Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Dinyatakan Bersalah Tembak Pesawat Malaysia Airlines MH17

Baca di App
Lihat Foto
Wikimedia Commons
Ilustrasi pesawat Malaysia Airlines MH17.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Rusia dinyatakan bersalah karena telah menembak rudal ke Malaysia Airlines MH17 pada 17 Juli 2014 di Ukraina yang menewaskan 298 orang.

Hal tersebut diumumkan dalam dua kesempatan berbeda oleh Pemerintah Belanda dan Pemerintah Australia pada Selasa (13/5/2025).

Dilansir dari artikel Kompas.id berjudul "ICAO Menyatakan Rusia Bersalah Tembak Malaysia Airlines MH17", Selasa (13/5/2025), pengumuman itu berdasarkan gugatan kedua negara kepada Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO).

Pesawat itu diketahui membawa 196 warga Belanda dan 28 warga Australia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kisah Japan Air Lines 123: Tahu Pesawat Akan Jatuh, Penumpang Tinggalkan Surat Perpisahan, 520 Orang Tewas

Pernyataan Belanda dan Australia

Menteri Luar Negeri Belanda, Caspar Veldkamp mengatakan, keputusan itu tidak akan mengembalikan para korban ataupun mengobati duka keluarga dan rekan yang ditinggalkan.

Akan tetapi, keputusan ICAO merupakan pintu masuk untuk menggugat agar pihak-pihak yang terlibat mempertanggungjawabkan perbuatan mereka.

”Keputusan ICAO ini penting untuk langkah kita berikutnya,” ucap Veldkamp.

Di Belanda, setiap tanggal 17 Juli diperingati sebagai hari berkabung nasional. Nama-nama 298 korban pesawat MH17 dibacakan secara lantang dan warga mengheningkan cipta.

Baca juga: Kisah Pesawat Iran Air 655, Ditembak Rudal AS dan Hancur di Angkasa, 290 Orang Tewas

Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong menyampaikan, keputusan ICAO mengukir sejarah, dengan keadilan semakin dekat kepada para korban MH17.

”Kami mendorong Rusia berlaku adil, sesuai dengan ketentuan hukum internasional,” ujar Wong.

Kementerian Luar Negeri Australia meminta Rusia bertanggung jawab dan melakukan pembenahan atas perbuatan mereka yang keterlaluan.

Menurut Australia, semua harus dilakukan sesuai dengan hukum internasional yang berlaku.

ICAO masih mengukur jenis langkah pertanggungjawaban yang bisa diambil oleh Rusia.

Lembaga di bawah PBB itu tidak memiliki kekuatan pidana, hanya menetapkan standar aturan penerbangan internasional yang wajib dipatuhi oleh 193 negara anggotanya.

Baca juga: Kisah China Airlines 611, Pesawat Pecah di Angkasa, Seluruh Penumpang dan Awak Jatuh di Perairan

Kronologi singkat tragedi MH17

Dilansir dari Britannica, pesawat dengan nomor registrasi 9M-MRD itu ditembak oleh rudal di langit Ukraina bagian timur, dekat dengan perbatasan Rusia.

Penyelidikan menemukan bahwa pesawat Boeing 777-200 tersebut ditembak jatuh oleh rudal permukaan-ke-udara buatan Rusia.

Kebetulan saat itu, wilayah Ukraina bagian timur sedang berada dalam masa peperangan antara kelompok pemberontak separatis dan militer negara.

Kronologi bermula ketika Malaysia Airlines MH17 terbang di atas Ukraina bagian timur, tempat terjadinya konflik bersenjata.

Pesawat itu terbang pada ketinggian sekitar 33.000 kaki (10.000 meter), sesuai dengan pembatasan ketinggian minimum yang diberlakukan oleh otoritas penerbangan Ukraina.

Saat pesawat MH17 mendekati perbatasan Rusia, awak kabin melakukan komunikasi rutin dengan pengawas lalu lintas udara di Dnipropetrovsk (sekarang Dnipro) dan Rostov-na-Donu.

Setelah itu, komunikasi verbal dari MH17 berhenti, tetapi tidak ada sinyal marabahaya yang diterima. Pesawat juga menghilang dari layar radar.

Para saksi mata melaporkan adanya ledakan di udara.

Puing-puing pesawat tersebar di area seluas 20 mil persegi (50 km persegi), tetapi konsentrasi terbesar ditemukan di sebelah barat daya Desa Hrabove, Ukraina.

Baca juga: Kisah Penerbangan Aloha Airlines 243, Atap Pesawat Robek di Udara, 1 Pramugari Terlempar ke Angkasa

(Sumber: Kompas.id/Laraswati Ariadne Anwar | Editor: Bonifasius Josie Susilo H)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi