KOMPAS.com - Asma merupakan penyakit jangka panjang pada saluran pernapasan yang dapat dialami anak-anak maupun dewasa.
Seseorang yang menderita asma akan mendapati saluran pernapasannya lebih sensitif terhadap rangsangan.
Baca juga: Warganet Sebut Obat Asma Salbutamol Sulfate Bikin Jantung Berdebar, Ini Penjelasan Pakar UGM
Salah satu pemicu kambuhnya asma yakni alergen yang beberapa di antaranya berkaitan dengan makanan.
Pemicu asma pada anak-anak dan orang dewasa
Dilansir dari Kompas.com, Kamis (8/5/2025), asma pada orang dewasa dan anak-anak pada dasarnya tidak jauh berbeda.
Pembedanya adalah mekanisme molekulernya dan onset, atau waktu pertama kali asma terdeteksi pada seseorang.
Pada anak-anak, asma biasanya berhubungan dengan mekanisme alergi atau tipe 2. Sedangkan pada orang dewasa, asma berkaitan dengan faktor non-alergi.
Kondisi ini berkaitan erat dengan riwayat alargi pada keluarga. Sebagai penjelasan, gen alergi diturunkan dalam bentuk berbeda-beda. Untuk penderita asma sendiri, obstruksi pernapasan adalah respons terhadap alergi bawaan tersebut.
"Untuk asma pada anak biasanya tipe 2, karena faktor-faktor dari atopi. Dia muncul karena adanya pemicu atau alergen yang dia menstimulus terjadinya asma. Itu pada anak-anak," kata dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Paru Ario Wirawan, dr. Luthfia Nur Aini, Sp. P, dalam siaran Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan Indonesia, Selasa (6/5/2025).
Baca juga: Ramai soal Kucing Bisa Kena Asma, Ini Kata Dokter Hewan
Kemudian, asma pada orang dewasa bisa terjadi karena bawaan sejak anak-anak dan sakit yang muncul saat sudah dewasa.
Ketika asma muncul begitu seseorang sudah dewasa, faktor yang memengaruhinya pun beragam. Luthfia menyebutkan salah satu faktor asma orang dewasa yakni rokok.
Dengan demikian, baik anak-anak maupun orang dewasa pederita asma perlu memperhatikan apa yang masuk ke dalam tubuh.
Makanan akan berpengaruh pada kesehatan seseorang, begitu juga untuk mereka dengan asma.
Kaitan makanan dengan asma
Dilansir dari Healthline, sebuah penelitian pada tahun 2019 menyebutkan bahwa kasus asma naik karena peralihan konsumsi dari bahan makanan segar dan produk olahan.
Semakin maraknya produk olahan dengan rasa yang relatif lebih bisa diterima oleh anak-anak, risiko ini mengintai mereka.
Sudah banyak studi menunjukkan bahwa makanan olahan mengandung bahan-bahan pemicu peradangan.
Pada penderita asma, reaksi seperti sesak napas muncul ketika terjadi peradangan pada saluran napas. Untuk itu, para peneliti menyarankan diet anti inflamasi atau peradangan.
Baca juga: 9 Penyebab Penyakit Asma Anak yang Jarang Disadari
Makanan yang baik untuk penderita asma
Meskipun tidak ada pola makan atau diet khusus untuk asma, tetapi makanan yang tidak memicu peradangan dan alergi akan membantu mendukung fungsi paru-paru hingga meningkatkan kekebalan.
Berikut daftar makanan dianjurkan untuk penderita asma:
1. Makanan kaya vitaminSebelumnya, sudah ada ilmuwan yang menyelidiki hubungan antara vitamin C, vitamin E, dan Vitamin A (beta karoten) dengan asma.
Dari semua vitamin itu, ketiganya adalah antioksidan. Vitamin E dan C kemungkinan memberikan efek meredam peradangan dan atau bersifat antialergi.
Sedangkan vitamin D dapat mencegah eksaberasi asma atau kondisi ketika gejala sesak napas, batuk, dan mengi meningkat.
Selain paparan sinar matahari dan suplemen, vitamin D juga bisa ditemukan dalam makanan.
- Makanan dengan Vitamin C yaitu: paprika, jeruk, stroberi, brokoli, apel.
- Makanan dengan Vitamin E yaitu: minyak biji gandum, biji bunga matahari, almond, minyak kemiri, kacang tanah, alpukat.
- Makanan dengan Vitamin A (beta karoten) yaitu: wortel, melon, ubi jalar, sayuran berdaun hijau seperti kangkung dan bayam, brokoli.
- Makanan dengan vitamin D yaitu: salmon, ikan haring dan sarden, minyak hati ikan kod, susu dan susu yang telah difortifikasi, jus jeruk yang difortifikasi, telur.
Namun, jika seseorang mempunyai alergi terhadap susu atau telur maka tidak perlu mengonsumsinya sebagai sumber vitamin D.
Kadang kala, konsumsi makanan yang memicu alergi bisa bermanifestasi sebagai asma.
Baca juga: 6 Faktor yang Meningkatkan Risiko Penyakit Asma
2. Makanan kaya mineralMineral seperti selenium dan magnesium dapat membantu mengurangi gejala asma dan asma akut.
Munculnya asma dipicu oleh stres oksidatif, atau kondisi radikal bebas dan antikosidan yang tidak imbang dalam tubuh.
Sehingga, konsumsi antioksidan kuat berupa selenium bisa mengurangi stres oksidatif.
Sebuah studi pada tahun 2022 dengan 206 pasien yang terdiri 103 penderita asma dan 103 tanpa asma menyimpulkan bahwa kekurangan selenium telah mengganggu respons imun.
Mineral selenium dapat ditemukan dalam bahan makanan berikut ini:
- Ikan
- Daging (ayam, babi, sapi, dan kalkun)
- Telur
- Beras merah
- Pisang.
Di sisi lain, studi pada tahun 2022 membuktikan magnesium membawa efek positif pada fungsi paru-paru dan mengurangi gejala asma karena sifatnya yang anti peradangan.
Contoh makanan yang kaya magnesium antara lain:
- Cokelat hitam
- Alpukat
- Tahu
- Biji labu
- Salmon.
(Sumber: Kompas.com/Ida Setyaningsih | Editor: Ida Setyaningsih)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.