Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beras di AS Tinggi Arsenik, Ini Bahaya dan Cara Mengurangi Paparannya

Baca di App
Lihat Foto
PIXABAY/IMAGEPARTY
Ilustrasi beras. Beras di AS Mengandung Tinggi Arsenik, Ini Bahaya dan Cara Mengurangi Paparannya
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Laporan penelitian yang dilakukan Healthy Babies, Bright Futures menemukan, beras yang dijual di toko berbagai penjuru Amerika Serikat (AS) mengandung kadar arsenik dan kadmium yang sangat tinggi.

Arsenik adalah unsur alami yang ditemukan di tanah, air, dan udara dengan bentuk anorganik yang paling beracun.

Anorganik merupakan istilah kimia yang tidak ada hubungannya dengan metode pertanian.

Temuan penelitian beras mengandung arsenik tinggi itu dipublikasikan pada Kamis (15/5/2025).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paparan arsenik dari beras bagi anak di bawah 2 tahun

Salah satu penulis sekaligus direktur penelitian untuk Healthy Babies, Bright Futures Jane Houlihan mengatakan, satu dari empat sampel beras yang dibeli di toko di seluruh AS terbukti mengandung kadar arsenik melampaui batas yang telah ditetapkan Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS (FDA) untuk sereal beras bayi pada 2021.

"FDA menetapkan batas arsenik anorganik dalam sereal beras bayi sebesar 100 bagian per miliar, dan sejak saat itu kami telah melihat kadar dalam sereal tersebut turun hingga 45 persen," kata Houlihan, dikutip dari CNN.

Meski demikian, penulis memberi catatan bahwa FDA tidak memberi batas kadar arsenik di dalam beras yang dibeli untuk dimasakan dan disajikan kepada keluarga.

"Namun ternyata bagi anak-anak yang masih sangat kecil, usia 0 hingga 2 tahun, beras merupakan sumber arsenik anorganik yang lebih besar daripada sereal beras bayi," kata dia.

Dia mengatakan bahwa rata-rata, untuk semua anak usia 0-2 tahun, beras menyumbang 7,5 persen paparan arsenik.

Angka ini lebih banyak daripada makanan padat lainnya.

Selain arsenik, peneliti juga menemukan logam berat beracun lainnya di dalam 105 merek beras yang diuji. Paparan logam berat beracun tersebut adalah kadmium, timbal, dan merkuri.

Sementara itu, Federasi Beras AS, yang mewakili petani Amerika menegaskan bahwa beras di AS mengandung kadar arsenik yang paling rendah dibandingkan beras lainnya di dunia.

"Meskipun kami tidak setuju bahwa terdapat masalah keamanan kesehatan masyarakat akibat jejak arsenik dalam beras, kami akan terus bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk memastikan pasokan beras AS memenuhi ambang batas yang ditetapkan," kata wakil presiden komunikasi dan pengembangan strategis di USA Rice, Michael Klein.

Dia juga menggarisbawahi bahwa arsenik tidak hanya bersumber dari beras, tetapi juga makanan lainnya di AS, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, dan jus buah.

Lantas, apa bahaya kandungan arsenik di dalam beras?

Baca juga: Beras Merah Ternyata Lebih Tinggi Kandungan Arsenik, Masihkah Aman Dikonsumsi?

Bahaya arsenik dalam beras

Seperti yang sudah disampaikan, arsenik merupakan unsur alami yang ditemukan di tanah, air, dan udara. Meski demikian, arsenik bersifat karsinogen.

Arsenik anorganik lebih beracun bagi manusia daripada bentuk mineral arsenik yang terjadi secara alami. Logam berat ini berdampak buruk bagi kesehatan jika paparan berlebihan.

Badan Perlindungan Lingkungan telah melabeli arsenik anorganik sebagai karsinogen atau zat yang menyebabkan kanker.

Paparan logam berat ini pada masa awal kehidupan atau kehamilan bisa menimbulkan risiko yang berbahaya.

Menurut American Academy of Pediatrics, berikut ini bahaya paparan arsenik yang terlalu tinggi:

  • Memicu keguguran
  • Bayi lahir dalam kondisi meninggal
  • Bayi lahir dalam prematur
  • Mengambangkan gangguan perkembangan saraf.

Selain itu, paparan arsenik dan kadmium dalam tingkat rendah juga dikaitkan dengan bahaya kesehatan yang serius, seperti:

  • Diabetes
  • Keterlambatan perkembangan
  • Toksisitas reproduksi
  • Penyakit jantung.

Pada anak kecil, paparan arsenik dapat berdampak lebih memprihatinkan, yakni menyebabkan penurunan IQ dan munculnya masalah kognitif serta perilaku.

Baca juga: Mana yang Lebih Utama, Bayar Zakat Fitrah dengan Uang atau Beras?

Cara mengurangi paparan arsenik dalam beras

Dikutip dari CBS News, Healthy Babies, Bright Futures memberikan beberapa cara untuk mengurangi paparan arsenik di dalam beras. Berikut di antaranya:

1. Memasak nasi seperti pasta

Penelitian menunjukkan, memasak nasi dalam 6-10 cangkir per 1 cangkir beras dan membuang kelebihan air sebelum dikonsumsi dapat menghilangkan sejumlah besar arsenik.

2. Menggunakan alternatif beras

Pengujian organisasi menemukan alternatif beras, seperti quinoa, barley dan couscous yang mengandung kadar logam berat total yang lebih rendah.

3. Pilih beras dengan tepat

Healthy Babies, Bright Futures menemukan, beberapa jenis beras memiliki beras memiliki kadar logam berat dan unsur yang lebih tinggi dari lainnya.

Oleh sebab itu, peneliti menyarankan untuk memilih calrose, sushi, dan beras putih yang ditanam di California. Atau mengganti dengan beras melati dari Thailand dan beras Basmati dari India.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi