KOMPAS.com – Tuberkulosis (TB) masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Meski tergolong penyakit yang bisa dicegah dan diobati, jumlah kasus baru setiap tahun tetap tinggi, dengan lebih dari satu juta orang terinfeksi.
Pada 2023, TB kembali menduduki posisi teratas sebagai penyebab kematian akibat agen infeksius di dunia, setelah tiga tahun sebelumnya digeser oleh Covid-19.
Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 1,25 juta orang meninggal akibat TB, termasuk 161.000 di antaranya juga terinfeksi HIV. Jumlah ini setara dengan sekitar 143 orang meninggal setiap jam.
Baca juga: Uji Klinis Vaksin TBC M72 Masuki Tahap Kunci, Indonesia Libatkan 2.095 Partisipan
WHO juga mencatat, sekitar 10,8 juta orang di dunia terdiagnosis TB pada tahun yang sama.
Penyakit ini menyerang semua usia dan tersebar di hampir seluruh negara. Padahal, TB merupakan penyakit menular yang sebenarnya bisa dicegah dan diobati.
Di Indonesia sendiri, TB disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang biasanya menyerang paru-paru, namun dapat menyebar ke bagian tubuh lain seperti otak, tulang, kulit, dan kelenjar getah bening.
Selama bertahun-tahun, vaksin BCG menjadi satu-satunya perlindungan terhadap TB. Namun, efektivitas vaksin ini cenderung lebih kuat pada anak-anak.
Ketika seseorang menginjak usia remaja dan dewasa, perlindungan dari vaksin BCG menurun, sehingga kelompok ini tetap memiliki risiko tinggi terinfeksi TB.
Baca juga: Bukan Kelinci Percobaan, Ini Alasan Indonesia Ikut Uji Klinis Vaksin TBC
Vaksin M72 hadir sebagai jawaban atas kebutuhan vaksin baru
Keterbatasan vaksin BCG mendorong pengembangan vaksin baru bernama M72. Vaksin ini dirancang untuk memberi perlindungan kepada remaja dan dewasa, yang selama ini belum mendapatkan perlindungan maksimal.
Vaksin M72 dikembangkan oleh GlaxoSmithKline (GSK) dan didukung oleh Bill & Melinda Gates Foundation. Pengembangannya memakan waktu lebih dari dua dekade dan melalui proses uji ilmiah yang ketat.
"Selama ini kita mengandalkan vaksin BCG yang lebih efektif pada anak-anak. Padahal, remaja dan orang dewasa juga sangat rentan. Di sinilah vaksin M72 menjadi solusi," ujar Dokter Spesialis Paru Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) melalui akun X-nya, yang dikutip Kompas.com dengan izin, Jumat (9/5/2025).
Baca juga: Vaksin M72, Harapan Baru untuk Atasi Tuberkulosis pada Remaja dan Dewasa
Indonesia berperan dalam uji klinis vaksin M72
Saat ini, vaksin M72 tengah memasuki tahap uji klinis berskala besar yang melibatkan lima negara, salah satunya Indonesia. Uji coba ini mencakup lebih dari 20.000 relawan, dan 2.095 di antaranya berasal dari Indonesia.
Uji klinis dilakukan secara bertahap, dimulai dari pengujian pada hewan, kemudian kelompok kecil manusia, hingga diperluas ke ribuan peserta.
Seluruh proses diawasi langsung oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Komite Etik dari rumah sakit yang terlibat.
Jika ditemukan efek samping serius selama proses ini, pemerintah Indonesia memiliki kewenangan untuk menghentikan uji coba demi menjaga keselamatan peserta.
“Setiap tahap dilakukan dengan sangat hati-hati. Jika ada potensi bahaya, uji coba bisa dihentikan. Keamanan tetap yang utama,” jelasnya.
Baca juga: BCG Tak Lagi Cukup, Ini Alasan Vaksin M72 Dibutuhkan untuk Atasi Tuberkulosis
M72, harapan baru dalam pengendalian TB
Bila vaksin M72 terbukti ampuh, harapannya dapat membantu menurunkan angka penularan TB, terutama di kalangan usia produktif. Langkah ini sekaligus diharapkan mampu mengurangi jumlah kematian akibat TB yang masih tinggi.
Vaksin M72 tak hanya menawarkan solusi medis, tapi juga menjadi simbol kerja sama internasional dalam menghadapi penyakit menular yang masih merenggut jutaan nyawa.
"Lebih dari sekadar vaksin, ini adalah upaya kolektif untuk menciptakan masa depan yang bebas dari ancaman TB," tutupnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.