KOMPAS.com - Serangan jantung terjadi ketika pembuluh darah arteri yang mengirimkan darah dan oksigen ke jantung sangat berkurang atau tersumbat.
Penyumbatan tersebut biasanya disebabkan oleh penumpukan lemak, kolesterol, dan zat lain di arteri jantung atau koroner.
Dikutip dari Mayo Clinic, endapan lemak yang mengandung kolesterol disebut plak. Sedangkan proses penumpukan plak disebut aterosklerosis.
Terkadang, plak dapat pecah dan membentuk gumpalan yang menghalangi peredaran darah. Hal itu kemudian memicu serangan jantung atau dikenal sebagai infark miokard.
Tanda atau gejala serangan jantung ini umumnya terjadi secara tiba-tiba dan merupakan kondisi kegawatdaruratan yang perlu mendapatkan pertolongan.
Pertolongan segera tersebut berguna mencegah kematian. Sehingga, jangan menunda untuk mendapatkan pertolongan bila mengalami tanda-tanda serangan jantung.
Lantas, apa saja tanda serangan jantung?
Baca juga: 4 Produk Pangan Ditarik di Singapura karena Picu Masalah Jantung, Apakah Beredar di Indonesia?
Tanda seseorang alami serangan jantung
Dilansir dari American Heart Association, ada beberapa tanda serangan jantung yang penting dikenali, termasuk:
- Nyeri atau rasa tidak nyaman di dada
- Nyeri atau rasa tidak nyaman di rahang, leher, atau punggung
- Nyeri atau rasa tidak nyaman di lengan atau bahu
- Sesak napas, dapat terjadi dengan atau tanpa rasa tidak nyaman di dada
- Merasa sangat lelah, pusing, atau ingin pingsan
- Mual atau muntah.
Jika mengalami sendiri atau melihat orang lain menunjukkan kondisi yang mengarah pada gejala serangan jantung, siapa saja penting untuk meminta pertolongan medis.
Baca juga: 10 Alasan Duduk Terlalu Lama Buruk bagi Kesehatan, Termasuk Merusak Jantung
Cara mencegah serangan jantung
Tidak ada kata terlambat untuk mengambil langkah-langkah guna mencegah serangan jantung.
Berikut ini adalah cara-cara untuk mencegah serangan jantung:
- Jangan merokok
- Menjaga berat badan yang sehat dengan diet yang menyehatkan jantung
- Rutin beraktivitas fisik atau melakukan olahraga teratur
- Mengontrol stres dengan baik
- Mengelola kondisi kesehatan lainnya, seperti hipertensi dan diabetes.
Minum obat jika perlu untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan jantung, namun hal tersebut sesuai petunjuk atau resep dokter
Kemudian sebaiknya mempelajari prosedur pertolongan Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru.
Pertimbangkan untuk mengikuti kursus pelatihan pertolongan pertama yang terakreditasi, termasuk CPR dan cara menggunakan defibrilator eksternal otomatis (AED).
Baca juga: Duduk Kelamaan Memicu Sakit Jantung, Tak Bisa Dicegah dengan Olahraga
Namun tidak menampik kemungkinan bahwa serangan jantung bisa terjadi sebelum seseorang mencapai usia tersebut.
Jika saudara laki-laki, saudara perempuan, orang tua, atau kakek-nenek mengalami serangan jantung dini, seseorang mungkin berisiko lebih tinggi.
Baca juga: 5 Tanda Adanya Masalah di Jantung yang Sering Diabaikan, Apa Saja?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.