Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sayuran Goreng Tetap Bergizi atau Tidak? Ini Penjelasan Ahli Gizi…

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Gallery arief
Ilustrasi kol goreng. Sering makan sayur goreng? Sayuran ini memiliki kualitas gizi yang menurun dengan kalori meningkat, sedangkan vitamin dan mineral yang menurun.
|
Editor: Shintaloka Pradita Sicca

KOMPAS.com – Menu sayur goreng, seperti kol goreng, terong goreng, hingga brokoli goreng, kini kerap dijumpai sebagai pelengkap makanan, baik di warung makan atau restoran.

Padahal, sayuran dikenal sebagai salah satu makanan bergizi tinggi yang dianjurkan untuk dikonsumsi setiap hari.

Berdasarkan anjuran Kementerian Kesehatan RI, anak-anak usia balita hingga usia sekolah disarankan mengonsumsi buah dan sayur sebanyak 300-400 gram per hari. Sementara remaja dan orang dewasa idealnya mengonsumsi 400-600 gram per hari.

Namun, bagaimana jika sayuran tersebut digoreng? Apakah kandungan gizi sayur goreng masih bisa dipertahankan? Ahli Gizi Olivia Gresya, S.Gz memberikan penjelasannya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Cerita dan Harapan Pedagang Gorengan yang Terancam Libur Berjualan karena Elpiji Langka... 

Kandungan gizi sayur goreng

Olivia menjelaskan bahwa proses memasak sayur dengan cara digoreng akan memengaruhi nilai gizinya.

“Ada beberapa zat gizi yang rusak karena suhu panas saat di penggorengan,” kata Olivia saat diwawancarai Kompas.com pada Kamis (15/5/2025).

Ia menuturkan bahwa proses menggoreng menyebabkan kadar air dalam sayuran berkurang, tetapi sebaliknya, jumlah kalori menjadi lebih tinggi.

“Sayuran merupakan sumber makanan yang memiliki kandungan kalori yang rendah. Namun, saat sayuran digoreng, terutama dengan metode memasak deep frying, sudah pasti meningkatkan kalori sayuran tersebut, karena minyak yang terserap,” lanjutnya.

Selain perubahan kalori, Olivia juga menyebutkan bahwa teknik menggoreng bisa menurunkan kadar berbagai vitamin penting dalam sayuran.

“Sayuran goreng akan mengalami penurunan beberapa vitamin, seperti vitamin A, vitamin C, dan vitamin B kompleks, seperti B1, B2, B6, dan folat,” ujarnya.

Ia pun menyimpulkan bahwa proses menggoreng menyebabkan hilangnya sebagian kandungan gizi dalam sayur tersebut.

“Menggoreng sayur dapat mengurangi kualitas gizinya, yaitu menurunkan bahkan menghilangkan vitamin dan mineralnya, serta meningkatkan kalorinya dari lemak,” jelas Olivia.

Baca juga: Makan Gorengan Berlebihan Picu Mood Swing dan Haid Lebih Sakit, Benarkah?

Risiko mengonsumsi sayuran goreng

Lebih lanjut, Olivia mengingatkan bahwa konsumsi sayuran goreng dalam jumlah besar atau terlalu sering bisa menimbulkan dampak kurang baik bagi tubuh.

“Mengonsumsi sayuran yang digoreng apalagi sering atau dalam jumlah yang banyak tentu memiliki efek yang tidak baik bagi tubuh,” katanya.

Menurutnya, efek negatif ini timbul karena tingginya jumlah kalori akibat penyerapan minyak saat menggoreng.

“Asupan kalori yang tinggi dapat meningkatkan beberapa resiko seperti kenaikan berat badan yang bisa memicu overweight dan obesitas,” jelas Olivia.

Tak hanya itu, risiko kesehatan akan bertambah jika minyak yang digunakan untuk menggoreng sudah berkali-kali dipakai dan mengalami perubahan warna.

“Minyak yang digunakan sudah berkali-kali, bahkan sampai berubah warna menjadi hitam, dapat meningkatkan kandungan lemak jahat, yaitu lemak jenuh dan trans, yang tentu saja meningkatkan resiko beberapa penyakit seperti kolesterol tinggi dan penyakit jantung,” imbuhnya.

Baca juga: Tren Puasa Gula, Tepung, dan Gorengan, Apa Efeknya bagi Tubuh?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi