Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Helios Airways 522 Tahun 2005: Penerbangan "Hantu" Tanpa Pilot yang Tewaskan 121 Orang

Baca di App
Lihat Foto
Wikimedia Commons
Ilustrasi Helios Airways 522.
|
Editor: Irawan Sapto Adhi

KOMPAS.com - Pesawat Boeing 737 milik maskapai penerbangan Helios Airways jatuh di daerah pegunungan Grammatiko di Attica, Yunani, pada 14 Agustus 2005.

Jatuhnya pesawat yang dikenal sebagai "Olympia" itu kerap dijuluki sebagai insiden "penerbangan hantu" karena misterinya yang dikendalikan tanpa pilot. 

Dikutip dari The Guardian, sebelum menyentuh tanah Athena, pesawat Helios Airways sempat terbang berputar-putar di langit tanpa pilot atau kopilot yang mengendalikan pesawat tersebut.

Adapun kecelekaan Helios Airways 522 yang mengangkut 121 orang itu menjadi salah satu bencana penerbangan terburuk di Yunani dan Eropa.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kisah Turkish Airlines 981 Tahun 1974: Pintu Terlepas di Udara, 6 Penumpang Terlempar, 340 Lainnya Tewas di Pesawat


Awal mula kecelakaan Helios Airways 522

Kisah Helios Penerbangan 522 dimulai ketika pesawat Boeing 737 itu berangkat dari London-Heathrow menuju Larnaca, Siprus pada Sabtu (13/8/2005) pukul 21.00 waktu setempat.

Penerbangan tersebut pada awalnya cukup lancar. Namun, awak pesawat mendengar suara dentuman keras yang datang dari salah satu pintu pesawat.

Setelah diperiksa, tampaknya segel di sekitar pintu itu membeku. Sesuai prosedur, salah satu awak pesawat mencatat kejadian tersebut dalam catatan kerusakan kabin pesawat.

Ketika pesawat mendarat di Bandara Larnaca pada Minggu (14/8/2005) pukul 01.25 waktu setempat, catatan tersebut diserahkan kepada kapten untuk ditinjau.

Pria yang bertanggung jawab atas inspeksi tersebut adalah Allan Irwin, seorang insinyur berusia 44 tahun dari Inggris yang berpengalaman.

Singkatnya, Irwin dan seluruh timnya telah memeriksa kerusakan yang dilaporkan, tetapi mereka tidak dapat menemukan masalah tersebut.

Setelah melakukan pemeriksaan rutin lainnya, ia kemudian mencatat bahwa tidak ada yang cacat, tidak ada kebocoran, dan tidak ada suara yang tidak normal.

Sebagai kesimpulan, Allan dan tim merasa bahwa sistem tekanan di dalam pesawat berfungsi dengan baik.

Kendati demikian, saat itu sistem tekanan udara dalam pesawat diatur secara manual, di mana biasanya sistem tekanan udara diatur otomatis.

Inilah momen yang memulai serangkaian kejadian yang akan menentukan nasib semua orang di dalamnya. Karena "pemilih mode tekanan" tidak disetel kembali ke otomatis.

Baca juga: Rusia Tolak Dinyatakan Bersalah Tembak Pesawat Malaysia Airlines MH17, Apa Alasannya?

Detik-detik pesawat Helios Airways 522 jatuh tanpa ada pilot

Pada Minggu (14/8/2005), pukul 06.02 pagi waktu setempat, pesawat Boeing 737 itu meninggalkan Bandara Internasional Larnaca, Siprus.

Dalam beberapa menit pertama, penerbangan tampak normal. Namun, beberapa saat kemudian, tekanan udara di kabin menurun dan peringatan ketinggian di pesawat berbunyi.

Kru pesawat meyakini bunyi tersebut berasal dari peringatan konfigurasi lepas landas. Awak kabin masih duduk dan mendengar adanya peringatan dari kokpit, tetapi tidak memahami pentingnya peringatan itu.

Pilot berbicara kepada teknisi di darat tentang peringatan tersebut. Teknisi itu bertanya kepadanya tentang sistem tekanan udara yang diatur ke otomatis.

Pada titik ini, hanya 13 menit setelah lepas landas, kontrol lalu lintas udara kehilangan kontak dengan pesawat.

Kala itu, pasokan oksigen di Boeing 737 tersebut semakin turun yang berlangsung selama sekitar 12 menit.

Kemudian pada pukul 10.15 pagi waktu setempat, pesawat memasuki FIR (Wilayah Informasi Penerbangan) Athena tanpa komunikasi apa pun dengan menara kontrol.

Dua jet tempur F16 yang lepas landas dari Nea Anchialos pada pukul 11.05 melakukan kontak visual dengan pesawat Helios pada pukul 11.18.

Mereka menemukan kopilot tidak sadarkan diri dan pilot tidak berada di kokpit. Adapun, mereka melihat bahwa sistem suplai masker oksigen pesawat telah diaktifkan.

Begitu masker kehabisan oksigen, semua penumpang dan pilot kehilangan kesadaran. Pesawat kehabisan bahan bakar, dan segera setelah itu, kedua mesinnya mati.

Pramugari Andreas Prodromou, yang merupakan orang terakhir yang masih sadar di dalam pesawat itu berusaha mengendalikan pesawat, namun sayangnya dia gagal.

Kemudian pada pukul 12.04 siang waktu setempat, pesawat jatuh dan menewaskan semua orang yang ada di dalamnya. Total ada 121 penumpang, termasuk 22 anak-anak, dan enam awak pesawat.

Selain itu, kebakaran yang terjadi setelah kecelakaan itu membakar habis tiga jenazah, sementara 118 jenazah hangus berhasil dikeluarkan dari reruntuhan.

Otopsi pada jenazah menunjukkan para korban masih memiliki detak jantung saat kecelakaan terjadi, tetapi diperkirakan mereka mengalami koma berat karena hipoksia (kekurangan oksigen).

Adapun penyebab kematian adalah beberapa luka yang disebabkan oleh kecelakaan serta luka bakar yang parah pada beberapa jenazah, dikutip dari Knews Kathimerini (14/8/2024).

Insiden jatuhnya Helios Airways menjadi kecelakaan udara terburuk dalam sejarah penerbangan Yunani.

Penyebab pesawat Helios Airways 522

Laporan dari Komite Investigasi Kecelakaan dan Keselamatan Penerbangan Yunani dirilis pada Oktober 2006, 14 bulan setelah kecelakaan terjadi.

Laporan tersebut menyebutkan, para mekanik yang memeriksa pesawat sebelum penerbangan fatal tersebut dan para operator pesawat turut bertanggung jawab atas pengaturan manual pengatur tekanan pesawat.

Para operator juga dianggap bertanggung jawab karena tidak mengambil tindakan tepat waktu berdasarkan peringatan yang mereka miliki.

Laporan tersebut mempertimbangkan informasi tentang peringatan dan indikasi suara “ganda”, yang telah diperbaiki oleh Boeing setelah kecelakaan tragis tersebut.

Selain itu, terbukti bahwa buku petunjuk Boeing tidak menyertakan instruksi yang jelas untuk mengubah pengatur tekanan udara menjadi “manual”.

Laporan tersebut juga menyebutkan adanya masalah dengan rencana tindakan kru dan komunikasi antara operator di kokpit dan pramugari di kabin penumpang.

Penyebab terakhir dari kecelakaan tersebut, setelah hal-hal di atas, adalah matinya mesin pesawat karena kehabisan bahan bakar.

Adapun, lima eksekutif Helios Airlines diadili di Nicosia, Siprus, atas tuduhan pembunuhan dan menyebabkan kematian karena tindakan yang ceroboh, sembrono, atau berbahaya.

Persidangan dimulai pada 17 September 2009, dan pada 18 Februari 2013, para terdakwa dibebaskan dari segala tuntutan setelah Pengadilan memutuskan bahwa dakwaan tersebut “tidak berdasar” dan tidak ada bukti yang mengaitkan mereka dengan kecelakaan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi