Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Sebut Banyak Makan Daging Ayam Tingkatkan Risiko Kanker

Baca di App
Lihat Foto
canva.com
ilustrasi daging ayam yang disebut bisa tingkatkan risiko kanker.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Sebuah penelitian di Italia baru-baru ini menunjukkan bahwa mengonsumsi daging ayam berlebih dapat meningkatkan risiko kanker.

Penelitian yang telah dipublikasikan dalam jurnal Nutrients itu menggunakan data dari tanggapan survei terhadap 4.869 orang paruh baya di Castellana Grotte dan Putignano, Italia.

Hasilnya, seseorang yang mengonsumsi daging ayam sebanyak 300 gram per minggu berpotensi meningkatkan peluang kematian sebesar 27 persen.

Dilansir dari Healthline, Sabtu (3/5/2025), temuan tersebut juga menunjukkan, konsumsi lebih dari 300 gram daging ayam per minggu bisa menaikkan risiko kanker gastrointertinal sebesar 2,3 sampai 2,6 persen.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penelitian baru ini menjadi sorotan lantaran bertentangan dengan pedoman diet Mediterania, yang menyebut konsumsi daging unggas itu penting.

Baca juga: Daging Ayam Tiren Masihkah Mengandung Gizi? Ini Penjelasan Para Ahli…

Apakah makan daging ayam berbahaya?

Dikutip dari Medical News Today, Senin (12/5/2025), ahli hematologi dan onkologi medis di AS, Wael Harb mengatakan, hubungan dari studi observasional tidak cukup untuk menarik kesimpulan pasti tentang suatu makanan dan kaitannya dengan kanker.

"Temuannya menarik, tetapi karena ini adalah studi observasional, studi ini tidak membuktikan hubungan sebab akibat," ujar Harb kepada Medical News Today.

"Bukti yang lebih luas masih mendukung konsumsi unggas dalam jumlah sedang sebagai bagian dari diet seimbang," lanjut dia.

Ia menambahkan, daging unggas telah lama menjadi bagian inti dari pola makan sehat, seperti diet Mediterania.

Baca juga: Apa yang Terjadi jika Makan Daging Ayam Tiren? Ini Kata Dokter…

Diet Mediterania juga dikaitkan sebagai cara sehat untuk menurunkan risiko kanker dan penyakit jantung.

"Studi baru ini memicu pertanyaan penting, tetapi kita perlu menafsirkannya dengan hati-hati," imbuhnya.

Selain itu, ahli diet di Cleveland Clinic AS, Kristin Kirkpatrick membahas soal keterkaitan daging putih atau daging unggas dengan kanker.

"Studi menunjukkan bahwa perkembangan kanker dari satu orang ke orang lain itu rumit dan mencakup banyak faktor, termasuk genetika, lingkungan, pola makan, aktivitas fisik, paparan racun, usia, dan peradangan," ucap Kirkpatrick.

"Oleh karena itu, kita perlu mencermati setiap studi dan mencoba menilai bagaimana hal itu dapat diterapkan pada gaya hidup kita," lanjut dia.

Kirkpatrick menyampaikan, jika ingin menilai hubungan antara konsumsi daging unggas dengan kanker, bisa dengan membandingkan perilaku gaya hidup seseorang.

"Jika Anda merokok, misalnya, langkah pertama sebelum berhenti makan ayam adalah berhenti merokok. Ini hanyalah salah satu contoh cara kita dapat menilai data," ucap dia.

Baca juga: Peneliti Italia: Makan Daging Ayam Terlalu Sering Bisa Menaikkan Risiko Kematian

Ada zat yang disebut jadi penyebab kanker

Harb dan Kirkpatrick juga menduga, klaim konsumsi daging ayam yang dapat meningkatkan risiko kanker kemungkinan berasal dari cara memasak daging tersebut atau bahan tambahan dalam proses memasak, seperti minyak dan rempah-rempah.

Menurut mereka, kedua aspek tersebut bisa jadi lebih erat kaitannya dengan potensi terjadinya kanker.

"Jika daging unggas dipanggang, digoreng, atau dimasak pada suhu tinggi, dapat terbentuk senyawa seperti amina heterosiklik (HCA) dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH), yang dikaitkan dengan risiko kanker," ujar Harb.

"Namun, senyawa ini juga terdapat pada daging merah dan daging olahan, sehingga masalahnya mungkin lebih terletak pada metode memasak daripada jenis daging itu," kata dia.

Baca juga: Studi Ungkap Tes Urine Bisa Mendeteksi Kanker Prostat

Ia menambahkan, cara memasak suatu makanan dapat mengakibatkan pelepasan bahan kimia penyebab kanker.

Sementara itu, Kirkpatrick menjelaskan, cara mengolah dan memasak makanan dapat memengaruhi manfaat atau risikonya.

"Misalnya, nugget ayam beku dianggap sebagai makanan ultra proses, sementara ayam yang dilapisi tepung roti dan digoreng juga bisa jadi menimbulkan risiko kanker dari proses menggoreng dengan suhu tinggi," ucap Kirkpatrick.

"Keduanya mungkin berbeda dalam dampaknya terhadap kesehatan jika dibandingkan dengan dada ayam biasa yang dipanggang," lanjut dia.

Baca juga: Kapan Pertama Kali Manusia Makan Daging Ayam?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi