Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan Iklim Picu Penyebaran Jamur Mematikan ke Eropa dan Asia, Apa Bahayanya?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Jamur aspergillus yang mematikan menyebar ke Eropa dan Asia dan dapat memicu masalah kesehatan.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Spesies jamur mematikan, aspergillus diperkirakan menyebar ke utara dari Afrika dan Amerika Selatan menuju Eropa hingga Asia.

Dikutip dari Sky News, spesies jamur ini dapat menyebabkan infeksi pada paru-paru dan otak manusia, membahayakan hewan ternak, serta membuat hasil panen tidak aman untuk dikonsumsi.

Belum diketahui sejauh mana penyebaran jamur mematikan tersebut. Namun, kecepatan penyebaran tergantung pada seberapa cepat mitigasi dunia menghentikannya.

Menurut penelitian, jamur aspergillus berkembang akibat perubahan iklim berupa pemanasan global yang sedang terjadi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jamur aspergillus bisa ditemukan di udara, tanah, dan di dalam tubuh manusia. Penyebarannya bisa melalui spora di udara yang dihirup. Namun, lebih dari 90 persen diperkirakan masih belum diketahui oleh sains.

Penulis utama penelitian baru ini, Norman van Rhijn dari Universitas Manchester mengatakan, penyakit akibat jamur aspergillus sangat sulit diobati. Dia juga menyebut bahwa infeksi jamur ini akan menjadi faktor penyebab jutaan kematian di seluruh dunia setiap tahunnya.

Hal ini karena obat antijamur hanya sedikit, sementara jamur sendiri semakin resisten terhadap obat dan sulit terdiagnosis.

Meski mengancam kesehatan, organisme ini juga penting bagi ekosistem yang sehat. Jamur aspergillus berperan mengurai bahan organik dan membantu menyerap karbon dioksida yang memanaskan iklim.

Organisme ini juga bermanfaat untuk produksi pangan, termasuk fermentasi kecap dan sake.

Baca juga: Mengenal Black Mold, Jamur Berbahaya yang Mengintai Rumah Anda

Infeksi jamur aspergillus diproyeksikan meningkat

Menurut penelitian, jamur Aspergillus fumigatus dapat menyebar ke 77 persen wilayah tambahan pada 2100 sebagai akibat dari penggunaan bahan bakar fosil yang besar di dunia dan perubahan iklim.

Hal ini terjadi karena jamur aspergillus dapat tumbuh dengan cepat pada suhu tinggi dalam kompos, yang menjelaskan mengapa organisme ini mampu tumbuh subur pada suhu internal di dalam tubuh manusia yang mencapai 37 derajat Celsius.

"Studi ini menunjukkan bahwa beberapa skenario perubahan iklim global akan mengakibatkan perubahan rentang habitat untuk infeksi jamur paru-paru dan sistemik tertentu," kata Jacob Glanville, CEO Centivax, dikutip dari Times of India.

Menurut Kepala Asosiasi VA Pittsburgh Health System dan patogen oportunistik di University of Pittsburgh, Cornelius Clancy, penyebaran jamur aspergillus berpotensi meningkat secara luas di tengah perubahan iklim.

Dia memprediksi paparan jamur mematikan itu bisa terjadi pada manusia, tanaman, hingga hewan.

Penyebaran jamur aspergillus yang masif ini berpotensi menyebabkan 9 juta orang di Eropa terpapar infeksi tersebut.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Spesies Jamur yang Bisa Bikin Laba-laba Jadi Zombi

Siapa yang paling berisiko terinfeksi jamur aspergillus?

Pada umumnya, orang sehat yang menghirup jamur aspergillus di udara tidak langsung merasakan sakit.

Namun, efek jamur aspergillus bisa lebih parah dan sangat mengancam jika menginfeksi orang yang memiliki riwayat asma, fibrosis kistik, atau sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Masih dari sumber yang sama, berikut ini orang yang paling berisiko parah terinfeksi jamur aspergillus:

1. Orang yang menjalani kemoterapi

Pasien yang menjalani kemoterapi mungkin menghadapi risiko terinfeksi jamur aspergillus yang bisa memengaruhi paru-paru mereka sehingga menyebabkan pneumonia aspergillus atau infeksi paru-paru.

Penyakit ini dikhawatirkan bisa menyebar ke organ lainnya.

2. Orang yang mengalami gangguan kekebalan tubuh

Pasien berikutnya yang berisiko parah terinfeksi jamur aspergillus adalah mereka yang mengalami gangguan kekebalan tubuh.

"Jika sistem kekebalan tubuh utuh, maka spora ini biasanya dihilangkan oleh sel-sel sistem kekebalan tubuh di saluran udara dan paru-paru sehingga penyakit tidak terjadi," kata Clancy.

Namun, dia menambahkan, bagi orang-orang yang sistem kekebalannya bereaksi berlebihan terhadap protein dalam spora, infeksi dapat menimbulkan reaksi mulai dari gejala mirip alergi hingga penyakit invasif.

3. Lansia dan penderita asma

Lansia dan orang yang menderita penyakit pernapasan seperti asma mungkin berisiko lebih tinggi terkena komplikasi akibat infeksi jamur.

Menurut Mayo Clinic, beberapa orang yang mengalami asma atau fibrosis kistik memiliki reaksi alergi terhadap jamur aspergillus.

Baca juga: Militer Israel Dibayang-bayangi Infeksi Jamur Mematikan, Tewaskan Seorang Tentara

Gejala infeksi jamur aspergillus

Tanda dan gejala infeksi jamur aspergillus bisa berupa reaksi mirip alergi jika menginfeksi orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang bereaksi berlebihan terhadap protein.

Namun, pada lansia dan penderita asma, gejalanya mungkin berbeda, berikut di antaranya:

  • Demam
  • Batuk yang mengeluarkan lendir
  • Asma yang memburuk.

Menurut para ahli, beberapa jamur bisa menjadi kebal terhadap obat seiring berjalannya waktu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi