KOMPAS.com - Sebuah serangan bom bunuh diri mengguncang kota Khudzar, provinsi Balochistan, Pakistan pada Rabu (21/5/2025).
Seorang pelaku meledakkan dirinya di dekat bus sekolah militer yang membawa puluhan anak-anak.
Lima orang dilaporkan tewas dalam insiden ini, yakni tiga anak dan dua orang dewasa. Sementara itu, puluhan lainnya terluka.
Kejadian ini terjadi di tengah gencatan senjata antara India dan Pakistan yang memicu tuduhan serius. Pakistan yang menuding adanya keterlibatan "proksi teroris India" dalam serangan ini.
Namun, India dengan tegas membantah tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai upaya pengalihan isu oleh Pakistan.
Baca juga: Hari Ini 5 Tahun Lalu, Pilot Pakistan Airlines 8303 Asyik Ngobrol, Sisakan 2 Orang Selamat
Ledakan terjadi di bus sekolah militer
Ledakan terjadi saat sebuah bus tersebut tengah melaju di wilayah Khuzdar, Balochistan, Pakistan.
Bus itu mengangkut sekitar 40 siswa dari Army Public School (APS), salah satu sekolah yang dikelola oleh tenetara
"Ledakan itu menargetkan sebuah bus sekolah yang membawa sejumlah besar anak-anak pejabat militer," ujar Yasir Dashti, seorang pejabat senior pemerintah provinsi Balochistan dikutip dari Reuters, Kamis (22/5/2025).
Tiga anak dan dua orang dewasa dilaporkan tewas dalam insiden tersebut dan sedikitnya 38 orang lainnya luka-luka.
Seorang pejabat kepolisian Khuzdar, Kaleem Ullah, membenarkan bahwa bus yang diserang merupakan bagian dari jaringan sekolah milik militer Pakistan.
Hingga kini, belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Baca juga: Air Jadi Senjata, India Pakai Sungai Indus untuk Tekan Pakistan?
Pihak Pakistan menuduh India
Dikutip dari berbagai sumber, militer dan pemerintahan Pakistan merespons cepat tragedi ini, mereka mencurigai dan menuduh India sebagai dalang dari peristiwa tersebut.
"Perencana, pendukung, dan pelaku serangan pengecut yang disponsori India ini akan diburu dan dibawa ke pengadilan," tegas juru bicara militer Pakistan.
Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, turut menyampaikan kecaman keras terhadap serangan tersebut dan mengulangi tuduhan bahwa India berada di baliknya.
India membantah terlibat
India membalas tuduhan tersebut dengan membantah dan menyatakan simpati atas tragedi yang terjadi.
Dalam pernyataan resminya, Kementerian Luar Negeri India menyampaikan belasungkawa atas kehilangan nyawa dalam insiden tersebut.
"Kami menyampaikan duka cita atas jatuhnya korban jiwa dalam insiden seperti ini," tulis Kementerian Luar Negeri India dalam pernyataan resminya, dikutip dari CNN pada Rabu (21/5/2025)
Namun pernyataan tersebut juga menyiratkan kritik tajam. Kementerian luar negeri India mengecam Pakistan yang seolah ingin menutupi kegagalan keamanannya dengan menyalahkan India.
Baca juga: Jadi Rebutan India dan Pakistan, Ternyata Sebagian Wilayah Kashmir Milik China
"Demi mengalihkan perhatian dari reputasinya sebagai pusat terorisme global dan untuk menutupi kegagalannya sendiri, sudah menjadi kebiasaan bagi Pakistan untuk menyalahkan India atas semua masalah internalnya," tulis Kementerian Luar Negeri India, dikutip dari CNN, Rabu (21/5/2025).
Konflik diplomatik India-Pakista kembali memanas
Konflik diplomatik kembali memanas setelah kejadian ini. Kedua negara saling mengusir diplomat dari ibu kota masing-masing.
Seorang pejabat Komisi Tinggi Pakistan diusir dari India karena dianggap terlibat dalam aktivitas yang tidak sesuai dengan status resminya.
Sebagai balasan, Pakistan juga menyatakan seorang pejabat India di Kota Islamabad sebagai "pesona non grata".
Dalam bahasa diplomatik, istilah ini biasa ditujukan kepada seorang diplomat yang dianggap tidak diinginkan oleh negara tuan rumah.
Serangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah kedua negara mencapai kesepakatan gencatan senjata pada Sabtu (10/5/2025) lantas menyusul konflik bersenjata terburuk mereka dalam beberapa dekade terakhir. Kesepakatan itu kini berada dalam ancaman serius.
Baca juga: Gencatan Senjata India dan Pakistan, Ada Campur Tangan Presiden AS Donald Trump?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.