Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Tidur di Lantai Bisa Kena Angin Duduk? Ini Jawaban Dokter

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Unsplash/Robina Weeirmejer
Kata Dokter soal pemuda meninggak disebabkan oleh angin duduk karena tidur di lantai
|
Editor: Irawan Sapto Adhi

KOMPAS.com - Sebuah video yang memperlihatkan seorang pemuda ditemukan meninggal dunia saat tidur di lantai belum lama ini viral di media sosial.

Video tersebut ramai dibahas karena pengunggah mengaitkan kematian pemuda tersebut dengan masalah jantung akibat sering tidur di lantai.

"Diduga tidur di lantai dan terserang angin duduk kalo kata orang Sunda bilang. Jangan sering tidur di lantai ya kawan2 semua, apalagi tanpa alas tikar dan karpet," tulis pemilik akun Instagram @dewi_angga***** pada Jumat (2/5/2025).

Sebagian warganet terlihat membenarkan adanya kaitan antara tidur di lantai sebagai penyebab "angin duduk" dan meninggal dunia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 3 Penyebab Utama Angin Duduk, Bukan karena Sering Kena Angin Malam atau Kipas

"Persis almarhum kakak lakiku. Meninggal ketahuan jam 3 pagi. udah kaku banget," tulis pemilik akun @mamin***.

"Waduh bahaya ini, aku biasanya tidur di lantai  plus kipas. Ngga lagi deh," ungkap warganet lainnya lewat akun @ngk_ta***.

Tapi, ada juga warganet yang membantah narasi bahwa tidur di lantai bisa menyebabkan angin duduk dan kematian.

"Kalaupun itu karena angin duduk terus kaitannya dengan tidur di lantai apa?" tulis pengguna akun @ellenth***.

"Angin duduk itu bukan karena tidur di lantai. Angin duduk itu salah satu bentuk serangan jantung karena penyempitan pembuluh darah. Ga ada korelasinya dengan tidur di lantai," cuit *aideray***.

Lantas, apakah benar tidur di lantai dapat menyebabkan angin duduk yang berbahaya?

Baca juga: Foto Kambing Kaku Disebut Kena Angin Duduk, Benarkah? Ini Kata Dokter

Dokter: tidur di lantai tak sebabkan angin duduk

Saat dimintai pandangan, Dokter spesialis penyakit dalam, dr. Andi Khomeini Takdir Haruni, SpPD(K), menyebut di masyarakat kita memang telah berkembang istilah angin duduk yang merujuk pada kondisi medis bernama angina pektoris.

Angina pektoris adalah nyeri dada yang terjadi akibat berkurangnya pasokan darah dan oksigen ke otot jantung. Menurut dia, angina pektoris bisa memicu seseorang mengalami serangan jantung.

"Jadi, memang ada kemungkinan pemuda atau orang yang masih muda meninggal karena mengalami angina pektoris dan serangan jantung," ujarnya saat diwawancara Kompas.com, Kamis (8/5/2025). 

Terkait dengan penyebab angina pektoris karena tidur di lantai, Andi menegaskan tidak ada korelasinya.

Menurutnya, tidur di lantai tanpa alas seperti karpet atau kasur tidak memiliki risiko kesehatan yang spesifik asalkan tempatnya bersih dan nyaman.

"Yang perlu diperhatikan justru adalah posisi tidurnya, jangan sampai menekan jantung," terang Andi.

Baca juga: Waspadai 5 Gejala Angin Duduk pada Wanita, Apa Saja?

Posisi tidur lebih baik hadap kanan

Ia menyarankan kepada masyarakat agar posisi tidur miring kanan atau sedikit telentang dengan penyangga sedikit di sisi kiri punggung.

Dengan posisi tidur tersebut, jantung yang berada di posisi dada kiri akan terhindar dari tekanan.

Selain faktor posisi tidur, Andi juga menjelaskan bahwa angina pektoris mungkin juga disebabkan kondisi seseorang yang menderita dua atau lebih penyakit secara bersamaan (komorbid).

"Terkait kasus angina pektoris, perlu juga mempertimbangkan faktor risiko penyakit komorbid yang dialami oleh seseorang," jelasnya.

Ia kemudian menyarankan agar masyarakat memanfaatkan layanan pemeriksaan gratis dari pemerintah.

Dengan melakukan cek kesehatan, diharapkan akan diketahui penyakit komorbid yang berisiko agar segera dilakukan penanganan sedini mungkin.

Baca juga: Apa Itu Angin Duduk? Kenali Penyebab dan Gejalanya

Terkait paparan dingin

Senada, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi Medik, Dr. dr. Andhika Rachman, Sp.PD-KHOM, menyebut anggapan tidur di lantai dikaitkan dengan risiko terkena angin duduk atau serangan jantung, tidak sepenuhnya benar.

Ia menegaskan bahwa tidur di lantai tanpa alas tidak secara langsung menyebabkan angin duduk, terutama pada individu yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung.

“Tidur di lantai bukan penyebab utama angin duduk. Tapi, pada mereka yang memiliki penyakit jantung yang belum terdiagnosis, paparan suhu dingin bisa memicu penyempitan pembuluh darah koroner dan memperburuk kondisi iskemia miokard,” kata dr. Andhika pada Kamis (8/5/2025).

Menurutnya, stres akibat suhu dingin bisa mengaktifkan proses inflamasi dan pembekuan darah yang berlebihan (pro-koagulasi). Kombinasi ini dapat mempercepat pembentukan trombus atau gumpalan darah yang berisiko menyebabkan serangan jantung.

Dengan kata lain, kematian mendadak yang sering dikaitkan dengan "angin duduk" sebenarnya merupakan manifestasi akut dari penyakit jantung tersembunyi yang dipicu oleh faktor lingkungan, seperti paparan suhu dingin saat tidur di lantai.

Karena itu, dr. Andhika menyarankan penderita penyakit jantung untuk menghindari tidur langsung di lantai tanpa alas seperti kasur atau karpet.

“Kami menganjurkan masyarakat untuk mengenali gejala awal penyakit jantung, tidak tidur langsung di lantai tanpa alas, dan melakukan pemeriksaan jantung secara berkala. Terutama jika memiliki faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, kebiasaan merokok, atau riwayat keluarga dengan penyakit jantung,” tuturnya.

Baca juga: Ramai soal Kena Angin Duduk, Bolehkah Dikerok?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi