Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Konsumsi Obat Hipertensi Jangka Panjang Bisa Merusak Ginjal? Ini Kata Dokter

Baca di App
Lihat Foto
iStockphoto/Ivan-balvan
Efek konsumsi obat tekanan darah tinggi pada ginjal.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Hipertensi adalah kondisi medis ketika tekanan darah dalam arteri secara konsisten berada di atas batas normal, yaitu ≥140/90 mmHg.

Penyakit ini sering disebut sebagai "pembunuh senyap" atau "the silent killer" lantaran sering kali tidak menimbulkan gejala yang jelas pada tahap awal.

Namun seiring waktu, tekanan darah tinggi yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi serius bagi kesehatan, seperti serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal.

Untuk itu, penderita hipertensi membutuhkan perawatan yang sesuai dengan kondisinya, salah satunya dengan mengonsumsi obat secara rutin.

Pada umumnya, obat hipertensi harus dikonsumsi seumur hidup yang bertujuan untuk menjaga tekanan darah agar tetap terkendali dan mencegah komplikasi serius.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, bagaimana efek obat hipertensi pada ginjal jika dikonsumsi secara terus-menerus seumur hidup?

Baca juga: Apakah Penderita Hipertensi Perlu Minum Obat Seumur Hidup? Ini Kata Dokter


Efek konsumsi obat tekanan darah tinggi pada ginjal

Dokter spesialis penyakit dalam di RS Saiful Anwar Malang, Dr. dr. Syifa Mustika, SpPD-KGEH mengatakan, konsumsi obat hipertensi jangka panjang tidak menyebabkan kerusakan pada ginjal.

Justru sebaliknya, hipertensi yang tidak terkontrol bisa merusak ginjal secara perlahan.

Pasalnya, tekanan darah tinggi yang berlangsung lama dan tidak terkendali membuat ginjal tidak mampu menyaring zat-zat sisa dan natrium secara efektif. 

Hal ini menyebabkan zat-zat dalam darah yang seharusnya dibuang jadi menumpuk.

Selain itu, tekanan darah tinggi yang konsisten dapat menyebabkan arteri di ginjal jadi menyempit, melemah, bahkan mengeras. Kondisi ini bisa memicu aliran oksigen dan nutrisi ke jaringan ginjal menjadi terhambat.

Seiring waktu, kerusakan ini dapat menyebabkan hilangnya kemampuan ginjal untuk berfungsi dengan baik, contohnya seperti munculnya protein dalam urine (proteinuria).

"Jadi intinya, obat hipertensi perlu dikonsumsi jangka panjang, bahkan seumur hidup bila tekanan darah tidak bisa dikontrol tanpa obat," ujar Syifa kepada Kompas.com, Jumat (23/5/2025).

Baca juga: 5 Olahraga yang Sebaiknya Dihindari Penderita Hipertensi, Apa Saja?

Selain itu, kata Syifa, beberapa obat antihipertensi seperti ACE inhibitor (misalnya captopril, lisinopril) atau ARB (losartan, valsartan) memang bisa menyebabkan kenaikan kreatinin sementara.

Kreatinin adalah zat limbah yang diproduksi oleh otot selama aktivitas fisik, dan diatur oleh ginjal dalam darah. Kadar kreatinin yang tinggi dapat menjadi indikasi gangguan ginjal.

Akan tetapi, efek obat-obatan tersebut dalam jangka panjang justru melindungi ginjal, terutama pada pasien dengan diabetes atau penyakit ginjal kronik awal.

"Beberapa obat antihipertensi seperti ACE inhibitor bisa menyebabkan kenaikan kreatinin sementara, tapi dalam jangka panjang justru melindungi ginjal," kata Syifa.

"Obat ini tidak merusak ginjal jika digunakan sesuai anjuran dokter, justru dapat mencegah kerusakan ginjal akibat tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol," sambungnya.

Namun, terlepas dari itu semua, dia menegaskan bahwa pemantauan fungsi ginjal secara berkala tetap penting untuk semua pasien hipertensi.

Selain konsumsi obat-obatan, perubahan gaya hidup sehat seperti penurunan berat badan, olahraga teratur, diet rendah garam, manajemen stres, dan berhenti merokok bisa membantu seseorang dalam menurunkan tekanan darah tinggi.

Baca juga: Tekanan Darah Tinggi 180/120 MmHg, Apa Bahayanya? Ini Penjelasan Dokter…

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi