KOMPAS.com - Kanker kolorektal adalah jenis kanker yang menyerang usus besar (kolon) atau rektum.
Kanker ini juga umum disebut sebagai kanker usus besar atau kanker rektum, tergantung di mana kanker ini bermula.
Biasanya, risiko terkena kanker kolorektal meningkat seiring bertambahnya usia. Namun ada beberapa kondisi lain yang juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker kolorektal.
Lantas, siapa saja yang berisiko terkena kanker kolorektal?
Baca juga: Disebut Jadi Penyakit yang Mengintai Gen Z, Apa Itu Kanker Kolorektal?
Siapa lebih berisiko terkena kanker kolorektal?
Menurut American Cancer Society, berikut adalah beberapa kelompok orang yang lebih berisiko terkena kanker kolorektal:
1. Orang dengan berat badan berlebihJika Anda memiliki berat badan berlebih (kegemukan atau obesitas), risiko Anda terkena dan meninggal akibat kanker kolorektal lebih tinggi.
Berat badan berlebih meningkatkan risiko kanker kolorektal pada manusia, tetapi kaitannya tampaknya lebih kuat pada pria.
Baca juga: 5 Tanda Awal Kanker Kolorektal yang Sering Diabaikan, Apa Saja?
2. Penderita diabetes tipe 2Orang dengan diabetes melitus tipe 2 lebih mungkin terkena kanker kolorektal daripada orang yang tidak menderita diabetes melitus.
Risiko yang lebih tinggi ini diduga disebabkan oleh kadar insulin yang tinggi pada orang dengan diabetes melitus.
3. PerokokOrang yang merokok tembakau dalam jangka waktu lama lebih mungkin terkena dan meninggal akibat kanker kolorektal dibandingkan orang yang tidak merokok.
Merokok tembakau juga meningkatkan risiko orang terkena polip usus besar. Merokok merupakan penyebab kanker paru-paru yang sudah diketahui, tetapi juga terkait dengan banyak kanker lainnya
Baca juga: Tanda Awal Kanker Kolorektal yang Meningkat di Kalangan Gen Z, Siapa Paling Berisiko Terkena?
4. Orang yang mengonsumsi alkoholKanker kolorektal telah dikaitkan dengan konsumsi alkohol sedang hingga berat. Bahkan konsumsi alkohol ringan hingga sedang telah dikaitkan dengan beberapa risikonya.
Tidak mengonsumsi alkohol dapat memberikan banyak manfaat kesehatan, termasuk risiko lebih rendah terhadap berbagai jenis kanker.
5. Orang dengan riwayat polip- atau kanker kolorektalJika Anda memiliki riwayat polip adenomatosa (adenoma), Anda berisiko lebih tinggi terkena kanker kolorektal.
Hal ini terutama berlaku jika polip berukuran besar, jumlahnya banyak, atau jika salah satu di antaranya menunjukkan displasia.
Selain itu, jika Anda pernah menderita kanker kolorektal, meskipun sudah diangkat seluruhnya, Anda lebih mungkin mengembangkan kanker baru di bagian lain usus besar dan rektum.
Baca juga: Gejala Kanker Usus Besar, Penyakit yang Sebabkan Komedian Nurul Qomar Meninggal
Seberapa mengancam kanker kolorektal?
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kanker kolorektal merupakan kanker ketiga paling umum di dunia.
Kasus kanker kolorektal mencakup sekitar 10 persen dari seluruh kasus kanker dan merupakan penyebab kematian terkait kanker kedua di seluruh dunia.
Baca juga: Dokter di AS Idap Kanker Usus Besar di Usia 37 Tahun, Hanya Merasakan Dua Gejala Ringan
Risiko kanker kolorektal meningkat seiring bertambahnya usia. Sebagian besar kasus menyerang orang berusia di atas 50 tahun.
Gejala umum kanker kolorektal meliputi diare, sembelit, darah dalam tinja, nyeri perut, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, kelelahan, dan kadar zat besi rendah.
Banyak orang tidak merasakan gejala pada tahap awal penyakit ini. Sering kali baru didiagnosis pada stadium lanjut.
Baca juga: Kasus Kanker Usus Besar Meningkat di Kalangan Anak Muda AS, Kenali Gejala dan Faktor Risikonya
Kanker ini dapat menyebabkan kerusakan serius bahkan kematian. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk deteksi dini.
Risiko kanker kolorektal dapat dikurangi dengan mengonsumsi makanan sehat, tetap aktif secara fisik, tidak merokok, dan membatasi alkohol.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.