Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sulaiman Al-Rajhi, Miliarder yang Donasikan Seluruh Hartanya hingga Jadi Miskin

Baca di App
Lihat Foto
Sheikh Sulaiman bin Abdulaziz Al Rajhi
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Sulaiman Al-Rajhi, seorang miliarder kaya raya asal Arab Saudi sekaligus filantropis ternama di dunia pernah membuat keputusan mengejutkan, yakni mendonasikan hampir seluruh kekayaannya hingga jatuh miskin.

Dilansir dari Arab News, Kamis (27/9/2012), Sulaiman Al-Rajhi dikenal sebagai pendiri Bank Al-Rajhi, bank Islam terbesar di dunia sekaligus salah satu perusahaan terbesar di Arab Saudi.

Pada tahun 2011, majalah Forbes menobatkannya sebagai orang terkaya ke-120 di dunia, dengan total kekayaan yang diperkirakan mencapai 7,7 miliar dolar AS, atau setara dengan sekitar Rp 126 triliun (kurs per Rabu, 21/5/2025).

Menurut data terbaru Forbes tahun 2025, namanya berada di posisi ke-1.462 dalam daftar orang terkaya dunia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, bagaimana Sulaiman Al-Rajhi mendonasikan kekayaannya hingga membuatnya jatuh miskin?

Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Baca juga: Peringkat Orang Terkaya di Indonesia Akhir Januari 2025 Versi Forbes, Siapa Nomor 1?


Pilih jadi miskin dan tak memiliki harta apapun

Dikutip dari Arab News, Al-Rajhi membenarkan bahwa setelah mendonasikan hampir seluruh hartanya, ia tidak lagi memiliki harta apapun.

“Ya, sekarang yang saya punya hanya pakaian,” jawab Sulaiman, dikutip dari Arab News.

Atas kemauannya sendiri, Al-Rajhi memilih untuk menjadi orang miskin. Ia sudah tidak lagi memiliki uang tunai, real estate, ataupun saham.

Dikutip dari Arab News, Al-Rajhi mengatakan bahwa ia menghabiskan kekayaannya dengan dua cara.

Pertama, dengan membagikan sebagian besar warisannya kepada anak-anaknya. Kedua, membagikan sebagian hartanya yang lain untuk wakaf.

Donasi harta Al-Rajhi tersebut bahkan dianggap sebagai wakaf terbesar dalam sejarah dunia Islam.

Dikutip dari Al-Jazeera, Jumat (15/5/2011), pada tahun 2011, Al-Rajhi mengumumkan bahwa ia akan menyumbangkan kekayaannya sebesar 6 miliar dollar AS untuk amal atau setara dengan Rp 98,2 triliun (kurs per Rabu, 21/5/2025).

Sementara itu, dikutip dari World Economic Forum, Rabu (21/10/2015), Al-Rajhi telah berdonasi dalam jangka waktu seumur hidup sebesar 5,7 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 93,3 Triliun per Rabu (21/5/2025).

Baca juga: 25 Orang Terkaya di Indonesia 2024 Versi Forbes, Prajogo Pangestu Turun Takhta

Sumber kekayaan Al-Rajhi

Al-Rajhi merupakan pendiri Bank Al-Rajhi yang didirikannya pada tahun 1957 bersama dengan ayahnya, Sulaiman, dan pamannya, Mohammed, Abdullah, dan Saleh.

Sumber kekayaannya berasal dari Bank yang didirikannya yakni Bank Al-Rajhi.

Bank tersebut diklaim sebagai bank islam terbesar di dunia serta salah satu perusahaan terbesar di Arab Saudi.

Bank tersebut memberikan kekayaan bersih hingga mencapai 10 digit serta memiliki aset senilai 260 miliar dollar AS dan melayani lebih dari 16,5 juta nasabah.

Selain Bank Al-Rajhi, ia juga menjabat sebagai ketua di beberapa perusahaan keluarga seperti Al-Rajhi Capital dan Al-Rajhi Holding Group.

Dikutip dari Arab News, Al-Rajhi sukses di hampir semua bisnis yang digelutinya.

Selain mendirikan bank Islam terbesar di dunia, ia juga mendirikan peternakan unggas terbesar di Timur Tengah.

Dalam sebuah wawancara dengan Muhammad Al-Harbi, pada suatu kesempatan, Al-Rajhi berbicara tentang bagaimana ia berhasil meyakinkan kepala bank sentral terkemuka di dunia, termasuk Bank of England, bahwa penggunaan bunga bank dilarang dalam Islam maupun Kristen.

Baca juga: [POPULER TREN] Daftar Penyakit yang Diredakan dengan Daun Katuk | Orang Terkaya Indonesia Versi Forbes November 2024

Ia juga meyakinkan bahwa perbankan Islam adalah solusi yang paling efektif untuk mengaktifkan pembiayaan Islam di dunia dan menjadikannya pendorong nyata bagi ekonomi global.

Selain bank, ia juga menggerakkan eksperimen pertanian organik dan berhasil meluncurkan sejumlah proyek pertanian, termasuk peternakan udang Al-Laith.

Al-Rajhi juga mendirikan proyek real estate dan investasi lainnya.

Ia juga mendirikan Yayasan Amal Sulaiman Bin Abdul Aziz Al Rajhi yang berfokus dalam mendukung organisasi nirlaba yang dirancang untuk membantu sektor pendidikan, kesehatan, sosial, dan keagamaan.

Sebagai bentuk pengakuan atas kinerja, peran, dan kontribusinya terhadap upaya kemanusiaan, pada tahun 2012, Al-Rajhi menerima Penghargaan Internasional Raja Faisal dari Kerajaan Arab Saudi.

Baca juga: Harta Orang Terkaya di Indonesia Lebih Tinggi daripada Konglomerat di Korea Selatan, Kok Bisa?

Al-Rajhi percaya bahwa hartanya adalah milik Allah

Ketika ditanya alasannya untuk menyumbangkan seluruh hartanya, Ia berkata bahwa semua harta adalah milik Allah.

"Semua harta adalah milik Allah dan kita hanyalah orang-orang yang dipercayakan (oleh Allah) untuk mengurusnya," ujar Al-Rajhi.

Al-Rajhi mengatakan bahwa ia juga ingin agar harta kekayaannya tidak menjadi halangannya pada saat masa pengadilan, dan juga menghindari adanya permasalahan dalam pembagian warisan.

Selain itu, ia juga berprinsip bahwa wakaf dapat bermanfaat baginya di kehidupan setelah kematian.

"Saya juga lebih suka anak-anak saya bekerja untuk mengembangkan kekayaan yang mereka warisi setelah kematian saya daripada saya terus bekerja untuk menambah harta kekayaan itu," jelas Al-Rajhi.

Baca juga: Daftar Orang Terkaya di Indonesia Awal Januari 2025 Versi Forbes, Siapa Nomor 1?

Tidak takut miskin

Dikutip dari Arab News, Al-Rajhi membangun kekayaannya dari nol dengan mengandalkan keberanian dan tekad.

“Bagi saya, situasi tidak adanya harta bukanlah hal yang aneh. Kondisi keuangan saya pernah mencapai titik nol dua kali dalam hidup, dan karena itu saya memiliki perasaan dan pemahaman (tentang kemiskinan) dengan baik,” ujar Al-Rajhi.

Al-Rajhi menambahkan bahwa perasaan tersebut juga disertai dengan kebahagiaan, rileks, dan ketenangan pikiran. Fase nol dalam hidupnya kali ini murni karena keputusan dan pilihannya sendiri.

Al-Rajhi merupakan seorang yang aktif dan pekerja keras, bahkan walau usianya sudah lebih dari 80 tahun.

Ia memiliki kebiasaan memulai pekerjaannya setiap hari setelah salat subuh, dan aktif bekerja hingga waktu Isya sebelum akhirnya tidur lebih awal.

Selain itu, ia selalu membawa buku saku harian yang berisi program dan kegiatan hariannya, ia juga terbiasa mematuhi jadwal yang telah dipersiapkan jauh-jauh hari.

Baca juga: 10 Mata Uang Kripto Paling Mahal di Dunia 2024 versi Forbes

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi