KOMPAS.com - Beberapa wilayah di Indonesia akan memasuki puncak musim kemarau pada Juni 2025.
Puncak musim kemarau adalah periode bulan dengan curah hujan terendah untuk tiga dasarian (tanggal 1 sampai 30 atau 31) secara berturut-turut.
Dilansir dari laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak musim kemarau mulai bulan depan bakal terjadi di 222 zona musim (ZOM) atau sekitar 31,8 persen wilayah.
Dibandingkan dengan normalnya (rata-rata klimatologis), puncak musim kemarau 2025 di Indonesia didominasi kondisi sama dan maju.
Baca juga: 10 Wilayah Jawa Tengah dan DIY yang Masuk Awal Musim Kemarau Akhir Mei 2025, Mana Saja?
Sebanyak 359 ZOM (51 persen) diprediksi mengalami puncak musim kemarau yang sama dengan kondisi normalnya.
Wilayah tersebut mencakup Sumatera bagian utara, Jawa bagian tengah hingga timur, sebagian besar Kalimantan, Sulawesi bagian tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan sebagian Papua bagian tengah.
Kemudian, sebanyak 242 ZOM (35 persen) diprediksi mengalami puncak musim kemarau maju atau lebih awal dari biasanya.
Wilayah yang puncak musim kemaraunya maju meliputi bagian tengah hingga timur Sumatera, Jawa bagian barat, Kalimantan Barat bagian utara, sebagian besar Sulawesi, Maluku Utara serta Jayapura, dan Merauke.
Lalu, wilayah mana saja yang akan memasuki puncak musim kemarau pada Juni 2025?
Baca juga: Apakah Musim Kemarau 2025 Lebih Kering atau Basah? Ini Penjelasan BMKG
Daftar wilayah yang masuk puncak musim kemarau Juni 2025
Berdasarkan prakiraan BMKG, wilayah Indonesia yang akan memasuki puncak musim kemarau pada Juni 2025 mencakup:
- Sumatera
- Jawa bagian barat
- Kalimantan bagian utara
- Sebagian kecil Sulawesi
- Papua bagian tengah
- Papua bagian timur.
Wilayah yang sudah disebutkan juga diprediksi mengalami puncak musim kemarau hingga Juli 2025.
Sementara itu, wilayah yang akan memasuki puncak musim kemarau pada Agustus 2025 meliputi:
- Jawa bagian tengah hingga timur
- Sebagian besar Kalimantan
- Sebagian besar Sulawesi
- Bali dan Nusa Tenggara
- Sebagian Maluku
- Maluku Utara
- Sebagian Pulau Papua.
Baca juga: Mei Sudah Awal Kemarau, Kenapa Malam Hari Masih Hujan? Ini Penjelasan BMKG
Durasi musim kemarau 2025
Selain puncak musim kemarau, BMKG juga memprediksi bahwa durasi musim kemarau 2025 di Indonesia bervariasi di setiap wilayah.
Sebagian besar ZOM di Sumatera diperkirakan mengalami musim kemarau dengan durasi antara 3 hingga 12 dasarian.
Hal tersebut terjadi karena Sumatera mengalami dua kali musim kemarau dalam setahun sehingga setiap periode musim kemaraunya lebih pendek dibandingkan dengan daerah lainnya.
Sementara itu, musim kemarau di Pulau Jawa akan berlangsung selama 10 hingga 21 dasarian.
Kemudian, durasi musim kemarau di Kalimantan bakal berjalan selama 3-15 dasarian, Sulawesi 3-24 dasarian, Bali, NTB, dan NTB 13-24 dasarian, sebagian besar Maluku 3-0 dasarian, dan Papua 3-12 dasarian.
Baca juga: Ramai soal Pulau Jawa Terasa Panas dan Pengap Tanpa Awan, Berikut Penjelasan BMKG
Selain itu, BMKG turut memperkirakan, sebagian besar wilayah Indonesia, sebanyak 298 ZOM (43 persen), mengalami musim kemarau lebih pendek dari biasanya.
Fenomena tersebut bakal terjadi di sebagian besar Sumatera, Jawa, Kalimantan bagian selatan, Sulawesi, Bali, NTB, NTT, Maluku Utara, dan sebagian kecil wilayah Papua.
Sebaliknya, terdapat 181 ZOM (26 persen) diprediksi mengalami musim kemarau lebih panjang.
Wilayah yang diprediksi mengalami puncak musim kemarau lebih panjang meliputi sebagian Sumatera dan Kalimantan.
BMKG juga memprediksi, 103 ZOM (15 persen) mengalami musim kemarau yang sama dengan normalnya.
Durasi musim kemarau sama dengan normalnya akan terjadi di Kalimantan bagian utara, sebagian Sulawesi, Maluku, Papua Barat, dan Jayawijaya Papua.
Baca juga: Suhu Indonesia Capai 37,2 Derajat Celsius Saat Kemarau 2025, Ini Penjelasan BMKG
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.