Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pesawat Afriqiyah Airways 771, Terjun Bebas Saat Hendak Mendarat, Hanya 1 Penumpang yang Selamat

Baca di App
Lihat Foto
Matthew Mirabelli / AFP
Afriqiyah Airways. Kisah Pesawat Afriqiyah Airways 771
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Lima belas tahun yang lalu, tepatnya pada 12 Mei 2010, sebuah pesawat Afriqiyah Airways 771 jatuh di dekat Bandara Internasional Tripoli, Libya.

Hampir seluruh penumpang dan kru pesawat meninggal dunia akibat insiden tersebut. Dari 104 orang di dalam pesawat, hanya satu yang dipastikan selamat.

Dilansir dari ASN Flight Safety, pesawat mulanya lepas landas dari Bandara Internasional Johannesburg-OR Tambo, Afrika Selatan pada 11 Mei 2010 pukul 19.25 UTC menuju ke Bandara Internasional Tripoli, Libya.

Sebanyak 11 awak pesawat dan 93 penumpang ada di dalam pesawat Airbus A330-202 berusia 9 bulan dengan nomor registrasi 5A-ONG itu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak ada kejanggalan apa pun saat pesawat meninggalkan bandara. Awak pesawat yang terdiri dari seorang kapten, kopilot, dan kopilot pengganti memastikan bahwa penerbangan berjalan dengan lancar.

Namun, saat tiba di dekat Bandara Internasional Tripoli, Libya, insiden mengerikan itu terjadi.

Baca juga: Peneliti BRIN Ungkap Lokasi Jatuhnya Pesawat Antariksa Kosmos 482

Kronologi kecelakaan pesawat Afriqiyah Airways 771

Sekitar pukul 02.29 hari berikutnya, kapten pesawat Afriqiyah Airways 771 menghubungi kontroler ACC Tripoli.

Pengendali kontroler ACC Tripoli mengidentifikasi pesawat dan mengizinkannya langsung masuk ke landasan pacu 09 Tripoli TW.

Pada saat itu, cuaca dilaporkan sangat baik. Langit cerah, angin tenang, jarak pandang 6 kilometer (km), dan suhu berada pada 19 derajat Celsius.

Setelah menerima izin pendaratan lebih lanjut, kru kemudian menghubungi kontroler Menara Tripoli pada pukul 05.50. Menara Tripoli mengizinkan pesawat melanjutkan pendekatan dan melaporkan landasan pacu terlihat.

Pesawat kemudian menerima informasi dari penerbangan yang mendarat di depan mereka untuk memberi tahu kru tentang bercak kabut yang terlihat selama detik-detik terakhir.

Pada pukul 06.00, pesawat melewati suar lokasi TW pada ketinggian 1000 kaki atau sekitar 304 meter, 60 meter di bawah ketinggian yang ditentukan.

Baca juga: Kisah Kecelakaan American Airlines 587, Sayap dan Mesin Pesawat Terpisah, 251 Penumpang Tewas

Kapten kemudian memberitahu ATC bahwa ia akan melaporkan ketika landasan pacu terlihat.

Pendekatan dilanjutkan di bawah 188 meter, tetapi kru belum juga bisa melihat landasan pacu.

Pada ketinggian 85 meter, GPWS berbunyi dan memperingatkan bahwa medan terlalu rendah. Menyikapi hal tersebut, kapten kemudian menginstruksikan kopilot untuk melakukan go-around dan menginformasikan kepada pengawas Menara.

Pesawat mulai menanjak hingga mencapai ketinggian 137 meter di atas permukaan tanah.

Namun, airbus tersebut tiba-tiba menukik ke bawah dan menyebabkan sang kapten mengambil alih kendali penerbangan dengan menekan tombol prioritas.

Pesawat kemudian sepenuhnya berada di bawah kendali kapten yang memutuskan untuk menerapkan input tajam ke bawah.

Kapten tidak menyatakan secara verbal bahwa dia mengambil alih kendali. Dia kemudian menerapkan input pitch-up dan pitch-down pada kemudiya hingga pesawat menghantam tanah 1.200 meter dari ambang landasan pacu 09 dengan kecepatan longitudinal yang tinggi (260 kts).

Pesawat hancur, meninggalkan jejak puing-puing sepanjang 800 meter.

Baca juga: Pesawat Antariksa Kosmos 482 Berpotensi Menghantam Indonesia pada 10 Mei 2025

Penyebab kecelakaan pesawat Afriqiyah Airways 771

Melalui investigasi, diketahui bahwa selama go-around, para kru pesawat sempat terkejut karena tidak mendapatkan referensi visual.

Di satu sisi, kru juga takut melampaui batas kecepatan pesawat dan mengalami efek ilusi somatogravik akibat akselerasi pesawat.

Ilusi somatogravik adalah sensasi palsu yang disebabkan oleh perubahan percepatan linier, percepatan sudut, dan percepatan vertikal (gravitasi) yang terjadi karena perubahan lintasan terbang.

Salah satu situasi yang paling mungkin dan berbahaya bagi terjadinya ilusi ini adalah saat berputar-putar.

Hal ini mungkin menjelaskan input penanganan pesawat, terutama input node-down yang diterapkan selama go-around.

Input ini tidak konsisten dengan apa yang diharapkan dalam fase penerbangan. CRM yang rusak tidak memungkinkan awak pesawat untuk mengidentifikasi dan memulihkan diri dari situasi sebelum tabrakan dengan tanah, bahkan ketika peringatan TAWS diaktifkan di dekat tanah.

Baca juga: Kisah Pesawat Iran Air 655, Ditembak Rudal AS dan Hancur di Angkasa, 290 Orang Tewas

Berdasarkan elemen-elemen dari investigasi, kecelakaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini:

  • Kurangnya rencana tindakan yang sama selama pendekatan dan pendekatan terakhir yang dilanjutkan di bawah MDA, tanpa referensi visual dari darat yang diperoleh
  • Penerapan input kontrol penerbangan yang tidak tepat selama go-around dan saat aktivasi peringatan TAWS
  • Kurangnya pemantauan dan pengendalian jalur penerbangan.

Dikutip dari Simple Flying, penyelidikan menyimpulkan bahwa kecelakaan disebabkan oleh pendaratan di bawah MDA tanpa landasan pacu yang terlihat, masukan kontrol penerbangan yang tidak tepat selama go-around, dan kurangnya pemantauan dan pengendalian jalur penerbangan.

Laporan tersebut juga mengatakan, kontrol yang tidak tepat merupakan ciri khas ilusi persepsi somatogravik.

Di sisi lain, komite komite investigasi menemukan hal-hal berikut ini yang memicu faktor penyebab kecelakaan:

  • Cuaca yang diperoleh bagi awak pesawat tidak mencerminkan situasi cuaca yang sebenarnya pada segmen pendekatan akhir di Bandara Internasional Tripoli
  • Kecukupan pelatihan yang diterima oleh awak pesawat
  • Penggunaan frekuensi menara oleh kontrol pergerakan udara dan darat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi