Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bibit Siklon Tropis 93P Masih Terdeteksi di Indonesia, BMKG Jelaskan Dampaknya

Baca di App
Lihat Foto
BMKG
BMKG deteksi Bibit Siklon Tropis 93P di Indonesia, apa dampaknya?
|
Editor: Irawan Sapto Adhi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) masih mendeteksi kemunculan Bibit Siklon Tropis 93P di sekitar wilayah Indonesia pada Rabu (14/5/2025).

Deputi Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, mengatakan sistem ini telah tumbuh sejak 8 Mei 2025 pada pukul 07.00 WIB di Teluk Carpentaria bagian Timur Laut, Tenggara Papua Selatan.

"Analisis hari ini, 13 Mei 2025 pukul 07.00 WIB, posisi 93P masih berada di dalam wilayah tanggung jawab TCWC Jakarta, dan berada di Laut Arafuru sebelah barat Papua Selatan, barat laut Pulau Dolak," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu.

Pusat sirkulasi Bibit Siklon Tropis 93P  berada di sekitar 7,5 derajat LS dan 137 derajat BT.

Adapun sistem ini bergerak dengan kecepatan angin maksimum sekitar 15-20 knot (28-37 km/jam) yang terpantau di kuadran tenggara.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: BMKG Deteksi Bibit Siklon Tropis 93P, Apa Dampaknya di Indonesia?


Bibit Siklon Tropis 93P alami penurunan intensitas

Pengamatan citra satelit Enhanced Infrared (EIR) 12 jam terakhir menunjukkan penurunan intensitas dalam 12 jam terakhir ditunjukkan dengan penurunan kecepatan angin dan aktivitas konvektif.

Andri mengatakan, penurunan intensitas juga ditandai dengan tekanan minimum yang terpantau terus mengalami kenaikan dalam 12 jam terakhir menjadi sekitar 1008 hPa.

"Pola sirkulasi masih terpantau di lapisan permukaan hingga 700 hPa, meskipun pada lapisan permukaan telah tampak melebar," kata dia.

Selain sirkulasi yang telah tampak melebar, posisi pusat sirkulasi tiap lapisan juga tidak berada pada posisi yang sama secara vertikal.

Adapun, kata Andri, pusat sirkulasi di lapisan menengah berada di tenggara hingga selatan dari pusat sirkulasi di permukaan.

"Sementara sirkulasi di lapisan 500 hPa sudah tidak terpantau," jelas Andri.

Ia menambahkan, penuruan intensitas yang signifikan dari Bibit Siklon Tropis 93P disebabkan karena mulai masuknya udara kering dari Australia, terutama di lapisan menengah (500-700 hPa) ke dalam sistem.

Selain itu, lemahnya konvergensi lapisan bawah dan divergensi lapisan atas juga berpengaruh pada penurunan intensitas bibit siklon tersebut.

Baca juga: BMKG Deteksi Bibit Siklon 93P Saat Musim Kemarau, Waspada Cuaca Esktrem

Dampak Bibit Siklon Tropis 93P di Indonesia

Berdasarkan prediksi BMKG dalam 24 jam ke depan, intensitas Bibit Siklon Tropis 93P akan terus melemah.

Kondisi itu ditandai dengan mulai buyarnya pola sirkulasi dan penurunan kecepatan angin menjadi pada kisaran 15 knot, seiring dengan pergerakannya ke arah barat laut menuju Kepulauan Aru, Maluku bagian selatan.

Andri memastikan, saat ini Bibit Siklon Tropis 93P telah dianggap punah dengan tidak adanya lagi aktivitas konvektif di sekitar sistem.

Selain itu, kondisi ini juga ditandai dengan tidak ditemukannya indikasi untuk penguatan lebih lanjut karena sebagian besar parameter cuaca tidak mendukung perkembangan sistem.

"Dalam 48-72 jam ke depan, intensitasnya semakin menurun dan punah sebagai bibit siklon tropis dengan sirkulasi yang semakin melemah dan sulit didientifikasi dengan kecepatan angin sekitar 10-15 knot serta bergerak ke arah barat laut," jelas Andri.

Andri mengungkapkan, Bibit Siklon Tropis 93P memberikan dampak langsung dan tidak langsung terhadap kondisi perairan di wilayah Indonesia pada 13-14 Mei 2025, berupa:

Tinggi gelombang 1,25-2,5 meter di wilayah:

  • Perairan selatan Kepulauan Sermata
  • Perairan selatan Kepulauan Tanimbar
  • Perairan selatan Kepulauan Kei hingga Aru
  • Perairan Merauke
  • Laut Arafuru.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi