Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara FIFA Sanksi PSSI Imbas Suporter Lakukan Diskriminasi kepada Bahrain

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/ADIL NURSALAM
Aksi suporter Timnas Indonesia dalam pertandingan Indonesia vs Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026, atmosfer luar biasa dirasakan pada Jumat (15/11/2024) di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta.
|
Editor: Yefta Christopherus Asia Sanjaya

KOMPAS.com - Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) menjatuhkan dua sanksi kepada Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI).

Sanksi yang diberikan berupa denda sekitar Rp 400 juta dan PSSI harus mengurangi sekitar 15 persen kursi yang tersedia pada pertandingan kandang selanjutnya.

FIFA sanksi PSSI setelah suporter Indonesia dinyatakan melakukan diskriminasi kepada skuad Tim Nasional (Timnas) Bahrain.

Baca juga: Indra Sjafri dipecat PSSI, Berikut Daftar Prestasinya Selama Tangani Timnas Indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Komite Eksekutif PSSI Arya Sinulingga mengatakan, sanksi FIFA berkaitan dengan pertandingan Indonesia vs Bahrain di laga lanjutan Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

Partai Indonesia vs Bahrain digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Selasa (25/3/2025).

Skuad Garuda mampu menumbangkan tim tamu lewat gol semata wayang Ole Romeny pada menit ke-24.

“Jadi, kita kemarin sudah mendapatkan surat dari FIFA dengan referensi FDD-2338 tentang Pasal 15 diskriminasi,” ujar Arya dikutip dari Kompas.com, Minggu (11/5/2025).

Berikut duduk perkara FIFA sanksi PSSI.

Baca juga: STY Sebut PSSI Belum Lunasi Kompensasi Usai Dipecat pada Januari 2025

Duduk perkara FIFA sanksi PSSI

Arya mengatakan, FIFA telah mengirim laporan monitoring sistem anti-diskriminasi kepada PSSI.

Berdasarkan laporan tersebut, FIFA menyatakan bahwa suporter Indonesia paling aktif berada di tribun ara dan selatan.

Suporter yang menyaksikan pertandingan dari sektor 19 terdeteksi meneriakkan slogan xenophobia pada menit ke-80.

Untuk diketahui, xenophobia adalah ketakutan terhadap orang asing dan adat istiadat mereka yang seringkali berubah menjadi rasa tidak suka yang kuat.

Dilansir dari WebMD, xenophobia beririsan dengan rasisme yang merupakan keyakinan kuat pada gagasan keliru yang mengukur nilai dan kemampuan berdasarkan atribut fisik, seperti warna kulit dan rambut.

Baca juga: Shin Tae-yong Mengaku Sudah Dapat Tawaran Melatih Usai Dipecat PSSI

"Keputusan FIFA, PSSI harus bertanggung jawab atas perilaku diskriminatif suporter pada saat pertandingan Indonesia lawan Bahrain yang dimainkan 25 Maret 2025," kata Arya dikutip dari Antara, Minggu (11/5/2025).

“Sekitar hampir 200 suporter tuan rumah teriakkan slogan xenophobia, 'Bahrain bla...bla...bla...',” tambahnya.

Arya menambahkan, FIFA juga memberikan alternatif terkait sanksi pengurangan 15 persen dari kursi yang tersedia pada pertandingan kandang selanjutnya.

Ia menjelaskan, sanksi tersebut dapat diganti dengan memberikan kursi kepada komunitas anti-diskriminasi atau komunitas khusus, seperti keluarga, pelajar, atau perempuan.

“Mereka harus pasang spanduk anti-diskriminasi," tutur Arya.

Baca juga: Indra Sjafri Siap Mundur dari Kursi Pelatih Timnas Indonesia U20, PSSI: Akan Ada Evaluasi

Langkah PSSI usai didenda FIFA

Arya menuturkan, sanksi yang dijatuhkan FIFA termasuk hal yang memberatkan PSSI.

Sebabnya, induk sepak bola dunia tersebut mempunyai prinsip kesetaraan, kemanusiaan, saling menghargai, dan menghormati.

Arya menambahkan, setelah PSSI kena sanksi FIFA, pihaknya akan menjadikan hal ini sebagai pembelajaran.

PSSI juga akan memberikan literasi dan pendidikan kepada suporter.

Tujuannya, supaya mereka tidak melakukan hal-hal yang berhubungan dengan diskriminasi, seperti ujaran kebencian, rasisme, xenophobia, dan lainnya.

“Jelas ini merugikan kita semua. Tapi, harus tanggung bersama-sama,” kata Arya saat menanggapi keputusan FIFA sanksi PSSI.

Baca juga: Hanya 5 Negara yang NDRC-nya Diakui FIFA, Indonesia Satu-satunya di Asia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi