka selalu meluncurkan sepasang wantariksa (wahana antariksa). Salah satunya merupakan cadangan," kata dia, saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (8/5/2025).

Dalam peluncuran tersebut, Venera-8 berhasil meluncur dan mendarat ke Venus. Tapi tidak dengan Kosmos 482 yang justru terperangkap di orbit Bumi.

Kosmos 482 dilaporkan terperangkap di orbit setinggi antara 205 km (perigee) hingga 9.805 km (apogee) dengan periode orbital 201 menit.

Selama pengamatan bertahun-tahun berikutnya, Kosmos 482 telah terpisah menjadi 4 bagian yang berbeda. Dua bagian pertama berupa roket pendorong dan roket pelepas, yang sudah jatuh ke Bumi pada awal April 1972 di Selandia Baru.

Sementara dua bagian lainnya, yaitu wantariksa utama dan komponen pendarat, masing-masing jatuh pada 1981 dan 1983.

"Tinggal bagian pendarat utama yang masih tersisa," tutur Marufin.

Dia menyampaikan, pendarat utama Kosmos 482 diperkirakan bakal jatuh ke Bumi pada Sabtu (10/5/2025) pukul 14.34 WIB sampai dengan 14 jam berikutnya.

Untuk saat ini, menurut Marufin, titik jatuhnya pesawat antariksa itu berada di antara garis lintang 52 LU hingga 52 LS.

Berdasarkan data tersebut, ada potensi wilayah Indonesia bakal menjadi tempat jatuhnya Kosmos 482.

"Bagian Indonesia yang berada di lintasan orbit pendarat Kosmos 482 sehingga berpotensi menjadi lokasi jatuhnya, meliputi kota Bengkulu dan sekitar, kota Bandar Lampung dan sekitar, kota Makassar dan sekitar, hingga kota Kupang dan sekitar," jelas Marufin.

Baca juga: NASA Menerima Sinyal Laser dari Pesawat Luar Angkasa Sejauh 16 Juta Km

Dampak jatuhnya Kosmos 482

Lebih lanjut Marufin menyampaikan bahwa pesawat antariksa Kosmos 482 memiliki massa 500 kg dan didesain tahan tekanan suhu tinggi.

"Sehingga ada kemungkinan akan tetap utuh saat menyentuh paras Bumi," kata Marufin.

Kecepatan jatuh pesawat antariksa itu diperkirakan antara 230-250 km per jam. Dengan demikian, energi kinetiknya setara 300 gram TNT atau setara dengan ledakan 2 butir granat tangan.

"Energi ini relatif kecil dan tidak akan menyebabkan kerusakan meluas," imbuhnya.

Sementara itu, peneliti utama bidang astronomi BRIN Thomas Djamaluddin juga menyampaikan bahwa wilayah Indonesia berpotensi menjadi lokasi jatuhnya pesawat antariksa Kosmos 482. Hal ini dilihat dari orbit lintasannya.

Meski demikian, waktu dan titik jatuhnya belum bisa dipastikan karena ketidakpastian hambatan atmosfer.

"Kemungkinan besar jatuh di lautan, hutan, atau gurun, walau kemungkinan jatuh di wilayah berpenduduk tidak dapat dikesampingkan," kata Thomas kepada Kompas.com, Kamis.

Laporan Live Science menyampaikan agar masyarakat tidak perlu khawatir terkait fenomena jatuhnya sampah antariksa ini. Sebab, peluang wahana antariksa Kosmos yang lepas kendali dan menabrak wilayah berpenduduk tertentu sangatlah kecil.

Dengan sekitar 71 persen permukaan planet tertutup air, sangat mungkin Kosmos 482 akan mendarat di lautan, seperti halnya sebagian besar puing-puing ruang antariksa yang terdeorbit.

Studi lainnya mengungkap kemungkinan serpihan pesawat luar antariksa menabrak pesawat terbang.

Menurut studi tersebut, risiko serpihan Kosmos 482 menabrak pesawat cukup kecil. Namun, risikonya bisa menjadi meningkat karena peningkatan jumlah sampah antariksa yang masuk kembali ke Bumi dan area penerbangan.

Penelitian menemukan, wilayah dengan kepadatan tinggi yang dekat dengan bandara utama memiliki peluang 0,8 persen per tahun terkena dampak dari masuknya kembali roket yang tidak terkendali, tetapi di wilayah ruang angkasa yang “lebih besar tetapi masih sibuk” seperti yang ditemukan di AS bagian timur laut atau di sekitar kota-kota besar di Asia, risikonya meningkat menjadi 26 persen.

“Meskipun probabilitas serangan rendah, konsekuensinya bisa menjadi bencana besar,” kata para peneliti dalam penelitian yang dipublikasikan di Scientific Reports.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi