Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Grup Mesum di FB, Dokter Ungkap 6 Bahaya Inses

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash
kIlustrasi Facebook.
|
Editor: Irawan Sapto Adhi

KOMPAS.com - Keberadaan grup mesum di Facebook yang membahas inses belakangan ini menjadi sorotan publik.

Grup itu diketahui memuat konten fantasi dewasa anggota komunitas terhadap keluarga kandung, khususnya kepada anak di bawah umur.

Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemen Komdigi) pun langsung mengambil langkah tegas dengan memblokir enam grup Facebook serupa yang membahas mengenai inses.

“Kemkomdigi dengan sigap menindaklanjuti aduan masyarakat dan sudah memutus akses terhadap enam grup Facebook,” ujar Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kemen Komdigi, Alexander Sabar, dikutip dari Kompas.com, Jumat (16/5/2025).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alexander melanjutkan, konten grup tersebut telah melanggar norma sosial dan hukum yang berlaku di Indonesia.

Lantas, bagaimana penjelasan dokter terkait bahaya inses?

Baca juga: Grup FB Predator Inses: Disfungsi Kelola Platform Digital

Dokter: inses sebabkan kelainan genetik

Medical sexologis dr. Binsar Martin Sinaga, FIAS menegaskan bahwa inses tidak boleh dilakukan karena akan membawa kerugian terutama bagi anak-anak hasil perkawinan sedarah.

"Inses atau perkawinan sedarah atau sekandung akan menaikkan risiko penyakit genetik jika ada anak hasil inses tersebut," terangnya saat dimintai penjelasan Kompas.com, Sabtu (17/5/2025).

Ia menerangkan, penyakit genetik pada anak hasil inses disebabkan oleh keterkaitan atau kemiripan DNA antara sel sperma dan ovum yang bertemu.

Kemiripan DNA itu dapat menimbulkan kelainan genetik atau kromosom pada bayi yang akan dilahirkan.

"Penyakit genetik muncul karena mereka merupakan individu yang punya keterkaitan DNA, atau DNA bisa saja mirip, dan mungkin hampir sama," terang Binsar.

"Jika sperma dan ovum bertemu dalam hubungan seksual inses, maka bisa menimbulkan kelainan genetik atau kromosom yang tidak dapat diobati," lanjutnya.

Baca juga: 7 Fakta dan Dugaan Pemuda Inses dengan Ibunya Selama 11 Tahun, Wali Kota Bukittinggi Dilaporkan ke Polisi

Senada dengan Binsar, Dokter spesialis obgyn di RSIA Anugerah Semarang, Indra Adi Susianto juga mengingatkan bahwa perkawinan sedarah atau inses dapat meningkatkan risiko gangguan kehamilan.

"Pernikahan antara saudara atau consanguineous marriage dapat meningkatkan risiko hasil kehamilan tertentu dan kelainan genetik pada keturunan," kata Indra saat diwawancarai pada Sabtu.

Indra juga menjelaskan adanya risiko terjadi kelainan genetik pada anak hasil inses yang disebabkan oleh peningkatan kemungkinan mutasi gen resesif yang sama oleh pasangan sedarah.

"Pasangan sedarah berbagi lebih banyak gen satu sama lain, sehingga meningkatkan kemungkinan kedua individu membawa mutasi gen resesif yang sama, dan dapat menyebabkan kelainan genetik pada anak," terang dia.

Bahaya inses

Indra menjelaskan bahwa perkawinan sedarah lebih umum terjadi di wilayah dan komunitas tertentu, serta dipengaruhi oleh faktor budaya.

Lebih lanjut, ia menerangkan berbagai kerugian atau bahaya yang bisa terjadi akibat inses, termasuk:

1. Cacat lahir

Indra mengatakan, anak-anak dari pasangan sedarah mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk dilahirkan dengan kelainan kongenital atau cacat lahir.

2. Penyakit resesif autosom

Selain itu, pernikahan sedarah juga dapat meningkatkan kemungkinan keturunan mewarisi gen resesif dari kedua orang tua.

Hal ini dapat menimbulkan risiko yang lebih tinggi untuk terkena penyakit resesif autosom.

3. Peningkatan pemborosan kehamilan

Indra melanjutkan, berdasarkan penelitian, pernikahan sedarah dapat dikaitkan dengan tingkat aborsi spontan dan lahir-mati yang lebih tinggi.

4. Persalinan prematur

Dia menambahkan, beberapa penelitian juga menunjukkan adanya peningkatan risiko persalinan prematur pada kehamilan yang disebabkan pernikahan sedarah.

5. Berat badan lahir rendah

Menurut Indra, perkawinan sedarah juga mungkin untuk meningkatkan risiko kelahiran bayi dengan berat badan lebih rendah dari umumnya.

6. Kematian Bayi Baru Lahir dan Anak

Terakhir, Indra memperingatkan, penelitian telah menunjukkan adanya keterkaitan antara perkawinan sedarah dengan tingkat kematian bayi baru lahir yang lebih tinggi.

Baca juga: Ramai soal Kasus Inses Ayah dan Anak di Banyumas, Ini Bahayanya

Dalam hal ini, ia mengeaskan, bahwa perkawinan sedarah bukan hanya meningkatkan risiko bahaya pada anak hasil inses, melainkan juga ibu selama mengandung dan melahirkan.

Namun, risiko ini juga bukanah jaminan pasti yang akan terjadi. Karena itu, Indra mengingatkan kepada pasangan inses yang tidak terhindarkan untuk dapat melakukan konseling genetik.

"Konseling ini merupakan layanan kesehatan yang dapat menawarkan konseling genetik kepada pasangan sedarah untuk membahas risiko dan opsi potensial untuk skrining dan diagnosis prenatal," terang Indra.

"Konseling genetik dan skrining prenatal dapat membantu pasangan membuat keputusan yang tepat tentang pilihan reproduksi mereka," jelasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Kompas.com
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi